7

1.1K 122 25
                                    

The first story

Don't Judge me, because this is just my imagination

Mmmh 🙂

🔪

.
.
.

"Jennie-ya." Jennie menoleh sambil tersenyum melihat Seulgi berjalan cepat kearahnya dengan sebuah eskrim ditangan kanannya.

"Igeo. Vanilla bukan?" Gadis bermata kucing itu terkekeh dengan anggukan kepala. "Ayo kita jalan-jalan Jen."

Keduanya berjalan santai mengelilingi taman dengan Jennie yang terus menjilat es krim. Seulgi menoleh kemudian memberhentikan langkahnya. "Sudah besar makan es krim pun masih berantakan."

Jennie tersenyum malu dengan perbuatan Seulgi yang memperlihatkan senyum hingga matanya monolid khasnya menghilang.

"Duduk disana saja."

Jennie kembali menatap Seulgi, lagi-lagi gadis yang lebih tua darinya itu membuatnya malu. Hoodie biru laut milik Seulgi ia gunakan mengelap keringat di sekitar wajah Jennie. Buru-buru Jennie menjauhkan wajahnya dari lengan Seulgi.

Drrtt...

Drrtt...

Perhatian Seulgi teralih pada ponsel di saku celananya yang bergetar.

"Yeoboseyo?"

"..."

"Arraseo. Aku segera kesana."

Seulgi menatap Jennie, "Jennie-ah aku tidak bisa mengantarmu pulang. Aku harus menemui Pamanku." Ucap Seulgi setelah sambungan ponsel Seulgi berakhir.

Jennie mengangguk, "Ne Eonnie. Tidak apa, berhati-hatilah dijalan."

Setelah kepergian Seulgi, Jennie juga ikut beranjak meninggalkan taman. 15 menit ia sampai di rumahnya. Matanya menatap mobil hitam yang sepertinya tidak asing dimatanya.

Siapa?

Dengan cepat kaki kecilnya melangkah masuk. Ia melihat Jisoo sedang berbicara dengan orang didepannya. "Ah, Jennie-ya. Kau sudah pulang?"

Irene Eonnie?

"Lihat. Irene Eonnie datang kemari untuk mengembalikan bukumu yang terjatuh tadi." Jennie menatap Jisoo lalu beralih menatap Irene yang meletakkan bukunya di meja.

"Bagaimana Eonnie mendapatkannya?" Tanya Jennie.

Irene menghendikkan bahunya acuh, "Kau meninggalkannya dibangku." Kemudian ia bangkit dan berlalu setelah berpamitan dengan Jisoo.

Kini Jisoo memegang kedua bahu Jennie yang masih terdiam menatap kepergian Irene. "Habis darimana heum?"

"Dari taman."

"Kemudian meninggalkan bukumu?" Jennie terdiam sebentar dan beberapa detik kemudian ia mengangguk menyadari bahwa ia tadi membawa buku.

Jennie meringis saat Jisoo menyentil pelan dahinya. "Jangan ceroboh baby."

Gadis itu mengerucutkan bibirnya sebal. "Jendeuki lapar~"

Jisoo tertawa pelan melihat adiknya melakukan aegyo dan pasti akan selalu bisa meluluhkan hatinya. "Makan saja." Ucap jisoo meninggalkan Jennie yang kembali merengek.

...

"Ada apa Paman?"

Laki-laki paruh baya yang saat ini duduk bersila sambil menyesap rokok diantara dua jarinya itu mendecih pelan tanpa membalikkan badannya menatap seseorang yang kini menahan emosinya.

Our Story [COMPLETED]Where stories live. Discover now