Chapter 4

217 99 55
                                    

Happy Reading!!! Don't forget too vote and follow!.

.

.

.

Bu Wati berjalan mondar mandir di lapangan basket sembari berhitung, terlihat ada 3 pemuda yang tengah push up dengan malas malasan. Banyak pasang mata murid mengintip kegiatan pemuda yang di cap most wanted itu lewat jendela kelas, mereka bersorak riang dalam hati, idola mereka nampak tampan saat berkeringat.

"SATU..."

"DUUUAAA...."

"TIIGAAA..."

"EMMMPATT...."

"LIIMMAAA..."

"ENN.."

Daniel mengeluh, menjeda push upnya, ia kelelahan. Nampaknya Bu Wati ini memang sengaja menghitung dengan jeda yang sangat lama "Bu, udah ya bu, capek nih" keluhnya.

Bu Wati meberikan tatapan mautnya, seperti malaikat pencabut maut yang membawa cangkul di tv tv, "Baru aja 5, masa udahan?"

"Masalahnya, saya belum sarapan bu, ntar kalo saya pingsan gimana, terus nanti saya masuk rumah sakit, ntar Jihan sedih dong bu" Daniel menunjukan dramanya.

Alvaro dan Bryan menyahut ucapan Daniel, "nah iya bu, kita juga belum sarapan tadi"

Bu Wati menatap murid kesayangan di depannya ini, yang selalu berlangganan masuk kedalam ruang BK.

Bu Wati menatap ketiga most wanted itu malas, "Yaudah, kalian ibu ringanin hukumannya"

Ketiga most wanted tersebut menatap berbinar.

"Kalian piket perpustakaan selama seminggu bagaimana?" ucap Bu Wati menaik turunkan alisnya.

"Itu mah makin berat bu hukumannya!" sahut Daniel tak terima. Dengan anggukan kedua soulmatenya itu.

Tiba tiba ada lampu menyala yang keluar dari kepala Alvaro, rupanya ia menemukan ide berlian.

"Kalo foto card sama tanda tangannya Nassar oppa, Bu Wati mau nggak?" Ucapnya dengan sebelah alis yang di naik turunkan.

Bu Wati berbinar melompat lompat girang, "Wah beneran? Mau, mau ibu mau?!" Sahut Bu Wati dengan girang.

Alvaro menatap temannya yang melihat Bu Wati takut.

"Yaudah kalo gitu kita ke kelas dulu ya bu" pamit Alvaro.

Bu Wati senyam senyum sendiri melihat ke arah langit, membayangkan jika ia punya foto card Nassar, lalu di ciumi dirinya saat rebahan di kamar "Ya ya sana kekelas, jangan bolos" ucapnya tanpa melihat Alvaro ddk.

Alvaro dan kedua soulmatenya, tertawa dalam hati puas, "Siap bu" ucap mereka serempak.

"Yeyyyy!!!!!, gajadi push up 100 kali" batin mereka riang gembira. Ketiga most wanted tersebut memasuki kelas mereka.

Dan pasang mata yang mengamati kegiatan tiga most wanted tersebut mendesah kecewa.

"Yah pangeranku udahan push upnya"

"Ihhh, padahal baru aja aku mau kasih air minum sama handuk"

"Yah wes entek tontonan gratise"

Kira kira begitulah isi hati mereka.

Sedangkan 3Z memotret sang Idola sebanyak banyaknya, ini momen langka guys, menurut mereka.

Langka dari mananya? Orang mereka udah biasa di hukum push up?.

I (Don't) Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang