11. WELCOME SENJA

154 71 113
                                    

ADA YANG NUNGGU??? XIXI ><

HAPPY 1K READERS ❤️

***


11. WELCOME SENJA

"Tidak ada yang bisa mengontrol dirinya sendiri dari rasa cinta. Karena cinta tumbuh bukan hanya dari kehendak manusia, tapi juga campur tangan Sang Pencipta."
—From Story B.U.M

***

Flashback On

"Jauhi gadis itu!"

Kedua alis Bumi naik secara tiba-tiba. Baru saja ia tiba di rumahnya. Melewati meja makan itu dengan niat langsung masuk kamar. Tiba-tiba Sabit memberhentikan langkahnya dengan kalimat yang berhasil mengusik pikirannya.

Bumi balik badan, menghampiri Papa juga Mamanya.

"Maksud Papa siapa?" tanyanya memastikan. Karena pikirnya ia tidak pernah bergaul dengan perempuan jika itu bukan pacarnya.

Sabit meletakkan gelas yang barusan saja diminumnya. Sembari bangkit dari duduknya, Sabit mengambil sehelai tisu yang berada di tengah-tengah meja makan. Sedikit terlihat kasar ketika ia membersihkan area mulutnya.

"Cewek yang kamu temui di Mini Market itu!"

Mata Bumi terbuka lebar. Seakan syok mendengar ucapan Papanya. Pasalnya kenapa bisa ia menguntit sejeli ini tentangnya.

Kejora hanya menatap heran antar keduanya. Benar-benar tidak mengerti apa yang mereka bahas. Seolah bodoamat dengan permasalahan keduanya.

"Kalo di sekolah papa liat kamu masih berhubungan sama dia. Jangan salahkan Papa kalo ada sesuatu yang akan terjadi pada gadis itu,"

Papanya melewati Bumi begitu saja setelah selesai mengatakan tepat di telinga Bumi.

"Dia teman saya," ujar Bumi namun Papanya sama sekali tidak menggubris.

"Jangan lupa makan. Udah Mama beliin makanan kesukaan kamu di kamar," ujar Kejora mengelus-elus pundak anaknya. Dan berlalu begitu saja mengikuti Sabit.

Bumi berdecak kesal. Memukul meja makan dua kali. Lalu bergegas masuk ke kamarnya.

MATAHARI?

Nama pertama yang ia sebut setelah membaringkan badannya di atas kasur. Kini pandangannya menatap langit-langit kamarnya.

***

Flashback Off

Masih dalam keadaan yang sama. Antar kelimanya masih belum bisa utuh kembali.

"Ven kenapa lo ada di sini?" tanya Senja ketika melewati lorong kelas Bahasa dan mendapati satu dari teman Bumi berada dalam kelas itu.

Semenjak hubungan dengan teman-temannya merenggang. Venus lebih memilih keluyuran ke sana ke mari ketimbang berada dalam kelas.

"Masalah buat lo?"

"Atau jangan-jangan lo dijauhin sama Bumi?" terka senja sembari memperlihatkan senyum sinisnya.

"Bukan urusan lo"

"Jelas urusan gue," Senja mengibas rambutnya.

"Sekarang lo ngomong apa yang lo mau?" Venus menekan gelombang bibirnya. Pasalnya sudah paham sifat Senja.

Bumi untuk Matahari [On Going]Where stories live. Discover now