T H I R T Y T H R E E - Partner

2.1K 346 258
                                    

Daya tarik Rian bahkan berlipat ganda jauh lebih kuat ketimbang milik Ryan.

Sesaat langkah jenjangnya melangkah, sesaat tubuhnya keluar dari kerumunan, sesaat sosoknya menampakkan diri di hadapan banyak orang, setiap mata langsung menghunjami sosoknya. Mengaguminya dalam keheningan serta ketegangan pekat, Charlotte bahkan tidak berpikir ada satu orang pun yang bernafas ketika sosoknya muncul.

Ludah pahit, Charlotte telan dalam-dalam, membiarkan rasa sepahit ampas kopi menuruni kerongkongannya.

Langkahnya dan langkah Rian keluar dari kerumunan hampir bersamaan, juga bersama beberapa pasangan lain yang telah disebut namanya sebelumnya. Berada di bawah perhatian publik adalah suatu hal yang sudah Charlotte latih pada dirinya sejak lama, perhatian semacam ini seharusnya tidak bisa mengusiknya.

Tapi malam ini, malam ini saja, berbeda. Charlotte tidak bisa menghentikan degupan di dadanya, tidak bisa menghentikan rasa gugup di jantungnya.

Mengapa menjadi seperti ini situasinya?!

Charlotte ingin bertanya, ingin sekarang juga menghampiri Rian, pria yang sangat dirindukannya itu, dan sekarang bertanya kepada Jasmine apa maksud dari acara bodohnya ini.

Namun tungkainya berat bak beton, dia tidak bisa menggerakkannya untuk berjalan sama sekali.

"Ayo."

Charlotte terperanjat kala suara seorang pria memanggilnya dari samping. "Ryan," bisiknya tajam. "Jelaskan kepadaku apa maksudmu."

Namun alih-alih menjawab, Ryan mengedipkan sebelah matanya. "Bukankah ini drama yang seru?"

Charlotte menganga ketika Ryan berlutut di hadapannya, meraih tangan miliknya. Koreografi pertama, ketika sang pria mencium tangan pasangan dansanya, tepat sebelum dansa akan dimulai.

Lewat ekor matanya, Charlotte bisa menangkap tatapan Rian yang bermuara padanya. Wajahnya menampilkan ekspresi yang sama, kebingungan dan tanda tanya yang mengerumun, tidak mengerti apa yang sedang terjadi kini. Namun walau begitu, ekspresinya tidak bertahan lama.

Charlotte mematung ketika dia melihat senyum tiba-tiba mengembang, licik dan menyiratkan pikiran buruk, seraya pria itu menoleh kembali kepada Jasmine yang berdiri di hadapannya.

A-apa yang mau dilakukannya? Charlotte mengatup bibirnya sekuat yang dirinya bisa.

Dia tidak mungkin melakukan sesuatu hal buruk, bukan!?

---

Alunan lagu mengalun, bersamaan dengan tepuk tangan kerumunan orang yang berderu setiap ada gerakan mengesankan dipertunjukkan, diiringi orkestra profesional, dan 6 pasangan yang begitu anggun menari di tengah banyak orang.

Charlotte tidak bisa memfokuskan pikirannya. Otaknya berkeliaran, jauh dari raganya yang kini berdansa pelan. Namun walau begitu Charlotte terkagum, dia tidak melakukan kesalahan sama sekali.

Charlotte menoleh, menatap dari ujung matanya sosok Rian yang sedang menari bersama Jasmine, mengayunkan tubuh mereka bersamaan, berdansa dalam koreografi yang selaras, dan bergerak dalam ketukan yang sama.

Tunggu... dansa?

"Mengapa Rian bisa mengetahui koreografinya?" tanya Charlotte tajam, dari sela-sela nafasnya.

"Kau seharusnya tahu tidak ada pasangan yang boleh berbicara di tengah dansa, bukan?" tanya Ryan, mengecilkan suaranya agar tidak satu siapa pun mendengar.

"Aku tidak menanyakan itu. Balas aku."

Ryan tersenyum. "Tidak sebelum dansa ini berakhir."

Charlotte menggeram tertahan. "Ryan Le-"

Age Does(n't) MatterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang