Terjemahan bahasa Indonesia dari kumpulan bab ekstra Husky and His White Cat Shizun
Pengarang: Meatbun Doesn't Eat Meat
Penerjemah (English to Indonesia): ksatriabajaringan
Buku ini hanya berisi bab-bab ekstra dari novel Husky and His White Cat Shiz...
English translator: @ineluctablem on Twitter; danteriordan on Tumblr.
Xue Meng menunggu sangat lama sampai kesabarannya nyaris habis. Ketika merasa sudah tidak tahan, terdengar suara pelayan dari luar ruangan, "Untuk Ruang Angin, silahkan ke sini."
Setelah penantian panjang, akhirnya wanita itu datang.
Xue Meng menggelengkan kepala—berharap bisa menyingkirkan rasa gugup dan khawatirnya—kemudian buru-buru menegakkan punggung. Belajar dari sang ayah, dia berusaha bersikap tenang, dan melirik pintu.
Dia hanya mendengar bunyi langkah-langkah tenang, tidak terburu-buru, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat, dan perlahan-lahan semakin dekat. Bayangan seseorang tampak di tirai bambu.
Xue Meng melihat pipa perak sejernih air dengan pegangan berukir naga muncul dari balik tirai bambu. Terdapat kantung sutra warna biru yang dibordir bunga poliantus di pipanya. Pegangan pipa itu ramping dan terkesan elegan. Pergelangan tangan yang memegangnya juga terlihat sangat anggun, di punggung tangannya, di antara ibu jari dan telunjuk ada tahi lalat kecil bewarna cinnabar.
(Pipa yang dimaksud di sini adalah pipa rokok, penampakkannya kira-kira seperti ini...)
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Entah kenapa Xue Meng merasa familier. Sepertinya dia pernah melihat tangan itu di suatu tempat, tapi tidak bisa mengingatnya dan hanya gambar-gambar buram yang muncul di pikirannya.
Orang itu memasuki ruangan saat Xue Meng masih sibuk mengingat-ingat.
Gulungan Cari Jodoh sudah menuliskan cara kerja mantra selubung. Ketika mantra selubung diterapkan, mantra akan menyebarkan ilusi ke sekeliling tubuh penggunanya. Ketika dia bertemu pasangan kencannya, wujud mereka sudah tercampur penampilan asli dan penampilan kesukaan masing-masing, serta imajinasi mereka terhadap satu sama lain.
Penampilan asli Ruo Ying tentu tidak seperti ini. Karena Xue Meng sudah membayangkan penampilan wanita itu, maka wajah Ruo Ying akan tampak seperti yang ada di dalam pikiran Xue Meng. Walau masih terdapat jejak-jejak penampilan asli, hanya saja terlihat samar.
Xue Meng berpikir wujud Ruo Ying seharusnya seperti ibunya, maka orang yang keluar dari balik tirai bambu sungguh terlihat menyerupai ibunya, Nyonya Wang.
Kulitnya sangat terang, secara keseluruhan wajahnya terkesan bermartabat sekaligus lembut, dan raut di antara alisnya yang tersulam rapi menyiratkan kondisinya yang sepertinya sedang agak kurang sehat.
Xue Meng sangat terkejut seolah-olah batu besar telah menghantamnya. Tidak heran dia tidak bisa bergerak, semua orang yang melihat orang lain berpenampilan mirip ibu mereka yang sudah meninggal, pasti merasa tidak menyangka. Meski Xue Meng tahu penampilan Ruo Ying sekarang palsu, perasaannya tetap campur aduk dan punggungnya agak goyah.
