23. Tiga permohonan dari teko Om Jin

12.5K 2.3K 2K
                                    


Sekolah online aman? Jangan bolos daring buat baca wattpad ya!

Komen di setiap paragrafnya ya!

Mari Bercerita - Payung Teduh

"Hujan, saksi bisu dalam menyembunyikan semua air mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hujan, saksi bisu dalam menyembunyikan semua air mata."

***

Gadis cantik ini setia menemani sang kekasih yang sedang berbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit. Badan lelaki itu tampak kurus, dan ada beberapa lebam di badannya.

"Kamu pulang aja, Leen." Ujar lelaki itu lemas.

Aileen menggeleng kuat, bagaimana bisa ia meninggalkan Jay saat sedang sakit begini. "Enggak, aku di sini."

Meski lemas Jay tetap bisa mengelus rambut gadis itu, lalu setelahnya menarik dia untuk ikut berbaring dengannya di ranjang. Aneh, Aileen tersenyum saat Jay mendekapnya dari belakang.

"Terima kasih, Aileen. Aku sayang kamu," bisik Jay, hatinya berdebar kencang. Meski disakiti berulang kali entah mengapa setelah mendengar Jay berucap rasanya semua itu hilang.

Aileen berbalik, sekarang ia berhadapan dengan Jay. "Sakit, ya? Kenapa gak cerita dari dulu, Jay," ujar Aileen berkaca-kaca, pasti ia merasakan bagaimana sakitnya penyakit ini. "Ini leukimia loh Jay, bukan penyakit biasa. Dan kamu jarang minum obat?"

Jay tampak diam, dia menghela nafasnya berat. "Gak ada harapan, makan atau enggak itu obat, aku pasti mati, Leen!"

"Sttth." Aileen membungkam mulut Jay dengan telunjuknya, tidak, ucapan Jay ini tidak benar. "Jangan bilang gitu."

"Setelah tau aku sakit, kamu masih mau menikah sama aku?" tanya Jay, dia rasa Aileen tidak mau mempunyai pasangan yang jelas akan menyusahkannya.

Aileen mengangguk. "Aku mau. Kamu akan sembuh Jay."

"Terima kasih, sayang." ujarnya sambil tersenyum, Aileen pun balas tersenyum.

"Apa aku akan terus menjadi salah satunya, Jay?"  Dalam hatinya Aileen ingin menyuarakan ini, tapi, entah kenapa selalu tertekan dan malah enggan keluar.

"Jay, apa temen-temen kamu gak dateng buat jenguk? Ini udah seminggu lebih loh," ujar Aileen, aneh rasanya. Biasanya Jay selalu kompak dengan teman-temannya. Dulu saja waktu awal mereka masih dalam pendekatan, pernah Jay mengajak Aileen ikut menjenguk Aji yang kakinya patah.

Jay menggeleng. "Nggak, mereka gak tau aku di sini. Dan sampai kapan pun gak akan tau."

"Kenapa?"

"Aku gak mau terlihat lemah dan penyakitan, Leen. Kalo suatu saat aku meninggal, aku gak mau dikenang sebagai Jayen yang penyakitan." Terdengar dari ucapan itu, Jay sangat berat untuk mengungkapkannya.

JayesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang