Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Setelah semalaman mereka berpesta di hotel tempat mereka menginap, akhirnya mereka akan kembali ke Jakarta sekitar jam delapan pagi ini. Sebelum itu, mereka memutuskan untuk breakfast terlebih dulu di hotel, yah hitung-hitung refreshing.
"Eh gimana kalo sebagian uang yang kita dapet kemaren kita bagi-bagiin? Mybe food, groceries, money, or something like that?" ucap Echa mengusulkan idenya.
"Eh boleh juga tuh, lagian dari pesta semalem sisanya masih banyak juga kan? Yah, itung-itung amal lah" timpal Vania yang tertarik untuk menggapinya.
"Keknya seru juga tuh, gimana?" tanya Risty dengan semangat sembari menatap Kania dan Nina bergantian.
"Whatever" respon Kania. Nina lalu menatap yang lain dengan menaikan sebelah alisnya seolah meminta pendapat.
Mereka hanya menganggukan kepala sebagai tanda setuju.
"Emm, tomorrow? hari minggu, kalian juga libur sekolah" tawar Sinta dengan memakan waffle.
"Oke!!" jawab yang lain kompak.
Setelah sampai di Jakarta mereka langsung kembali kerumah masing-masing kecuali Nina, Sinta, dan Risty. Mereka berencana untuk mampir kerumah Kania terlebih dahulu.
........
Sesampainya dirumah Kania, mereka melihat banyak mobil yang terparkir di parkiran rumah.
'Shit, mama meeting dirumah?' batin Kania sedikit kesal.
"Emm, kayaknya dirumah ada meeting, Kita kerumah lo aja" putus Kania sembari melihat Nina. Nina hanya menanggapinya dengan dehaman singkat.
Mereka lalu bergerak kembali menaiki motor dan ketika hendak menyalakan motor, tiba-tiba terdengar suara yang seketika menginterupsi keempat gadis itu.
"Mau kemana lagi, huh?" ujar seorang pria tua sambil melipat tanganya didepan dada dan menaikan satu alisnya.
Mereka berempat lalu menoleh ke arah suara itu datang.
'Oh shit!' batin mereka berempat.
"Baru pulang? mau pergi lagi?" cibir pria tua yang lain.
'ANJING!' umpat Risty.
Kania dan yang lain lantas mengurungkan niat mereka dan turun dari motor. Mereka menunduk takut di hadapan ke-empat pria tua itu dan menyaliminya. Karna para pria tua itu adalah Kakek-kakek mereka.
"Astaga, baru pulang dimarahin" lirih Risty sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Kania spontan menginjak kaki Risty pelan "Ngajak berantem?" lalu menahan tawa.
