26. Tuduh Menuduh

1.3K 447 62
                                    

여러분 안녕하세요!
Assalamualaikum!

Liat kalian tadi malam gercep banget baca dan komen, jadinya author gregetan buat cepat-cepat update.

Happy Reading ....

****



Braakkkk!

Ting! Tingg! Tingg!

Pisau itu terjatuh dan memantul pelan ke lantai berporselen kamar Ta-Ki. Geonu, Heeseung, Jay, dan Kei mematung tidak percaya dengan apa yang sekarang ada di hadapan mereka, kamar Ta-Ki terdapat banyak genangan darah.

Kei tanpa membuka suara langsung masuk ke sana, menghambur memeluk tubuh Ta-Ki yang sudah terbaring tidak bernyawa dengan banyak luka tusuk di bagian dada dan perut. Bahkan isi perut anak tersebut keluar dan terlihat jelas.

Jay mengepalkan tangannya penuh amarah kemudian menatap tajam seseorang yang berdiri tidak jauh dari tubuh mengenaskan Ta-Ki, sosok yang baru saja menjatuhkan asal pisau berlumuran darah yang ia pegang. Dengan langkah lebar Jay menghampiri pemuda itu dan melayangkan satu pukulan. "BANGSAT LO NICHOLAS!! ANJING!!"

"Jay lu—"

"Diam, Kak Seung!! BAJINGAN KAYAK DIA PERLU DIKASIH PELAJARAN!" Jay terus melayangkan pukulan kepada Nicholas yang terlihat pasrah. Pemuda yang biasa memasang wajah datar itu bahkan tidak mengelak, dia hanya sesekali menggeleng sembari menatap sedih Geonu yang menatapnya kecewa.

"KENAPA LO BUNUH TA-KI, HAH?!" Jay mulai membabi buta, tidak peduli dengan wajah Nicholas yang sudah babak belur dan sudut bibirnya robek. Melihat Nicholas yang sudah meluruh dan meringkuk karena mimisan, Jay lanjut menendang pemuda itu tanpa rasa kasihan. "Jadi selama ini gue bener kalo lo pelakunya! Sialan!"

Heeseung yang memang tidak tegaan langsung menarik Jay menjauhi Nicholas. Kasihan Nicholas, wajahnya sudah lebam. "Jay udah, jangan main hakim sendiri. Belum tentu Nicholas pelakunya—"

"Udah jelas-jelas dia megang pisau, udah jelas pas kita dobrak pintu dia buru-buru berdiri dan ngejauh dari Ta-Ki. ITU YANG NAMANYA BUKAN PELAKU?!!" Jay bertanya pada Heeseung dengan sarkas. Dia benar-benar habis pikir dengan Heeseung yang masih berpikir positif di saat seperti ini. "LO GAK KASIAN LIAT TA-KI MATI KEK GITU GEGARA SI SIALAN ITU, HAH?!"

Heeseung menutup sebelah telinganya, suara Jay benar-benar membuat telinganya sakit. Dengan sekuat tenaga, ia mencoba untuk membawa Jay keluar dari ruangan ini, ya walaupun Jay memberontak tetap saja Heeseung berhasil membawanya keluar.

"Ta-Ki," lirih Kei. Pemuda tinggi itu bersimpuh untuk memangku kepala Ta-Ki, mengusap-usap rambut anak itu dan membersihkan darah yang terus keluar dari mulut Ta-Ki. Kei sangka dia akan berhasil membawa Ta-Ki pergi dari pulau ini dalam keadaan hidup, tapi nyatanya takdir tidak sebaik itu padanya. "Ta-Ki bilang mau pulang sama kakak, 'kan? Tapi kenapa Ta-Ki pergi duluan? Kenapa Kak Kei ditinggalin, hah?"

"Katanya sayang sama bundanya, adeknya, Kak Kei, sama Ni-Ki. Kalo sayang bangun yah." Kei menepuk-nepuk pipi anak itu. Air matanya yang masuk ke mulut pun ia biarkan, tangannya fokus menekan perut Ta-Ki yang terus mengeluarkan darah. Karena merasa sia-sia, Kei menjatuhkan kepalanya ke pundak Ta-Ki yang ia peluk. "Ta-Ki ayo bangun, Ta-Ki bisa!"

Weliweli Island ft I-Land [End]Where stories live. Discover now