4

1.4K 141 31
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.


"Akhirnya Eonnie datang." Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar lalu membalas pelukan adiknya yang semakin erat.

"Manjanya. Adik siapa ini?"

"Adik Jisoo Eonnie." Jisoo melepas pelukannya lalu berjalan kearah sofa.

Ia tersenyum lembut melihat adiknya yang kini berbaring nyaman dengan pahanya sebagai bantal dan perutnya sebagai tempat nyaman wajah Jennie. " Ayo ceritakan kepada Eonnie, apakah gadis itu macam-macam denganmu?"

"Eonnie, Seulgi Eonnie bahkan lebih tua dari Eonnie. Jadi tidak sopan jika Eonnie berbicara seperti itu." Setelah mengatakan itu ia kembali menduselkan wajahnya di perut Jisoo.

"Dia baik. Bahkan wajahnya seperti tidak asing bagiku."

"Jinjja?"

"Eum.. Hanya saja aku lupa pernah bertemu dengannya kapan dan dimana? Atau mungkin hanya hayalanku saja."

Jisoo hanya mengangguk sebagai jawaban. Tangannya tak henti mengelus kepala Jennie sayang dan sesekali mencium pipinya gemas. Ia bersyukur, ia dan Jennie tidak kekurangan dalam materi dan sebisa mungkin Jisoo memberikan kasih sayang terbaik untuk adiknya.

"Jangan berpikiran macam-macam Eonnie, Jennie sangat menyayangi Eonnie dan akan selamanya seperti itu."

"Dan Eonnie, tidak boleh memikirkan hal yang negatif itu lagi. Itu sudah bertahun-tahun yang lalu." Jennie tersenyum lalu bangkit dari tidurnya dan memeluk Jisoo. Ia bahkan mencium pipi kanan milik kakaknya.

Jennie kembali mendongak melihat kakaknya yang meneteskan air mata. "Tidak boleh menangis. Ada Jennie bersama Eonnie." Ujar Jennie dengan tangan yang menghapus air mata Jisoo.

"Jangan pernah meninggalkan Eonnie, nde~"

Jennie kembali mengangguk dengan seulas senyum.

...

"Kapan mulai kuliah Jen?" Ujar Jisoo setelah meneguk minumnya.

Gadis itu mendongak menatap Jisoo dan menghentikan aksinya memilah tulang ikan. "Tidak usah kuliah saja Eonnie, hehee."

Tuk

"Jangan macam-macam Kim."

"Aku bahkan jenius meski tidak kuliah."

Jennie meringis mendapat tatapan tajam Jisoo kearahnya. "Aku akan kuliah dan mendaftar besok pagi."

"Bagus. Sekarang tidur Kim."

"Aniya. Ini masih terlalu sore untuk tidur Eonnie. Seharusnya Eonnie yang tidur karena baru saja sampai."

"Ck. Ayo tidur Kim. Eonnie akan menemanimu tidur."

"Bahkan Eonnie juga harus kuliah." Jisoo mengalihkan pandangannya kearah Jennie yang sibuk memisahkan tulang ikan dihadapannya.

Benar juga apa yang dikatakan oleh Jennie. Ia juga harus melanjutkan study-nya. She's forget :)

***

Huft...

"Dimana kantor rektor? Atau apapun itu." Gumamnya.

Our Story [COMPLETED]Where stories live. Discover now