꒦ 03

12.6K 2K 593
                                    

"Om, aku mau pulang."

"Rumahmu kan disini."

"Aku mau pulang kerumah lamaku."

"..."

"Omm!"

Dua hari tepatnya (y/n) diculik oleh Toji. (Y/n) sudah frustasi sendiri karena tidak bisa menghubungi keluarganya. Baterai ponsel (y/n) sudah mati sejak semalam dimainkan Megumi dan Tsumiki.

(Y/n) menghela nafas berat. Bahkan Toji tidak keluar rumah seolah-olah memastikan (y/n) tidak bisa keluar dari rumahnya.

(Y/n) berdiri dan berjalan keluar ruangan tengah. Menuju taman dan duduk dibawah pohon rindang. Setidaknya meski tidak bisa memainkan ponsel, matanya cukup termanjakan dengan bunga-bunga liar yang tumbuh merambat ditaman.

Angin sepoi-sepoi menggodanya untuk menutup mata. Matanya sedikit perih karena merindukan rumah dan keluarganya. Kepalanya tertunduk terpangku dilutut kakinya yang terlipat.

Tangannya memeluk lutut dan tertidur sebentar.

.
.
.

Tangannya bergerak menyentuh sesuatu yang lembut. Perasaan tadi dia tertidur ditaman. Matanya mengerjap melihat tangan kekar yang melingkar dipinggangnya.

Tubuhnya berputar dan menatap pemilik tangan linglung.

"Huh?" ucapnya pelan.

Rambut hitam tajam disentuhnya. Lembut. Tangannya turun menyentuh bekas luka tajam ditepi bibir kanan. Tangannya mengelus pelan dan menunduk.

Setiap pasangan yang memang berjodoh, dilahirkan dengan naluri.

Cup.

Sebuah kecupan (y/n) berikan tepat pada bekas luka. Tubuhnya limbung lantaran pelukan pada pinggangnya semakin erat. Kepalanya bersender kedada Toji. Mendengarkan detak jantung yang cukup cepat. Matanya kembali menutup memasuki mimpi tanpa peduli Toji yang memeluknya erat.

"Gadis kecil," lirih Toji. "Kau benar-benar membangunkan singa kelaparan."

.
.
.

Mengusap kepala pelan, (y/n) mencoba menghapus ingatan tadi malam. Bagaiman bisa dia dengan lancangnya mencium bibir orang lain.

Wajahnya benar-benar memerah saat ini. Lebih dari itu, Megumi menatapnya aneh karena beberapa kali membenturkan kepala pelan kedinding karena mengingat hal memalukan yang dia lakukan. Bahkan Toji saja terus tersenyum menyeringai padanya.

"Tuhaaan!! Tolong hapus ingatanku!!"

Dan tentu saja do'a (y/n) tak dikabulkan. Kenangan itu terus berputar hingga Megumi risih dan menarik tangan (y/n) untuk menunduk.

"Okaa-san," panggil Megumi. "Kening mu berdarah."

Megumi menyentuh pelan luka pada kening (y/n). Membuat gadis itu sedikit meringis. Tsumiki terlihat panik dengan kotak p3k ditangannya.

"Okaa-san, daijobu?" tanya Tsumiki.

(Y/n) mengulas senyum tipis, "aku tidak apa-apa Tsumiki-chan."

Sret. Sebuah hansaplast dengan gambar hati melekat didahinya. "Kuharap tidak meninggalkan jejak." bisik Megumi menghembus dahi (y/n).

Percaya atau tidak, wajah (y/n) sudah memerah saat ini. Damage uwu Megumi sudah melebihi standar batasan (y/n).

"Tolong berhati-hati, Okaa-san."

"A-um... Iya, aku akan berhati-hati." gugup (y/n) yang ditatap intens.

Toji yang melihat (y/n) lebih leluasa bermain bersama anak-anak terlihat sedikit kesal.

"Megumi," panggil Toji. "Jangan mencuri (y/n) dariku."

Megumi yang mendengar itu menatap Toji jahil. Tangannya melingkar dileher (y/n). Memeluknya erat dan menatap Toji dengan senyuman, "tapi Okaa-san maunya sama aku, otou-san."

Tsumiki yang berdiri disamping hanya bisa tertawa melihat Toji yang tak terima (y/n) dipeluk Megumi.

"Anak sialan."

"Om!" ancam (y/n), "jangan ngomong kasar!"

Megumi tertawa pelan dan meletakkan dagunya dibahu (y/n). Mengelus dagunya pelan dibahu dan menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah kearah Toji. "Aku menang, blee."


.
.
.

"Dear anak tiri, jangan manis-manis! Aku diabetes!"

-yeen




.
.
.

.
.
.

T
B
C

.

.

.

San: .... //eror damage Megumi terlalu mengerikan.

.
.
.

See you next chapter 👀👄👀

5 Januari 2021

✔ ꒦ ͝  Red String (F. Toji x Reader)Kde žijí příběhy. Začni objevovat