01. FAYE

760 43 38
                                    

Budaya manusia mengenal seseorang adalah... melihat, basa-basi lalu berkenalan. Begitu juga yang Faye lakukan ketika ia menjadi siswa baru di kelas sebelas SMA Gemilang.

Namanya melambung, baru beberapa hari setelah kepindahannya dari Bandung, ia sudah menjadi incaran siswi lain.

Faye tak masalah, karena ia tahu sekolah bukan tempat mencari pacar atau musuh. Sebenarnya itu perkatakaan Ardan yang selalu mengingatkannya untuk tidak berbuat masalah di sekolah barunya nanti. 

Namun, siapa sangka, baru saja menjadi siswa baru selama 5 hari, Faye sudah mendapat ujian maraton yang mengharuskannya bertemu dengan orang-orang tak waras yang sudah masuk dalam list pribadinya.

"Orion!"

Faye mengeriyit saat ia baru melangkah beberapa jarak dari parkiran. Di depannya sudah ada 3 orang siswa berandal yang tak tahu aturan. Faye malas sebenarnya jika harus bertemu mereka setiap kali datang ke sekolah.

"Kenalin, Faye Orion Ardanu. Gue harap kalian nggak amnesia karena sering ketemu gue."

Decak ketiga cowok yang ada di hadapannya seolah tak peduli dengan ucapan Faye. Mereka justru memiringkan senyumnya  sambil mendorong Faye.

"Hutang kita belum lunas! Pulang sekolah, di lapangan bola, awas kalau nggak datang!"

Tawa hambar Faye mengudara, ia pun membuang salivahnya  sembarang, lalu menepuk bahunya seolah jijik dengan sentuhan salah seorang dari ketiga cowok yang mendorongnya.

"After this?! Fine. Cuma pengecut yang takut sama kecoa!"

Faye tidak sebodoh itu untuk melawan musuh  dengan tangan kosong, ia sudah mempersiapkan beberapa senjata karena ia selalu ingat pesan Ardan dan sahabat Kakaknya.

"Kalau lo lagi dalam masalah, lo bawa kecoa mainan atau apa pun itu. Musuh lo pasti punya kelemahan bukan dengan ucapan. Cobain aja deh."

Terbukti, ucapan Ardan adalah senjata terbaik selama ia masih bisa berpikir normal. Ia sengaja membawa sebungkus  cicak mainan yang terlihat begitu sempurna, seperti sunghuhan. Tak mau membuang tenaga lebih banyak,  Faye pun melemparkan dua  benda  cicak mainan tepat di depan mereka bertiga. Suara besar yang semula berani meneriaki namanya, kini berubah menjadi jerit  yang tak berujung.

Melihat tingkah konyol ketiga orang tersebut, Faye puas. Ia berjalan melewati ketiganya sambil tertawa. Tak lupa permen karet yang ia kunyah pun ia gelembungkan saat salah satu dari tiga orang itu memekik namanya 

"Orion! Gue bales nanti!"

"Nggak peduli! Gus, jangan lama-lama kalian di sana, bisa di hukum Pak Marlih lho. Awas jeding  sekolahan banyak kumannya apa lagi cicak bertebaran! After this, we meet again yes? Bye all."

Algarian Gusti Perdana. Si biang onar di SMA Gemilang.  Gusti, panggilan akrabnya. Lelaki dengan gelar si biang onar itu selalu membuat masalah di sekolahnya, bahkan dalam dua minggu terakhir Gusti sudah dipanggil oleh guru BK sebanyak dua kali. Alasan mendasarnya, karena memalak teman sekelas.

Gusti akan mengelak jika sudah masuk ruang BK. Anak itu akan dengan lancarnya mengatakan kalau dirinya tidak melakukan  apa pun. Namun, Gusti selalu punya cara untuk lolos dari hukuman, ia akan melimpahkan kesalahannya pada Pandu.

Sagita Pandu Permana. Sahabat baik Gusti yang begitu penurut. Menurut Faye, Pandu salah satu orang yang paling tahu sifat Gusti. Si biang onar dengan gelar yang luar biasa. Dan satu lagi teman Gusti yang bernama, Benua Mahakam. Cukup unik,  tapi satu sekolah akan memanggilnya Nua,  entahlah, Faye sendiri bingung dengan nama Benua yang terlalu unik itu.  Bagai selat yang dipersatukan dalam wujud manusia.  Benua termasuk pandai, dia juga tidak banyak bicara seperti Gusti, tapi dia punya cara untuk membujuk Gusti ketika emosi sahabatnya memuncak.

Sebenarnya, Gusti itu pintar, hanya saja terlalu aktif membuat masalah di sekolah. Dia juga care, tapi kembali lagi pada prinsipnya, tak mau terlihat peduli padahal sangat peduli.

Faye sudah beberapa kali pulang bersama Gusti di antar menggunakan  motornya,  tentu Faye sangat senang, di samping Gusti nakal, tapi tidak sepenuhnya ia berbuat jahat.

Faye membuktikannya sendiri. Dia juga diberitahu oleh Pandu dan Benua, jadi tidak heran kalau omong kosong Gusti terkadang tak mempan untuk Faye.

Hari ini saja, Gusti menanyakannya melalui pesan suara, kalau dirinya akan mengajak  Faye ke sebuah toko kue yang cukup terkenal di Jakarta. Gusti sudah memesan tempat untuk mereka berempat. Gusti memang nakal, bahkan jauh sebelum Faye masuk sekolah, mereka lebih dulu berkenalan karena rumah baru yang Panji beli dekat dengan rumah Gusti.

"Gusti buat ulah lagi, Faye?" Suara  Richo membuat Faye menoleh dengan sebelah alis terangkat. 

"Biasa, nggak terima gue kalahin main ping-pong kemarin dia," sahut Faye.  Richo mengangguk. Meski baru mengenal Faye, Richo sudah cukup akrab. Terlebih mereka juga teman sebangku, tak heran jika Richo mengenal sedikit tentang Faye.

Bel masuk sudah berbunyi sejak dua jam lalu, pelajaran pertama dan kedua pun sudsh mulai berlangsung.  Suasana kelas memang hening, tidak seramai kemarin saat oelajaran sejarah.

Sejak dulu, Faye tidak terlalu suka dengan pelajaran Matematika, bukan karena gurunya, hanya saja menghitung angka adalah kelemahannya. Namun, Faye selalu ingat pesan Panji ketika ia sedang belajar. Panji akan mengatakan belajar  itu tidak perlu terlalu serius, jika otak tidak mampu menampung lagi, istirahat dan selingi dengan kegiatan yang lain agar tidaj bosan. Panji  memang begitu, Faye tahu maksud Panji itu baik, bahkan setelah Panji menikah, Faye dan Ardan tetap bersamanya.

Panji tetap menjaga Ardan dan Faye, sesuai janjinya pada Mami Alsha. Meski begitu perasaan tak enak akan selalu datang karena Ardan dan Faye ada di tengah-tengah keluarga kecil Panji.

Bersyukurnya, Yola tidak keberatan, bahkan wanita itu sangat senang saat Panji mengatakan segalanya sebelum pernikahan berlangsung. Meski Papa tidak tinggal bersama mereka, tapi sesekali mereka berkunjung ke rumah Papa dan istri barunya.

"Faye, Gusti tuh," ucap Richo. Faye menoleh ke arah Gusti yang menatapnya  kesal. Faye tersenyum kemudian melemparkan sebuah kertas kecil ke arahnya.

Gue ada perlu sama Kak Ardan di rumah khusus, sorry Gus.

Ia tahu, Gusti bukan orang yang akan sungguh-sungguh mrngajaknya bertengkar, bahkan ketika membaca isi surat yang Faye lemparkan, cowok itu hanya memberitanda 'Ok' dengan jarinya. Senyum terpancar di wajah keduanya membuat damai. Siapa pun tak ada yang tahu, kecuali Pandu dan Benua.

Faye tahu, kisah kelam tentang Ardan di masa lalu sangatlah buruk, tapi dari sana Faye mengerti sedikit tentang rasa sayang Panji yang besar oada Ardan. Tentang pertemanan Pitter dan Nakula, juga Sabit. Semua itu Faye tahu dari cerita Pitter ketika cowok itu berkunjung ke rumah mereka saat pertama kali baru pindah. 

Banyak hal yang Pitter katakan, banyak hal juga yang Pitter jelaskaan tentang Ardan. Tidak heran kalau Faye juga dekat dengan Pitter, karena sejak Faye kecil Pitter adalah orang yang selalu membawakan mainan juga jajanan untuk Faye. Bukan berati Faye matre, rasa sayang Pitter pada Faye lah yang membuatnya tak bisa jauh dari adik sahabatnya.

Kalau Pitter berkunjung, hal yang pertana kali Faye dengar adalah, Ardan lenyap ditelan bumi. Artinya,  selain Ardan, Pitter sangat merindukan Faye,  terlihat jelas saat menantikan kelahiran Faye waktu itu. Terlahir sebagai tunggal,  Pitter tak pernah sedikit pun merasa sepi. Karena ada Ardan yang selalu bersamanya, bahkan di tambah Faye yang saat ini sudah menduduki posisi pertama, setelah Ardan.

Tentang Faye,  cowok manis yang sangat menyukai es krim juga bubble gum. Dia bagai jarak yang  dan atau juga tidak bisa di raih hanya dengan genggam.


F A Y E

Yuhuuuuu Faye back, segini dulu ya perdana akhir bulan Januari nih penutupan ya 😁 nanti kita main-main sama adek manis namanya Faye.

Btw, aku ada info nih, buat kalian yang sudah tahu ceritaku yang judulnya DIVE IN akan terbit,  jadi buat kalian yang mau baca skuy langsung aja kelapaknya,   😁 but, Buat kalian yang baru banget mampir di sini, kalian juga bisa berkunjung di beberapa ceritaku yang lain juga. See sampai ketemu lagi 

Salam manis FAYE 🍨🍨

Publish, 30 Januari 2021

ANCHOR ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora