11

9.6K 447 9
                                    

Semuanya berjalan seperti biasa. Arkana tidak memunculkan dirinya dan itu terasa aneh bagi Gana. Jarinya mengetuk meja dan menunggu kedatangan Agi.

" Lo mau balik lagi gak?" Tanya Agi begitu dia duduk.

" Nafas dulu Gi, main bacot aja."

Agi menyeruput matcha milik Gana dan meminumnya sampai setengah." Jadi, si Om nawarin gue ke lo buat masuk ke agensinya." Kata Agi.

" Gue mau." Jawaban Gana membuat Agi bersorak senang.

" Akhirnya...sumber uang gue balik lagi!"

Gana mendengus." Jadi, persahabatan kita hanya dasar uang aja?"

Agi mengangguk." Iyalah. Lo tuh berguna tahu, kalau berteman itu jangan lo nya aja yang dimanfaatin kali-kali gitu diri lo sendiri manfaatin temen lo. Kalau jadi orang enggak boleh naif."

Gana hanya memutar matanya malas. Kemudian tatapannya jatuh pada sosok Arkana dan Kiara yang tengah berjalan mesra menuju meja kasir. Matanya hanya terus menatap lamat pada kedua manusia iblis itu. Hatinya terasa kebas ketika melihat bagaimana Kiara dengan mesranya mencium pipi lelaki itu.

" Gue kurang apa, Gi?"

" Apa?"

" Lupain." Kemudian Gana beranjak karena air matanya sudah tidak tahan lagi untuk luruh.

Mengapa ia pernah mencintai lelaki brengsek itu? Kenapa disaat ia akan melepaskannya, Arkana kembali lagi dan membuat hidupnya berantakan.

Menghancurkan hidupnya yang tenang dan menghancurkan hatinya yang memang sudah tidak berbentuk dari dulu.

" Gue berusaha menjadi baik buat lo, Ka. Kenapa lo sia-siakan gue?!" Gana berteriak kemudian menelungkupkan kepalanya pada setir dan menangis keras.

Ia membenci perempuan jalang itu. Gana tidak ingin munafik bahwa tangannya gatal ingin mencekik wanita itu sampai mati. Gana benci ketika Kiara bisa dengan bahagia mendapatkan kebahagiaannya meskipun itu hasil curian.

Saat Gana menginjakkan kakinya di depan rumah yang dulu ia tinggali dengan Arkana. Dirinya dikejutkan dengan Arkana yang sudah berada di ambang pintu dengan wajah datarnya.

" Kenapa kamu disini?" Tanya Gana dengan gugup karena ia tidak bisa berpikir jernih ketika berhadapan dengan mantan suaminya.

" Ini rumah kita. Jadi, siapa yang melarang aku untuk kesini?" Mata lelaki itu menatap tajam padanya.

" Bukan lagi, itu rumah kamu. Kalau begitu aku pergi."

" Kalau kamu berani melangkah, aku gak menjamin kalau kepala kamu akan meledak tepat di depanku detik ini."

Mata Gana membulat terkejut. Langkahnya terhenti dan berbalik menatap Arkana dengan gelisah." Apa maksud kamu brengsek?!"

Suara tawa keras Arkana membuat tubuh Gana bergetar.

" Di lantai dua aku menaruh seseorang untuk menembak kepalamu, sayang."

Lelaki ini memang sudah gila. Gana menjerit frustasi dalam hatinya. Menyesali kedatangannya kesini.

" Jadi, apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkan kepalaku?" Tanya Gana dengan berusaha terdengar tegar. Karena percayalah ketika ia mendengar kepalanya akan ditembak. Tubuhnya sudah lemas seperti agar.

" Kemarilah!"

Gana melangkah dengan was-was. Kemudian lengan panjang Arkana meraih pinggangnya dan mengangkat tubuhnya membuat kepala Gana terbalik. Arkana menggendong dirinya layaknya karung.

Plak!

Arkana memukul pantatnya dan itu sungguh perih.

" Jangan pukul bokongku, sialan." Desis Gana.

Arkana tertawa puas." Terus kalau bukan bokongmu aku harus memukul apa? Payudaramu?" Perkataan frontal Arkana membuat Gana ingin sekali muntah.

" Aku pusing, Ka. Bisakah kamu turunkan aku." Pinta Gana yang memang merasa pusing.

Dengan berbaik hati Arkana menurunkan wanitanya. Gana yang merasa pusingnya sudah hilang, menatap sekeliling dan matanya membalalak ketika semua dinding rumah ini penuh akan fotonya.

" Ka." Lirih Gana takut.

Sedangkan tatapan Arkana begitu kosong membuat Gana tidak bisa mengetahui apa yang dipikirkan mantan suaminya itu.

" Kamu gila, Ka!" Jerit Gana tiba-tiba yang membuat senyum tipis tersungging di wajah rupawan Arkana.

" Kenapa kalau aku gila?" Tanya lelaki itu kembali.

" Karena kamu menakuti aku." Jawab Gana dengan tatapan memohon ingin dilepaskan. Ia ingin muntah ketika fotonya dipajang dalam bingkai besar dan beberapa ada bercak darah dalam bingkainya.

Gana tidak tahu apa yang direncanakan Arkana. Tetapi itu membuatnya takut.

" Kamu takut?" Tiba-tiba Arkana tertawa.

" Itu tujuan aku, supaya kamu takut padaku." Bisik lelaki itu pada telinganya.

Gana terpaku sambil menatap pada bingkai foto pernikahan mereka yang masih terpajang apik dengan lilin dibawahnya.

" Kenapa bukan Kiara?"

Tangan Arkana mencengkram bahu Gana kuat membuat Gana meringis sakit." Jangan sebut orang lain diantara kita berdua." Desis Arkana.

Gana terkekeh sinis." Orang lain?" Kemudian gelak tawa gadis itu membuatnya sadar bahwa ia sama gilanya dengan mantan suaminya.

" Bukankah kalian pasangan kekasih yang saling mengagungkan cinta suci kalian?" Gana kembali tertawa. Menertawakan betapa cemburunya ia ketika mereka berdua berkencan layaknya sepasang kekasih yang saling begitu memuja.

Arkana hanya diam. Ia bisa melihat tatapan terluka pada wanitanya. Jari lelaki itu terulur pada wajah Gana. Menghapus air mata yang sudah luruh.

" Kamu mematahkan hati aku, Ka. Dan apa maksud kamu dengan begitu mengejar aku setelah kita berpisah? Dan membuat diri kamu seolah-olah terobsesi padaku? Apa alasannya, brengsek!"

Plak

Gana menampar keras lelaki itu. Arkana yang merasa kebas pada pipinya tidak bergerak barang sedikitpun. Matanya masih menatap lekat pada wanitanya. Arkana merasa pantas mendapatkan tamparan ini.

" Karena aku terlambat menyadari perasaanku." Suara Arkana yang lirih membuat Gana semakin marah.

" Kamu mencintai aku?" Gana berdecih. " dan berharap aku percaya? Aku tidak sudi menerima cinta kamu, Ka. Aku tidak sudi ketika menerima cinta dari orang yang bahkan sudah mempunyai kekasih."

" Aku akan putus dengannya." Kata lelaki itu dengan frustasi. Arkana tidak akan membiarkan Gana lari lagi darinya. Meski ini tidak adil, tapi ini cara terbaik untuk Arkana mendapatkan kembali wanitanya.

" Kamu putus dengan kekasihmu dan jika kamu tidak lupa aku akan menikah sebentar lagi."

Ucapan Gana membuat suasana menjadi hening. Arkana menjadi dingin dan langkah lelaki itu pun bergema keras yang membuat jantung Gana terasa akan jatuh.

" Kamu akan menikah?" Arkana mencengkram dagu Gana dengan kuat. Menatap tajam pada Gana.

" Menikahlah dan kita lihat apa yang akan aku lakukan." Kemudian dengan kasar menghempaskan dagu Gana yang membuat lengan gadis itu mengepal.

" Hancurkan saja, Ka. Hancurkan semuanya. Karena aku sudah hancur saat kamu mempermainkan aku. Dan kamu tiba-tiba kembali dengan membual kata cinta dan mengancam aku untuk tidak bahagia? Hancurkan saja. Hancurkan saja seperti hatiku, Ka. Aku tidak peduli lagi yang penting aku bisa jauh dari kamu. Selamanya."

Kemudian ciuman keras membenturnya. Arkana memangutnya kasar, menggigit bibirnya dan Gana sadar lelaki itu menangis.

Tbc.[Vote & komen, jangan lupa]

see you soon.

EX HUSBAND Scandal [ON GOING]Where stories live. Discover now