12. HARI YANG PENUH KEJUTAN

En başından başla
                                    

"Beres! Sudah 80%, Bos. Mudah-mudahan dua minggu lagi semua beres." Pram menyahut.

"Good! Pastikan semuanya beres." Zayn mengangkat ibu jari tangan kanannya.

Pram menganggung seraya tersenyum. Kemudian kepalanya menghilang dari balik pintu.

Merasa tidak ada yang bisa dikerjakan dan tidak sedang tidak enak hati, Zayn memutuskan untuk pulang lebih cepat. Namun, tetiba ia teringat akan kebutuhan Aubree di masa kehamilannya.

Segera diraihnya ponsel dan menelepon calon ibu dari anaknya itu.

"Kamu di mana?"

"Aku sedang bersama Nenek Amika. Bekerja." Suara Aubree terdengar riang di ujung sana, membuat Zayn merasakan sedikit kenyamanan setelah seharian ini merasa kosong.

Zayn bisa mendengar suara tua yang berbisik-bisik di sana. Meski dia tidak bisa mendengar apa yang dikatakannya.

"Aku pulang lebih cepat hari ini. Mau kujemput? Kita bisa belanja keperluanmu kalau mau ...." Zayn menawarkan, dia sudah berdiri dari bangku kerja dan menggenggam tas kerjanya.

"Mau jemput?"

"Iya, jemput. Terus belanja."

"Beli apa?"

"Susu hamil."

Di seberang sana, Aubree menelan saliva. Sementara Nenek Amika yang duduk di sebelahnya tersenyum-senyum penuh arti. Padahal, perempuan itu sama sekali tidak mendengar percakapannya dengan Zayn.

"Ya, aku tunggu," sahut Aubree pelan.

"Shareloc, ya. Aku nggak tau di mana tempat kamu kerja."

"Iya."

"Bye. Sampai nanti."

"Bye ...."

Aubree menjauhkan ponsel dari telinga. Sementara Nenek Amika mengedip-ngedipkan mata seperti seorang bocah.

"Aku tebak, itu bukan si tampan," katanya.

Aubree menggeleng, kemudian menunduk. Tangannya bergerak di layar ponsel untuk membagi lokasinya dengan Zayn.

"Penggantinya?" Nenek Amika menebak lagi.

Seketika wajah Aubree terasa panas, bahkan terpaan angin yang menyapa wajahnya, tidak membuat panasnya berkurang. Perlahan wajah itu memerah, mulai dari telinga sampai merahnya memenuhi seluruh wajah. Membuatnya enggan untuk menatap nenek tua itu.

Aubree tadinya mau menyahut ucapan Nenek Amika, tetapi rasa mual tiba-tiba terasa mendesak. Tanpa sanggup berpamitan, Aubree berlarian menuju toilet di dalam gedung. Meninggalkan perempuan tua yang dipenuhi dengan tanda tanya itu, sendirian duduk di bangku kayu bawah pohon ceri.

Sementara itu, Zayn berkendara mengikuti petunjuk lokasi yang dibagikan oleh Aubree. Ternyata, tidak begitu jauh dari lokasi kantornya.

Ketika kendaraannya meluncur hendak masuk ke dalam gedung serupa rumah berwarna putih itu, Zayn merasa sangat familiar. Cat putihnya, halaman yang asri, dan ... Zayn menghela napas saat matanya menangkap kata Nirmala pada plang di gerbang masuk. Dirinya semakin yakin kalau ini adalah gedung yang sama, yang Pram ajukan padanya untuk di akuisisi.

Zayn menghentikan kendaraannya di area parkir sisi kiri halaman yang luas. Di halaman sebelah kanan yang bersebrangan dengannya, terlihat seorang nenek---dengan rambut yang serba putih---berdiri di bawah pohon rindang, tersenyum ke arahnya. Mau tidak mau, pria itu turut tersenyum, seraya membungkuk sedikit sebelum melangkah menuju pintu lobi yang terbuka.

FROM A TO Z, I LOVE YOU - (COMPLETED - TERBIT)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin