Part 1

2.5K 109 10
                                    

"Leaaaa! Ayo pulang!"

"Nanti dulu sih. Buru-buru amat."

"Gue harus pulang cepat! Ada janji ini sama bonyok gue. Kalau gue pulang telat, gue yang bonyok. Gue kan gak mau kal—"

"Cerewet! Jadi pulang gak nih?" gadis berambut hitam itu memotong perkataan panjang gadis bermata cokelat itu.

Gadis itu mengerucutkan bibirnya karena dikatakan cerewet, tanpa banyak bicara lagi, dia langsung bangkit dari duduknya dan meninggalkan kantin. Membuat gadis yang mengatainya itu langsung berlarian mengejarnya.

"Gak cocok lo ngambek, Ai," ledek gadis itu lagi masih belum puas.

"Kalau lo masih ngeledekin, gak usah ikut mobil gue, Lea!"

"Aelah mainnya ancaman," sorak gadis yang dipanggil Lea itu, "Hmm, kalau lo tinggal sih, gue bisa minta jemput pacar gue. Emangnya lo gak punya pacar," Lea tertawa senang melihat wajah masam di depannya.

"Sial," umpat gadis bermata cokelat, "Ya udah," lalu secepat kilat gadis itu masuk ke mobilnya sendiri dan mengunci pintunya. Tidak membiarkan Lea masuk. Dari dalam, gadis itu melihat Lea yang berhenti tertawa dan menggedor kaca mobilnya sambil berteriak.

Gadis yang disebut Ai oleh Lea itu menstarter mobilnya membuat Lea yang berada di luar sana panik, takut benar-benar ditinggal. Padahal tadi ia sendiri yang berkata akan menelepon sang pujaan hatinya jika ditinggal. Tapi lihatlah sekarang siapa yang ketakutan.

Gadis bermata cokelat itu membuka kaca mobilnya dan berbicara pada Lea, "Sorry, gue buru-buru, Le. Hubungin aja pacar lo itu, oke? Bye!"

"Aileen, tungguin gue sih! Kita kan serumah. Masa lo mau ninggalin gue?"

"Bodo amat!"

"Ai, please lah!"

Aileen memutar matanya jengah, "Cepat masuk! Dalam dua detik, lo gak masuk, gue tinggal. Sa—"

Brak!

Aileen terkejut mendengar bantingan pintu mobilnya di bagian belakang. Gadis itu lalu menoleh ke belakang dan melihat sosok Lea yang sudah menyengir kepadanya.

"Lo pikir gue supir?!" Aileen semakin kesal pada gadis berambut hitam itu.

"Ya kan lo bilang waktunya cuma dua detik. Kalau gue muter, ntar lo tinggal. Mending masuk ke belakang," alibi Lea sambil melepaskan flatshoesnya dan melempar ke bawah jok bagian depan, di samping pengemudi. Gadis itu melompat dari jok belakang ke jok di samping Aileen sambil berkata, "Nah, begini kan gampang, Ai."

Aileen menarik nafas dalam dengan kelakuan Lea. Belum sempat menyemburkan kalimat-kalimat kemarahan, suara Lea sudah terdengar kembali.

"Eh, ayo cepat! Katanya lo ada janji sama bonyok lo!"

Aileen melirik jam tangannya. Gawat! Benar yang dikatakan Lea, ia harus bergegas. Sekarang sudah jam empat sore, jika ia tidak bergegas sekarang, ia pasti akan terjebak kemacetan kota Jakarta di sore hari.

Aileen langsung menggas mobilnya tanpa aba-aba sehingga membuat Lea terlempar ke belakang.

🌠

Aileen turun dari kamarnya setelah teriakan ibunya terdengar dari bawah. Aileen bisa mendengar ibunya menggerutu, mengocehi tentang dirinya yang begitu lama bersiap, dan juga menyalahkan dirinya karena pulang terlambat.

"Kakak udah di sini, Mi," kata Aileen ingin menghentikan ocehan sang ibu.

"Kakak tuh, ya! Kan udah Mami bilang, hari ini pulang cepat, Kak, biar kita gak terlambat," gerutu ibu dua orang anak itu.

It's ScenarioWhere stories live. Discover now