Chapter 6

166 85 56
                                    

Happy Reading!!! Don't forget too vote and follow!.

.

.

.


"Tarikkk sist!!!!!" Teriak Daniel datang tiba tiba, masuk kekelas, mengagetkan seluruh murid yang sedang bercengkrama ria, karena sekarang ini guru ipa tidak hadir saat jam pertama berlangsung, anaknya sedang sakit demam berdarah.

"Astagfirullah Daniel!" Pekik seluruh murid.

Daniel mempoutkan bibirnya, "Jawab atuh"

"Ya makannya jangan ngagetin"

Daniel menyengir, sedangkan seluruh human di dalam kelas menatap malas Daniel.

"Yaudah ulang ulang" ucap Daniel.

"Tarik sist!!!"

"Semongko!" jawab seluruh siswa malas malasan.

Daniel berjalan tertawa menuju tempat duduknya yang berada di samping Jihan, menoleh ke arah Jihan mengedipkan sebelah matanya lalu duduk.

Jihan menatap tajam Daniel, padahal jantungnya sudah meleleh.

Bu Susan masuk kedalam kelas "Anak anak, ini tugas matematika, tolong di kerjakan, daripada kalian rame tidak jelas, menggangu kelas lain yang sedang belajar" suruh Bu Susan.

"Mending rame bu, daripada sepi, nggak enak Kit Heart" sahut Daniel.

Bu Susan mengeluarkan death glarenya kepada Daniel. "Kalau saya denger kalian rame, saya tambahin 5 halaman"

Seluruh kelas pun langsung diam.

Bu Susan berjalan membagikan soalnya, lalu berdiri di ambang pintu "Awas kalo rame rame, saya khekkk!" ancam Bu Susan menggerakkan jarinya seolah olah menggorok leher.

Seluruh kelas merinding, berbisik bisik setelah Bu Susan pergi.

Daniel berdiri dari tempat duduknya, berjalan kedepan papan tulis.

"Ayo kawan kawan, kita berkerja bersama sama, agar hidup kita aman, tentram, nyaman, dan damai" ajak Daniel.

"Mari kita mencontek Ayona" lanjutnya menatap Ayona yang sedari tadi sibuk dengan headphone oranye yang bertengger menutup telinganya.

Seluruh kelas menatap Ayona memohon, Ayona yang sedang menikmati lagunya dengan tenang pun membuka matanya, karena merasa ada yang melihatinya.

Ayona menaikkan sebelah alisnya "Apa?" tanya Ayona melepas headphonenya menaruhnya di leher.

"Nyontek matematika!" jawab seluruh murid serentak dengan setengah berbisik.

Ayona ber-oh ria, memasang kembali headphonenya dan berujar santai "Satu soal 5 jeti".

Seluruh kelas mengangga, menggeleng, mending ngitung kancing seragam aja, daripada suruh bayar segitu. Itu namanya pemerasan.

"Oke" sahut Alvaro, Hanya Alvaro.

Ayona melepas kembali headphone, menatap ke arah Alvaro yang duduk di belakang Bryan dan Daniel.

I (Don't) Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang