"Ini anak saya, namanya Brian. Dia ini dokter loh," ucapan bernada bangga keluar dari lisan wanita paruh baya itu.

Scarletta menatap Rian begitupun sebaliknnya.

"Mah mama ngapain disini?" Tanya Brian matanya membelalak kaget saat melihat siluet seorang gadis yang beberapa hari ini berhasil memenuhi isi kepalanya dan membuatnya uring-uringan.


"Kamu?" Tanya Rian masih dengan wajah dinginnya.

Scarletta menyengir.

"Hay om," sapanya sopan.

Rian tercengang apa barusan gadis ini memanggilnya dengan sebutan apa? Om?.

"Aduh gak usah panggil om juga kali neng, ini anak saya masih mudah lo, umurnya" sergah mama Rian memecah keheningan.

Scarletta menatap Dian seraya menyengir.

"Rian ini Scarletta, dia itu baik banget tadi tolongin mama dari para preman-preman yang mau merampok mama. Dia hajar semua itu preman cuss, cass, cuss, cass, sikat hyaaakk, prang," ucap Dian seraya meniru gaya berantam Claretta tadi saat menolongnya.

Rian dan Retta  melempar tatapan aneh kearahnya. Wanita itu menyengir.

"Hehehe, ayo kenalan dulu, kenalan, ini namanya Scarletta, neng geulis ini mah anak tante yang paling ganten sejagad namanya Brian," Tante Dian memperkenalkan keduanya.

"Hay om aku Scarletta," ucapnya memperkenalkan.

Rian bingung sebenarnya gadis yang ada dihadapannya sekarang ini siapa? Dia bingung sendiri, kalau dia Claretta pasti dari tadi sudah mencak-mencak, tapi ini kok beda banget yah dari biasanya, gadis ini lebih tenang dan sopan.

"Kembarannya Claretta?" Tanya Rian.

Scarletta mengangguk seraya mendengus, kenapa semua orang beranggapan bahwa dirinya itu Claretta, heran deh.

"Bukan," jawabnya.

Rian diam sejenak mencoba mencerna dan bermain dengan pikirannya. Jika gadis itu bukan Claretta maka dia kembarannya, tapi jika dia bukan kembarannya terus dia siapa? Apakah dia kepribadian lain dari gadis itu, tapi masa iya sih?. Ah sudahlah Rian pusing memikirkan hal itu.

"Tante, aku duluan yah. Sepupu ku dah nungguin tuh soalnya, dah sampai ketemu lagi,".

Setelah mengatakan itu Claretta berlalu pergi meninggalkan ibu dan anak itu dengan kebingungan.

"Aduh cantik banget yah anaknya, udah cantik, baik, jago berantem lagi, hebat bangetkan?" Puji Dian lalu menoyor kepala puteranya.

"Kamu kenapa ngelamun gitu? Nanti kesambet tau rasa kamu," ujarnya.

"Mama kenal dia dari mana? Kenapa dia bisa sama mama?" Pertanyaan Rian menuntut pada Dian membuat wanita itu mendengus.

"Bukannya tadi udah mama bilang, dia itu gadia yang telah menolong mama mu ini dari para preman yang ingin merampok mama," jelasnya.

"Kok bisa?"

"Yah bisalah Rian. Kan mereka perampok jadi bisalah ngerampok mama, terus gadis itu  tadi yang tolongin mama, yang cantik, yang baik, yang manis, sopan lagi," pujinya.

Rian mendengus, ini sebenarnya kenapa? Semuanya terasa begitu aneh. Cowok itu langsung mengajak sang mama untuk masuk mobil dan segera pulang, pikirannya pun sekarang sedang kacau.

Ini terlalu klise, apakah gadis itu dia yang lain?.

I LOVE U PAK DOKTER

"Lo tadi habis dari mana? Gue lihat lo ngobrol sama tante-tante?" Tanya Sasa saat mereka berdua sudah didalam mobil.

"Tadi tolongin tante Dian dari para preman," jawabnya acuh.

"Tante Dian? Siapa?"

"Ibu-ibu yang tadi gue tolongin," jawabnya dingin.

Sasa mengangguk paham, rasa-rasanya gadis ini tidak ingin diganggu sekarang.

To be continue.

Next..

Kim_Indah61


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
I Love U Pak Dokter [End✔ ]Where stories live. Discover now