꒦ 09

10.6K 1.6K 623
                                        

Kecupan pelan terdengar kesudut ruangan kamar Toji. (Y/n) yang berada diatas tubuhnya sesekali menghisap pelan bibir Toji. Tangan Toji bergerak melingkari pinggang ramping (y/n). Menahan tubuh perempuan itu agar tetap diatas tubuhnya.

Pertemuan setelah sekian lama terbayarkan. (Y/n) menatap manik mata Toji. Menyatukan keningnya dan memeluk leher pria itu. Hidungnya menghidu aroma yang menguar. Menenangkan.

Bibir (y/n) mengecup pelan leher Toji. Meninggalkan jejak kemerahan diatas kulit putih Toji. Toji sedikit melenguh merasakan lehernya yang perlahan basah akibat ulah (y/n).

Toji menutup wajahnya dengan satu tangan, "apa ini hukuman untukku karena mendorongmu pergi?"

Ucapan Toji membuat (y/n) menatapnya bingung, "tidak." jawab (y/n).

Toji sedikit terkekeh, "lalu hukumannya apa?"

(Y/n) mengembangkan senyumannya, "tidak ada jatah untukmu sampai tahun depan."

Toji mengerjap dan langsung membalik posisi. Toji menatap (y/n) yang ada dibawahnya. "He~ kalau begitu akan kupuaskan diriku hari ini."

Senyum seringai tersampir dibibir Toji. (Y/n) sudah salah berbicara. Tangannya mencoba mendorong tubuh Toji yang tentu saja itu sia-sia. Toji bahkan tidak bergeming seinchipun.

Toji mengusap pelan punggung (y/n). Tangannya masuk kedalam baju dan menyentuh punggung polos (y/n). Lenguhan pelan keluar dari bibir (y/n) yang merasakan sentuhan Toji.

"Tu-tunggu!" pekiknya pelan.

Toji menghiraukan (y/n) yang mencoba melepaskan dirinya. Bibir Toji mengecup leher jenjang (y/n).

"Ah... Eungg..."

Toji semakin agresif, tangannya melepaskan pengait yang ada dipunggung (y/n). Tangannya yang lain mengelus pelan paha (y/n). Membuai perempuan itu. Rona merah muncul dipipi (y/n), membuat Toji mengecup bibirnya lembut.

Sret.

Pintu kamar terbuka, menampakkan Tsumiki yang pias melihat pergelutan keduanya.

(Y/n) langsung menendang Toji agar menyingkir dari atasnya lalu menatap Tsumiki yang pucat dan berkaca-kaca.

"Tsu-Tsumiki-chan?!"

"O-otou-o-otou-san!!! Megumi!! Otou-san mau makan Okaa-san!!" jerit Tsumiki keras.

Toji mengaduh karena kepalanya terbentur kedinding. Toji mengusap pelan kepalanya yang berdenyut sakit.

(Y/n) panik saat mendengar langkah lari kecil yang mengarah ketempat ketiganya. Mata (y/n) menatap Megumi yang memegang panci, "Megumi?!"

Panci dilempar tepat mengenai pelipis Toji. Toji kembali mengaduh sekali lagi. Dua benjolan dalam satu waktu. Toji menatap putranya tajam, "Megumi?! Kau melemparku dengan panci?! Siapa yang mengajarimu?!"

"Sudah kuduga otou-san itu tidak waras!" pekik Megumi kesal. Tangan kecilnya menarik (y/n) mendekat. "Jangan dekat-dekat Okaa-san, dasar tidak waras!"

.
.
.

Megumi dan Tsumiki menepati ucapan keduanya. Menjauhkan (y/n) dari Toji bahkan saat mengantar (y/n) pulangpun, Toji tak diberi sedikitpun celah untuk menyentuh (y/n). Seolah-olah kedua bocah itu adalah bentang besi untuk melindungi (y/n) dari Toji.

Keempatnya sampai pada sebuah toko roti. (Y/n) melambaikan tangannya saat Toji membawa Megumi dan Tsumiki pulang.

"Mata ashita!" ucap (y/n). Senyuman lebar terkembang dibibirnya. Tsumiki dan Megumi sesekali mendengus menatap Toji kesal.

Pintu toko roti terbuka, menampakkan seorang karayawannya yang tengah menenteng beberapa surat.

"Ah! Nona, kau sudah kembali?"

"Konnichiwa Yume-chan," ucap (y/n) tersenyum. "Itu surat siapa?"

"Oh iya, ini surat dari tuan Arata. Tadi tuan Arata datang saat nona tidak ada disini dan meninggalkan beberapa surat." jelas Yume.

(Y/n) menghilangkan senyumannya mendengar nama orang yang dijodohkan ayahnya. Gino Arata, tunangan (y/n).

"Terimakasih." ucap (y/n) dingin dan mengambil surat itu. Kakinya melangkah kejenjang lantai dua. "Yume-chan, tolong bawakan beberapa potong kue keatas."

(Y/n) duduk disudut tepi lantai dua toko. Tangannya membuka surat dan membaca apa yang tertulis disana.

Yume datang bersama kue dan teh yang dia tata rapi diatas meja (y/n). (Y/n) berterimakasih dan kembali membaca surat berikutnya.

Tangannya menggenggam erat dan langsung menyobek surat itu menjadi delapan bagian.

"Tanggal pertunangannya dimajukan," lirih (y/n). Senyum sini terkembang dibibir (y/n). "Maaf ayah, aku tidak sudi jadi bonekamu. Aku hanya akan menikahi Toji-san, bukan yang lain dan kau tidak memberiku pilihan selain ini huh?"

(Y/n) menyesap tehnya pelan. "Kawin lari ah~ sama Toji-san." ucapnya senang.

.

.

.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: nah loh om tejo yang sekarang kelabakan ahahaha >:v

.
.
.

.
.
.

See you next chapter 😌

1 Februari 2021

✔ ꒦ ͝  Red String (F. Toji x Reader)Where stories live. Discover now