Two Bad • Part 20 ~ Dating? (1)

765 35 1
                                    

(Attention ; semua adegan yang terdapat dalam cerita ini tidak untuk ditiru. Semuanya hanya khayalan belaka)

◻️◻️◻️

Gue cemburu

Gue cemburu

Gue cemburu

Gadis bermata sipit itu terdiam dengan pikirannya yang melayang pada dua kata yang diucapkan si bule di lampu merah tadi.

"Mau beli apa?"

Hening.

"Mayra?"

Fero menoel bahu Mayra pelan yang disambut dengan senyuman Mayra. Anak-anak rambut yang keluar dari kunciran rambut Mayra terlihat membingkai indah wajah Mayra yang sedikit berkeringat. Alis yang sedikit terangkat. Perpaduan yang sempurna.

Sekarang malah Fero yang melamun menikmati keindahan ciptaan Tuhan yang ada di hadapannya ini.

"Lumpia basah sama pisang ijo," ucap Mayra setelah melihat ke sudut taman yang di tempat banyak pedagang.

Untung saja Fero sudah terbebas dari lamunannya saat Mayra berucap demikian. Ia langsung saja menghampiri pedagang lumpia basah dan memesan pesanannya. Setelah mengkonfirmasi kepada pedagangnya Fero pergi ke penjual pisang ijo dan memesannya. Tak butuh waktu lama pisang ijo pesanannya jadi, dan Fero beralih kembali ke penjual lumpia basah.

"Berapa sendok pedesnya A?"

"Tiga."

Fero menunggu di sana sambil mengawasi Mayra yang sedari tadi tersenyum tanpa henti. Ada yang aneh dengan gadis itu, apa hal yang dapat membuatnya tersenyum tanpa henti?

Apakah karena masih memakai jaket si Aldi itu?! Apakah dengan memakainya Mayra dapat mencium harum tubuh mantannya itu?! Apakah dengan mencium harum tubuhnya dapat membuat Mayra mengingat momen indah mereka dulu?!

Ini tak bisa dibiarkan. Fero harus segera bertindak.

Fero berjalan dengan tergesa menghampiri Mayra sambil menenteng makanan dan minuman yang dipesannya. Diletakkannya kasar keduanya, lalu sepenuhnya duduk menghadap Mayra. Tanpa kata Fero menjulurkan tangannya pada Mayra.

"Eh, eh lo mau ngapain?!" Mayra berseru kaget. Pasalnya tangan Fero itu seperti akan melakukan sesuatu yang tak senonoh.

"Diem."

Fero kembali melanjutkan hal yang sempat tertunda karena seruan Mayra.

Mayra terdiam dengan mata melotot. Tubuhnya tambah kaku saat Fero meraba pinggangnya. Apa yang akan dilakukan Fero?! Apakah Fero akan mengajaknya melakukan hal tak senonoh? Bisakah di kamar saja jangan di taman?! Eh?

Kepalanya menggeleng dengan cepat, ia tak akan membiarkan hal itu terjadi padanya. Sampai kapanpun.

Sebelum Fero bertindak lebih jauh, Mayra tak akan membiarkan itu terjadi-

Gawat! Fero membuka sweaternya! Apa-apaan ini?! Apakah Fero tidak malu tubuhnya dapat dilihat orang lain?!

Bukankah itu lebih baik? Kamu bisa berteriak sekarang Mayra! Orang-orang dapat mendengarmu dan akan menghentikan kegiatan Fero! Mayra tak mau kalau sampai ada berita seperti sepasang manusia yang melakukan hal tak senonoh di tempat umum seperti di halte bus yang sempat viral kemarin-kemarin-dimana harga dirinya kalau ia melakukannya dengan Fero di sini? Kenapa dari tadi kamu belum berteriak-

Sepertinya Mayra tak perlu berteriak lagi. Semuanya sudah terjadi.

"Kenapa hm?"

Mayra menggeleng.

"Mukanya panik gitu?"

Mayra menggeleng. Lagi.

"Mikir aneh-aneh?"

Mayra menggeleng. Lagi.

"Teru kenapa?"

"Gue ...."

Fero mengangkat satu alisnya.

"Gue ... masa gue mikirnya aneh-aneh sih Fer? Gue pikir lo mau ngelakuin sesuatu yang tak senonoh ke gue," cicit Mayra, kepalanya ia tenggelamkan di lengan Fero. Sumpah Mayra malu sekali!

Bukannya melakukan hal yang dibayangkannya, Fero justru melepaskan jaket Aldi yang masih melingkar di pinggangnya dan menggantinya dengan sweater miliknya yang dipakaikan langsung di tubuh Mayra yang panjangnya sepaha lebih, dapat menutupi noda merah yang ada di roknya.

Fero tertawa, ia tak habis pikir dengan apa yang dipikirkan Mayra. Semesum itukah dirinya sehingga Mayra memikirkan hal yang aneh-aneh tentangnya?

Kamu lupa Fero. Saat pertama kalian bertemu, bukankah kamu langsung menciumnya?

"Kalau gue mau, gue gak balak lakuin di taman yang rame kayak gini. Tapi di ruangan yang lebih tertutup, biar gak ada yang denger," ucap Mayra tepat di telinga Mayra.

Mayra melotot kesal, ia menjauhkan tubuhnya dari Fero. "Sinting!"

◻️◻️◻️

So sorry, upnya pendek

Two BadUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum