"tenang aja aku selalu membawa perlengkapan aku kemanapun dan sekarang ikut aku mengambil barangku dan juga ini sudah waktunya jam pulangku. semangat ya lemburnya." ucap Nancy menyemangati Irene.

"thankyou Nancy. Setelah gajian aku traktir kita senang senang di tempat biasa." ucap Irene dengan wink khasnya.

"Siap laksanakan komandan." ucap Nancy layaknya seorang TNI yang memberi hormat.

Manager Housekeeping menghampiri keduanya.

"Maaf saya membutuhkan bantuan kalian berdua sekarang untuk menyiapkan beberapa minuman untuk ruang rapat khusus dan hanya sebentar dan juga Ella karena kamu sudah tahu peraturan setiap pak boss ada disini diharuskan menginap besok pagi tolong bersihkan bagian outdoor kamar pak boss terutama kolam renang karena biasanya beliau akan menikmati waktu santai pagi sejenak dan ia tak menyukai kolam yang kotor apalagi hujan yang lebat ini pastinya banyak daun daun yang akan jatuh ke atas kolam." ucap sang manager panjang lebar.

"Baik pak." ucap mereka berdua serempak karena mereka tidak mau mendengar ocehan panjang lebar manager yang terkadang isinya tidak jelas sama sekali.

Nancy dan Irene segera menyiapkan beberapa barang untuk meeting VIP kali ini.

"Huftt ngak jadi pulang gue." kesal Nancy dengan bibir yang sudah maju 2 cm itu.

Irene hanya terkekeh melihat kelakuan Nancy bisa dibilang Nancy adalah satu satunya keluarga, teman dan orang terdekatnya selama ia tinggal di Bali.

Sedangkan diruangan rapat yang saat ini sedang pembahasan yang cukup berat terkait design yang tidak bisa di ajukan karena ada pihak yang mengklaim model design tersebut terpaksa mereka harus mengubah seluruh design yang harusnya akan dikerjakan.

Yuta sebagai kepala team arsitek dan design menjelaskan dengan seksama kepada Sean tetapi saat ini pikiran Sean benar benar tidak bisa fokus sama sekali.

"Tidak mungkin dia muncul disini dan kenapa dia ada disini."

"Apa aku salah dengar."

"aku membencinya bahkan luka itu belum menghilang dan juga rasa pengkhiantan itu masih membekas."

Kedua tangan Sean meremas kuat hingga buku buku tangannya memutih diatas meja membuat seluruh orang diruangan tersebut menelan ludah takut sang CEO akan meledak.

Johnny yang tahu situasinya segera menanyakan kelanjutan rapat hari ini.

"Maaf Sir bagaimana tanggapan anda?" 

"Lanjutkan rapatnya dan kita bahas satu persatu." ucap Sean mulai kembali fokus dengan pekerjaannya.

Sedangkan Irene dan Nancy sudah tiba didepan ruang rapat VIP tersebut ketika Irene mau membuka pintu besar tersebut Nancy menahannya.

"Kamu tunggu disini biarkan aku yang masuk saja dan juga hari ini kamu lemburkan jadi tinggallah kembali ke gedung belakang." ucap Nancy menghentikan Irene.

"Baiklah kalau begitu aku ambil perlengkapanmu ya. Sampai ketemu besok." ucap Irene meninggalkan Nancy sendiri disana.

"Bye." ucap Nancy melambaikan tangannya.

Irene sedikit lega karena ia memang harus membersihkan dirinya dan juga ia harus segera mengambil dry cleaning beberapa setel baju milik sang CEO.

Keesokan paginya Irene bangun sangat subuh ia berpikir akan melewati pintu belakang dari Villa tersebut dan memang semalam ketika ia mleihat sejenak kearah kolam air berubah menjadi keruh dan untungnya ia tahu cara menggunakan filter air.

Irene menyiapkan dirinya tak lupa ia mencepol naik rambutnya dengan rapi dan segera membawa golf cart ke arah Villa pribadi milik sang CEO menurut info yang ia dapat dari frontdesk semalam sang CEO tak kembali kekamarnya melainkan menuju ke tempat lain dan menurut perkiraan Irene pastinya sang CEO tidak da diruangannya.

Irene sangat berharap agar tidak dipertemukan terlebih dahulu dengan CEO temperamental tersebut.

Karena tujuannya hanya untuk membersihkan bagian kolam maka ia melewati pintu belakang dan ketika ia berada di pinggir kolam ia melihat air yang masih bagus sehingga ia tidak berniat untuk mengganti air tersebut dan dengan lampu masih sedikit remang di jam 5.30 pagi waktu bali ia berusaha mengambil beberapa daun dan bunga yang jatuh menggunakan jala ditangnya.

sejujurnya ia takut dengan air kolam karena jujur saja ia tak bisa berenang. selagi Irene membersihkan secara perlahan lahan matahari pagi mulai muncul.

"Wachh cantiknya." pekiknya ketika melihat matahari terbit pagi itu dengan sangat jelas dihadapan matanya.

Sedangkan Sean sedikit terganggu dengan  sebuah suara karena ia kembali tengah malam setelah rapat yang cukup menguras tenaga dan iapun tak tidur di tempat tidurnya melainkan tertidur dikursi kerjanya yang tak jauh dari jendela yang tertutup sebuah gorden tipis berwarna putih yang sekarang sudah mulai memancarkan sinarnya.

Dari balik gorden itu Sean melihat samar side profile milik seorang wanita di pinggir kolam itu.

Sean merasakan sebuah dejavu dengan sebuah senyuman yang dipancarkan wanita tersebut. Saat Sean memandangi perlahan lahan tak sengaja melihat rambut yang tergerai dengan indahnya.

"Siapa dia."

Sedangkan Irene yang terpanah dengan matahari terbit membuat kegiatannya terhenti tetapi ia mulai tersadar ketika cepolannya terlepas.

"Oh tidak." cicitnya.

Karena panik akibat rambutnya yang tergerai membuat Irene salah menapak dan disaat yang bersamaan Sean jalan keluar dengan membuka pintu didepan meja kerjanya.

Byur

Irene tercebur kedalam kolam tersebut dan juga kaki yang tiba tiba kram membuatnya tak bisa berbuat apapun.

Sean yang melihatnya tanpa ada peringatan langsung menyeburkan dirinya dan menyelamatkan wanita yang membuatnya terpesona itu.

Sean berhasil menyelematkan wanita itu dan membaringkannya di pinggir kolam.

Ketika Sean ingin membangunkan wanita tersebut matanya membulat sempurna ketika ia melihat wajah wanita tersebut.

"IRENE." pekiknya.

I Don't Love You [ SUHO X IRENE ]Where stories live. Discover now