17 - Si Ketua OSIS

2.8K 331 16
                                    

Sang ibu pernah berkata bahwa nama Adelio diambil dari bahasa spanyol yang artinya pangeran yang mulia, sementara Bintang Antares yakni nama salah satu bintang raksasa dalam rasi bintang scorpio di galaksi Bima Sakti--bintang paling terang ke-16 di langit malam.

"Mama harap kamu bisa seperti arti nama kamu. Bukan cuma jadi manusia yang mulia, tetapi juga bisa menjadi seseorang yang menonjol di dunia yang sangat luas ini, seperti bintang antares. Meski kamu terpuruk dan jatuh, kamu harus bisa bersinar terang. Paham kan, Lio?"

Namun, Adelio sadar bahwa arti namanya ini baru sejalan ketika dirinya menginjak SMA. Ketika hanya ada keterpurukam yang menyelimuti kehidupannya.

Kini pemuda berkacamata itu berhasil menjadi orang yang menonjol seperti kata mamanya. Menjadi Ketua OSIS, juga berhasil meraih juara di beberapa lomba akademik maupun non akademik. Sampai-sampai jika namanya disebut, maka para guru ataupun siswa hanya akan mengatakan,

Oh, Adelio ....

Yang anaknya pintar itu ya?

Oh, si ketua OSIS yang berprestasi?

Oh, yang jadi setter di volly?

Oh, si cowok yang jago matematika sama fisika itu?

Oh adek ini

Oh cowok itu

Dan bla bla bla

Bahkan Adelio sendiri sampai muak mendengarnya. Walau begitu, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, pemuda itu melakukannya bukan atas permintaan siapa-siapa. Ini murni dari hatinya, meski ia selalu menyangkal dan mengatakan bahwa itu atas paksaan sang ayah.

Meski otak kiri Adelio lebih dominan, siapa yang akan menyangka bahwa laki-laki berdagu terbelah dan memiliki bulu mata panjang itu ternyata punya bakat di bidang seni. Khususnya menggambar ilustrasi. Sayang beribu sayang, ia malah menyembunyikan hal ini rapat-rapat atas tekanan sang ayah dan lebih membiarkan orang-orang mengenalnya sebagai ketua OSIS sekaligus setter handal di klub volly sekolahnya.

Di kesan pertamanya pun, Adelio tidak lebih dari seorang cowok biasa-biasa saja yang kerap canggung di lingkungan yang baru dan ramai. Seperti kata Fely, Adelio itu orangnya kaleman.

Ya, itu memang benar. Bahkan ia lebih ke introvert dan tertutup dari yang mereka duga. Tetapi kepribadian itu sudah Adelio tinggalkan sejak tiga tahun yang lalu. Tepatnya ketika seorang teman secara blak-blakan memberinya kritik pedas tentang bagaimana ia menjalani hidupnya yang tidak sehat.

"Harusnya lo itu lebih terbuka kalau punya masalah. Makin lama dipendam, makin berlubang hati lo. Anak-anak tadi gak bakal berhenti kalau lo gak lawan ya. Pernah gak sekali aja lo mikir, gimana perasaan orang tua lo pas tau ternyata anaknya yang pintar ini suka menyendiri di sekolah? Dirundung sama anak nakal? Ciuh, gue paling ilfeel sama cowok modelan lo."

Gadis itu yang selalu Adelio kagumi, sukai, dan banggakan dalam hati kecilnya. Oleh karena itu, seperti bintang antares yang bersinar di langit malam. Suatu hari nanti, Adelio juga ingin bersinar terang. Bukan dalam kegelapan atau keterpurukan, tetapi di dalam hati seseorang. Ya, dia adalah gadis yang ia sukai.

Penyelamatnya.

Motivasinya.

Dan semangatnya.

Dialah Hana Adisty Permata.

Gadis yang juga menjadi sumber luka terbesarnya hingga sekarang.

Malam ini, Adelio baru saja masuk ke dalam kamarnya. Melempar kacamatanya ke sembarang arah dan menjatuhkan tubuh ke atas tempat tidur. Tatapan menyendu cowok itu menerawang jauh ke langit-langit kamarnya yang berwarna putih dan berkali-kali pula ia terdengar menghela napas berat.

Ketos Vs Sekretaris OSIS [SELESAI]Where stories live. Discover now