12 - Siapa? Katanya Rahasia

3.3K 361 11
                                    

Masih di hari yang sama. Hana terlihat menyapu ruang secret OSIS seorang diri. Dengan wajah cemberut tentunya. Dan sama seperti sebelumnya, Fely hanya duduk di kursi yang biasa digunakan oleh inti OSIS untuk rapat. Mengamati Hana sambil menunjuk-nunjuk lantai bak majikan yang memerintahkan pada babunya agar menyapu dengan bersih.

"Ck, bantuin gue napa!" Hana mulai kesal. Temannya itu betul-betul tidak ada niat membantunya sama sekali.

"Gue bantu dengan doa," sahut Fely disertai cengiran. Hana memutar bola matanya malas. Kemudian perlahan menggiring debu-debu yang ia kumpulkan ke dekat kaki Fely.

"Hiss. Kaki lo nyusahin amat, nyet," ucap Hana bersungut-sungut karena Fely enggan memindahkan kakinya dari lantai. "Pindahin ke atas lemari noh!"

Fely mendecak seraya menempelkan pipinya ke atas meja. "Lo kira kaki gue bongkar pasang."

"Oh, ini kaki? Kecil amat, Pak. Gue kira batang lidi. Hampir aja gue injek."

"Cembokur kan lo liat kaki gue yang ramping kek girl band koreha."

"Ralat. Krempeng bukan ramping. Pindahin sebelum gue injek beneran," ancam Hana yang sudah mengambil ancang untuk menginjak.

"Iri bilang bosku," balas Fely sambil mengangkat kakinya dan membiarkan Hana menyeret butiran debu-debu itu dari bawah kursi dan meja.

"Lagian ngegas mulu. Ntar kalau perut lo sakit lagi, gue bakal kabur. Biar lo seharian gak bisa ngapa-ngapain!"

"Dih, pengen ngomong kasar." Hana mendorong sapunya, lantas membiarkan benda itu terlepas dari genggamannya dan meluncur cepat ke arah pintu sambil memekik, "KASAR!!!"

Sontak saja Fely menutup telinganya. Bahkan Diki yang baru saja keluar dari ruang BK untuk memberikan catatan berisi nama siswa-siswi yang terlambat pun tersentak kaget dibuatnya.

"Yang teriak kenceng tadi siapa?" tanya Diki penasaran. Cowok itu baru saja menghentikan langkahnya tepat di depan sekret OSIS. Membuat Hana dan Fely menoleh bersamaan.

"Coba tanyakan pada sapu yang tergeletak tak berdaya di sana." Jari telunjuk Fely menunjuk pada onggokan sapu yang beristirahat di dekat kaki Diki.

"Yang tadi teriak itu Lisa, personil hitam merah jambu!" sahut Hana, membuat Fely bangkit dari duduk dan menjitaknya pelan.

"Personil hitam merah jambu apaan, nyet?" tanya Fely.

"Girlband koreha," jawab Hana seraya menyeka dahinya, menganggap bekas tangan Fely telah membawa kuman ke kulitnya. "Itu loh yang ada Jennie, Rose, sama Jiso."

"Itu Blackpink, Jubaedah ...." Fely mencubit gemas pipi Hana. Sebenarnya ia ingin sekali melempar cewek satu ini ke jurang, namun ia tahan karena sikap itu tidak sejalan dengan prinsip keanggunan yang ia junjung.

"Ada-ada aja lo berdua," tutur Diki yang sudah tertawa kecil seraya menggeleng-geleng. Sedikit memamerkan lesung manis di pipinya.

Hana mendengkus. Sebenarnya ia masih tidak terima namanya dicatat oleh antek-antek cowok yang masih berdiri di depan pintu itu.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Hana dengan nada jutek.

"I guess ... pasti lo mau nyuruh Hana bersihin wc kan?" tebak Fely sembari mencolek Hana yang sudah berubah cemberut mendengarnya.

"Seneng banget lo ya. Temen menderita, bukannya di puk-pukin juga."

"Tadinya sih, gitu. Tapi gak jadi, soalnya ada yang ngajuin diri buat gantiin dia."

"Hah?"

"SIAPA?!"

Kedua cewek itu terlihat kebingungan. Hana yang kelewat kaget juga tampak membulatkan mata tidak percaya. Diki menipiskan pandangannya sambil tersenyum samar.

Ketos Vs Sekretaris OSIS [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang