RUNNER-UP

80 9 7
                                    

Jika menunggu itu menyenangkan, maka itulah cinta.

~ Suho

Rayyan menutup bukunya dengan tersenyum ketika quotes itu muncul di antara deretan kata lainnya. Entah mengapa sederet kata sederhana itu sungguh menggambarkan suasana hatinya sekarang dan beberapa tahun yang lalu.

Lelaki itu menatap senja yang menghiasai cakrawala sore itu. Indah. Ditambah burung-burung terlihat berjajaran mengepakkan sayapnya menuju rumahnya masing-masing. Hembusan angin semilir membuatnya merasa sejuk dan betah berlama-lama di sana. Tiba-tiba, kalimat itu kembali bermunculan di benaknya dan lagi-lagi ia tersenyum bak orang gila ketika membayangkan ternyata sudah bertahun-tahun lamanya ia menunggu seseorang walaupun yang ia tunggu tak kunjung datang. Miris memang, tetapi entah mengapa ia lebih memilih menunggu daripada harus bersama yang lain. Ketidakpastian ini membuatnya tertantang dan ia sangat menyukai tantangan.

Rayyan kembali membuka bukunya, menatap lapangan stadion yang sudah sepi ditinggal para penikmatnya. Sebuah pena kecil yang terselip di sana kembali ia keluarkan. Satu demi satu huruf terukir indah di deretan kosong buku itu. Lagi-lagi wajah itu terlintas di benaknya. Wajah seorang gadis yang ia temui tiga tahun yang lalu di tempat ini. Di Stadion Supriyadi.

Aku masih ingat sore itu. Kabut tipis menyelimuti semesta, namun magic hours masih menampakkan kecantikannya. Aku datang ke sini bersama Nial, sahabatku. Dia yang memaksaku untuk berlari di sebuah stadion yang tak pernah ku pijaki sebelumnya. Jika aku tak menuruti kemauannya, mungkin kita tidak pernah bertemu. Aku tidak akan pernah bertemu kamu. Kamu, sosok yang paling mencolok di puluhan orang lainnya. Kamu, dengan senyumanmu seakan menumbuhkan taman bunga di hatiku. Kamu, yang hanya dengan sekali tatap membuat hati ini berlabuh sepenuhnya. Aku kira duniaku akan baik-baik saja setelah itu. Tetapi aku salah. Hanya dengan tatapan itu, duniaku sudah menjadi milikmu seutuhnya. Walaupun aku tak mengenalmu, bahkan tak tahu namamu, tetapi hati ini terus terbayang wajah manismu. Sekarang kamu menghilang dan aku tak pernah melihatmu lagi setelah hari itu. Sudah ribuan kali aku mengunjungi tempat ini, tetapi keberadaanmu tak kunjung ada. Lantas, kemana hati ini harus berkelana?

Stadion Supriyadi, 24 Maret 2021

-Rayyana bukan Ramayana

WELCOME TO THE NEXT STORY OF AMELIA RAHMA HIHI

Gimana nih kesan pertama dari Runner-Up? Jangan lupa tambah ke library list kalian yaaa! See u bye bye

RUNNER-UPWhere stories live. Discover now