5

1.4K 127 29
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.

Jennie bangkit dari duduknya lalu berjalan dan meraih sebuah buku kecilnya di rak. Jemarinya bergerak untuk membuka setiap lembar buku itu dan membacanya perlahan.

Seulas senyum terlihat dibibirnya. Ia tersentak mendengar ketukan keras dari arah pintu. Dengan cepat Jennie melangkah keluar. Dan benar saja, Jisoo tengah menatap Jennie datar dengan tangan didepan dadanya.

"Apa yang kau lakukan gadis Kim? Lama sekali." Omel Jisoo. Jennie hanya menampakkan deretan gigi putihnya.

Chup..

"Kajja kakak perempuan." Jennie berjalan dengan menggandeng lengan Jisoo setelah mencuri satu kecupan dipipi kanannya.

"Tunggu dulu." Jisoo menaikkan sebelah alisnya, menatap penuh tanya adik satu-satunya itu.

"Gendong~" Rahang Jisoo seketika jatuh mendengar rengekan Jennie, persis seperti anak kecil.

"NO! Kamu berat Jen, aku tidak akan kuat."

"Ayolah Unnie, aku juga tidak memintanya selalu." Ujar Jennie penuh harap. Tangannya pun masih setia ia rentangkan selebar mungkin dengan harapan Jisoo mau berbalik dan menggendongnya menuju meja makan.

"Tidak."

Jennie menatap kesal kearah Jisoo yang meninggalkannya di tangga. Kakaknya itu bahkan tidak menoleh saat Jennie berusaha mengeluarkan jurus andalannya. Menangis.

Jisoo berbalik dan tidak mendapati Jennie mengekor dibelakangnya. Ia menghela nafas pelan lalu menghembuskannya kasar. Sikap childish Jennie sudah keluar, Jika sudah begini Jisoo'lah yang harus mengalah. Ia kembali menuju tangga dan benar, Jennie masih tetap berdiri sempurna tanpa berpindah satu jengkalpun dari tempatnya.

Tangannya terulur mengusap kepala Jennie sayang lalu berbalik membelakangi Jennie. "Naik."

Tak kunjung mendapat respon, Jisoo menoleh melihat Jennie menundukkan kepala. "Ada apa heum?"

Gadis itu menggeleng. Seolah mengerti apa yang Jennie rasakan, Jisoo menarik kedua tangan Jennie melingkar dilehernya. Ia menggendong adiknya itu dengan sedikit bergaya agar adiknya kembali tertawa seperti beberapa saat lalu.

"Whoaa...."

Jisoo mengulum senyum mendengar teriakan dan tawa Jennie yang menggema disetiap sudut rumah.

***

Suara kicauan burung terdengar begitu jelas ditelinga Jennie. Kembali tertawa mengingat kejadian semalam ia mengerjai Jisoo. "Haha.."

Melihat jam di dinding menunjukkan pukul 8 pagi, ia bergegas mandi dan berangkat kuliah.

"Pagi Unnie."

Chup ..

"Emm.. pagi bayi besarku."

"Gomawo Eonnie." Ujar Jennie setelah menerima satu sandwich dari Jisoo.

Our Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang