"Ya, sayang?" tanya (y/n).
"Kangen, huee~."
.
.
.
Megumi sudah tertidur pulas dipangkuan (y/n). Gojou sendiri menatap interaksi antara calon anak tiri dan ibu tiri yang terbilang sangat harmonis itu.
Gojou menghela nafas, "sepertinya Toji akan sampai malam nanti. Aku pulang dulu, apa aku bisa meninggalkanmu disini bersama Megumi?"
(Y/n) menatap Gojou dan mengangguk, mengulas senyum tipis pada pria itu, "iya, terimakasih sudah mengantarku Gojou-san."
"Oiya! Jangan lupa menendang dengkul Toji nanti sebagai pengganti balas dendam ku," kata Gojou menghasut. "Aku mengandalkanmu!"
(Y/n) terkekeh menatap kepergian Gojou. "Yah, kalau bisa akan kutendang pula nanti selangkangan nya." ucap (y/n). Tapi kemudian perempuan itu kembali berpikir. "Kalau kutendang dia tidak potek nantinya kan? Umm... Sepertinya tak usah saja kutendang selangkangan nya. Masih ada banyak tempat yang bisa kutendang tanpa mempengaruhi masa depanku nantinya."
Satu jam lamanya (y/n) menunggu, (y/n) sudah memindahkan Megumi keatas kasur. Duduk didekat jendela menunggu Toji dan Tsumiki pulang.
Dari kejauhan, (y/n) bisa melihat siluet Toji yang berjalan pelan memasuki pekarangan kediaman. Mata (y/n) memicing dan menunggu dibelakang pintu kamar Toji.
Pintu kamar Toji terbuka, Toji berjalan masuk kedalam tanpa tahu (y/n) sudah berdiri dibelakangnya. Toji yang terlalu peka berbalik dan bersiap menerima serangan dari hawa membunuh (y/n) yang terasa sangat kental.
(Y/n) menarik kerah baju kaus yang digunakan Toji tanpa sempat memberi pria itu kesempatan untuk terkejut karena kedatangannya.
Tubuh Toji oleng kelantai dan langsung diduduki (y/n). Kaki kiri (y/n) menginjak tepat disamping kepala. Tangan (y/n) masih mencengkram erat kerah baju Toji.
"Yo," ucap (y/n) menatap langsung kemata Toji. "Lama tak jumpa ya, Toji-san."
Toji menatap (y/n), terkejut karena perempuan itu bisa membanting tubuh yang dua kali lebih besar dari tubuhnya.
"(Y/--(y/n)?"
"Ya?"
Toji membeku menatap wajah datar (y/n). Padahal Toji sudah tahu, perempuan itu iblis dihadapannya, tapi tetap saja (y/n) berhasil membuat Toji tak bisa melanjutkan kata-katanya. Toji menelan ludah kasar.
"Toji-san," panggil (y/n). Kedua tangan (y/n) tergerak mencubit pipi tirus Toji. Membuat laki-laki itu sedikit kesakitan karena tarikan (y/n) yang sedikit tidak manusiawi. "Apa maksudmu mengembalikanku setelah meniduriku? Ngajak berantem nih ceritanya?"
"Mwaaff," ucap Toji tak jelas. Tangan kiri Toji menyentuh punggung (y/n) pelan sedangkan tangan kanannya menutup mata Toji yang mulai terasa perih.
(Y/n) yang melihat itu seketika lengah, Toji langsung memanfaatkan keadaan dan.membalik keadaan. Kaki kiri (y/n) kini berada dibahu Toji. Toji menatapnya tajam dan menunduk.
Tangan Toji menahan kaki (y/n) agar tidak menyingkir dari bahunya. Toji menunduk dan langsung mengecup bibir merah muda (y/n) yang tersaji didepannya.
Menyesap pelan dan menahan pergerakan (y/n). Tangannya yang lain memeluk pinggang (y/n).
"Ittai! Kakiku bisa keram kalau dibahumu terus!" pekik (y/n).
Toji menatap (y/n), "kenapa kau kesini?"
"Menurutmu?" pekik (y/n) kesal. "Jangan seenaknya masuk lalu pergi begitu saja dong!"
Toji membulatkan matanya mendengar penuturan (y/n), "aku..."
(Y/n) menatap Toji yang berkaca-kaca. Tangan Toji melepas kakinya dan langsung memeluk erat tubuh (y/n). "Apa kau tidak keberatan hidup denganku?" tanya Toji.
(Y/n) menyerah dan membiarkan Toji memeluk tubuhnya, "ya, aku hanya mau denganmu, bukan yang lain. Itu prinsipku!"
Toji mengulas senyum tipis dan menyembunyikan wajahnya didada (y/n). "Terimakasih, aku bahagia."
.
.
.
.
.
.
T
B
C
.
.
.
.
.
.
San: ayo gelud lagi 🌚
.
.
.
.
.
.
See you next chapter 👀
28 Januari 2021
YOU ARE READING
✔ ꒦ ͝ Red String (F. Toji x Reader)
FanfictionMate Project By San_21_Arts . . . Pada dasarnya, semua terhubung pada satu garis takdir. Garis tipis seperti benang merah yang melingkar dijari kelingking setiap orang. Tapi.... Kenapa garis takdirku terhubung dengan om-om yang wajahnya super duper...
