"Si? Abis nguli ya?" Tanya Daniel.

"Iya, tadi Sisi bangun segitiga sama kaki, pake kaki ayam" jawab Sisi.

"Oh seperti itu" Daniel berucap menirukan dengan nada seperti Syahrini.

"Enak Si?" Tanya Jihan.

"Banget, Jihan mau?" Balas Sisi.

"Ngga, buat lo aj, gue udh knyang" tukas Jihan.

"Owh, oke"

"Puas blm klian?" Tanya Ayona.

"Puas, makasi ya" jawab mereka serempak.

"Hm sm-sm"

Bryan bersendawa kencang lalu tersenyum "Makasi ya Na, semoga lo masuk surga"

Sisi mengerucutkan bibirnya, "ih kok Iyan senyum sama Nana?" Ucapnya tak terima.

"Kenapa cemburu ya" goda Bryan

"Nggak" sahut Sisi masih dengan mempoutkan bibirnya lucu.

Bryan menahan tawa melihat sang pujaan hati ini sama sama bucin aku seperti dirinya"Bibirnya jangan di gituin elah, takut yang liat khilaf"

"Khilaf itu apa?" Tanya Sisi heran.

"Khilaf itu kebablasan"

"Kok bisa kebablasan? Nggak di rem ya?" Sisi jadi makin bingung.

"Iya" balas Bryan terkekeh, pujaan hatinya ini polos sekali.

"Emang kebablasan ngapain Yan?" Tanya Sisi sekali lagi.

"Kebablasan nyii.."

Plakkk!

Jihan menggeplak bibir Bryan "Jangan ajrin Sisi aneh aneh, gue mutilasi mau lu?" ucapnya sembari melotot.

"Ihh! Kan nanti juga ekhem ekhem sama Sisi" balas Bryan.

"Belum sah bagong!" Ucap Daniel.

"Kecuali gue sama Jihan, kita bebas ngapa ngapin ya beb" lanjutnya lagi dengan bangga.

"Alah jamal, lo aja bukan suami gue" sahut Jihan tak terima, walaupun jantung berirama.

Daniel menyengir "Besok kita nikah beb" ucap Daniel santai.

"Masih sekolah bodat" ucap mereka serempak kecuali Daniel.

"Yaudah pas udah pulang sekolah aja"

"Serah lo monyet" ucap mereka lagi serempak kecuali Jihan yang menatap jengkel namun jantung yang ngajak berduel.

Setelah itu hanya ada dentingan sendok yang berbunyi dengan suap suapan mesra bahkan Jihan dan Daniel pun suap suapan walaupun dengan terpaksa tapi mau dan kecuali Alvaro dan Ayona.

"Lu mau gue suapin?" Tanya Alvaro pada Ayona yang kembali fokus pada makanannya.

Ayona yang tadinya makan dengan asyik terganggu karena Varo "No thx, tngan gue masih lengkap" balas Ayona.

Alvaro menatap jengkel "Romantis dikit bisa nggak sih?"

"Syp lu selebgram?"

"Hmmm serah deh serah" Alvaro memalingkan wajah ke arah lain, sungguh Ayona ini menjengkelkan tapi lucu.

Ayona kembali melanjutkan makannya, bahka saking nikmatnya ia tak menyadari jika ada saos tomat yang menempel di sudut bibirnya.

Alvaro lantas mendekatkan dirinya ke arah wajah Ayona.

"Eh mau ngpain lo?"

"Gue gmpar lu klo aneh aneh"

"Eh jgn dket dket"

"Gue lporin mamah gue y lo"

Ayona berceloteh tak jelas, sementara Alvaro semakin mendekatkan wajahnya, nafasnya tercekat, bahkan ia kesulitan untuk meneguk ludah. Ayona menutup matanya seraya merapalkan doa dalam hati.

Alvaro mengambil tissu disamping Jihan lalu mengusapkannya ke sudut bibir Ayona.

"Berharap banget di cium orang ganteng ini ya beb" Alvaro mengedipkan sebelah matanya kepada Ayona.

"Ih najis di cium elu? Najong bngt" bantah Ayona, jantungnya berdetak tak karuan. Tidak tidak, mungkin ini karena kaget saja kok! Iya kaget!.

Alvaro tersenyum menggoda "Terus kenapa merem?"

"Muka lo kek setan, takut gue" Ayona beralasan. Muka ganteng kek gitu katain monyet? Rabun emang?!.

"Alesan, bilang aja lo berdebar" desak Alvaro.

"Ckk muka lo kek jamet, gantengan juga Daniel" tukas Ayona.

Daniel yang sedang membujuk Jihan untuk di suapi pun menoleh ke arah Ayona.

"Apa? Gue ganteng Na?" Tanya Daniel.

Jihan yang mendengar itupun membulatkan mata kaget, hey!! Apa apaan! Daniel itu milikknya! Hanya miliknya seorang! Yang boleh menilainya hanya ia seorang bahkan orang lain tidak boleh berbicara dengan Daniel ataupun meliriknya.

Ayona melihat kearah Jihan, ohhh...🌝 dirinya paham jadi Jihan menyukai Daniel tapi gengsi.

"Ganteng kok" sahut Ayona tanpa mengalihkan matanya dari Jihan yang terbelalak menatap dirinya.

Ayona mengambil sedotan lalu mengarahkannya pada Daniel, mengintip Daniel melalui lubang sedotan "Kalo dilihat dari sedotan"

Daniel pun menghela nafasnya, padahal tadi ia sudah melambung terbang ke angkasa karena akhirnya dipuji oleh aroang selain emak bapaknya.

Jihan yang mendengar itupun menghela napas lega syukurlah. Ia lalu tertawa kencang, raut wajah Daniel pun semakin cemberut "Hahaha!"

"Bukannya makasi juga malah ngajak ribut" ucap Alvaro jengkel.

Ayona memandang dengan tatapan tak ikhlas "Mksi"

"Ikhlas ngga nih?" Tanya Alvaro memastikan

"Nggak"

Alvaro mendecih kesal gadis di depannya ini seperti mengajak bye one saja.

"Dah dah dah, ayo pulang, mau sampe kapan di sini terus? Besok sekolah" Tukas Bryan.

"Nah iya betul, Iyan pinter deh" sahut Sisi senang.

"Tumben lu pinter yan?" Daniel mengacungkan jempol pada Bryan.

Bryan langsung pergi menggandeng jari jemari Sisi"Gue emang pinter dari lahir bye"

"Kalian mau kemana? Mau ngapain?!" Teriak mereka serentak.

"Kepo" sahut Bryan.

Sedangkan Sisi terkikik geli, mendengar dan melihat teman temannya di belakang sana mencak mencak. Mungkin iri?

"Astagfirullahaladzim kamu ini berdosa banget" ucap Daniel.

"Kamu jangan solimi" sahut Bryan

Daniel mempoutkan bibirnya melihat ke uwwuan Bryan dan Sisi. DIA KAN JUGA MAU!




















To be contuned..

Jangan lupa tinggalkan jejak jika kamu sudah membaca chapter ini dengan cara Vote, komen, dan share.

Jangan lupa juga untuk mengikuti akun author, agar kamu jadi temenku!💗

Salam hangat dari author, masa depannya Jaemin Aespa <3

I (Don't) Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang