9

1K 119 8
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.

Pagi ini Irene dan Yeri jogging bersama. Entah apa yang terjadi antara keduanya hingga mood mereka naik begitu saja dan mau untuk berjogging. Awalnya semua berjalan normal hingga di pertigaan jalan Yeri meneriaki seseorang.

"CANTIK!"

Yeri mendekat dengan senyum manisnya. Irene yang menatap sang maknae hanya bisa terdiam tanpa ikut campur. "Apa yang kau lakukan disini?"

Gadis itu tersenyum tak kalah manis dari Yeri, "Tentu saja berlari, sama sepertimu."

Irene masih setia menatap keduanya tanpa beranjak sedikitpun dari tempatnya. Ia kembali jengkel melihat Yeri dengan beraninya mencubit pipi gadis itu. "DASAR TUKANG KARDUS!"

Gadis kelinci itu kembali berlari dan meninggalkan Yeri dibelakangnya. Ia mendudukkan dirinya di kursi taman sembari mengatur deru nafasnya yang tak beraturan. Irene menenggak sisa airnya dan membuangnya ke tong sampah.

Baru beberapa langkah larinya, ia menabrak seseorang didepannya. Orang itu meringis, menepuk sekitar tubuhnya yang kotor. "Matamu buta huh!?"

JENNIE?

"Eoh... Irene Eonnie?" Irene tanpa sadar tersenyum tipis melihat Jennie saat ini. Piyama pink bermotif beruang kebesaran dan rambut di kuncir kuda menambah kesan bayi dalam diri Jennie. Irene tersadar lalu menggelengkan kepalanya. Hei, apa yang ia pikirkan?

"Kau yang menabrak tapi kau yang marah." Gumam Jennie kesal.

"Kau habis berlari Eonnie?" Tanpa sadar Irene mengangguk kecil memberi jawaban.

Jennie tersenyum lalu menyerahkan sebotol air dingin yang ia beli saat ke mini market untuk membeli snack dan makanan lain. "Igeo, minumlah Eonnie."

Dengan berani Jennie menarik tangan Irene ke sebuah meja dan kursi di bawah pohon rindang untuk sekedar menikmati angin pagi dan sarapan. Mungkin.

"Eonnie ayo sarapan bersama. Aku membeli roti selai coklat, susu, air mineral, dan bubur di seberang jalan." Jennie mengeluarkan satu persatu makanan dalam plastik di tangannya. Menyerahkan satu kotak bubur didepan Irene dan dirinya.

"Kenapa Eonnie diam saja?"

"Ah.. aniya." Dengan cepat Irene membuka kotak didepannya membuat matanya melotot. Ayam!?

"Eerr.. Jen?" Jennie mendongak dengan wajah lucunya.

"A.. Aku tidak s..suka ayam." Ujarnya pelan diakhir kata. "Mwo?"

Jennie segera tersadar lalu menukar bubur miliknya dengan Irene. "Igeo, Aku akan memakan yang itu dan kau makanlah milikku Eonnie."

Entah sengaja atau tidak, bubur milik Jennie hanya ditambahi minyak sebagai perasa, dan sedikir sayur. Irene tak langsung menerima, ia sebenarnya menolak ajakan mendadak Jennie yang memintanya sarapan bersama. Mulutnya ingin berkata menolak tapi hatinya menjerit untuk tetap duduk diam didepan gadis pemilik gummy smile.

Diam-diam Irene mencuri pandang saat Jennie menunduk menikmati bubur hangatnya pagi ini, dengan ditemani cerahnya sang surya dan kicauan burung yang seakan menjadikan itu melodi bagi keduanya.

Our Story [COMPLETED]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon