Prolog

21.3K 2.3K 523
                                    

Hallo buat pembaca baru maupun pembaca lama yang reread, jangan lupa vote, komen, share, sama follow akun ini untuk mendukung akun ini membuat cerita fanfict yang lebih baik lagi kedepannya 😗👌🏻

.
.
.


Konana (y/n), gadis delapan belas tahun yang baru saja merayakan kelulusannya dari bangku sekolah menengah atas. Wajahnya berseri memikirkan langkah baru yang akan dia lakukan setelah ini.

Melanjutkan kuliah atau ikut berbisnis kue menjadi dua pilihannya saat ini. Orang tuanya memberinya kebebasan dalam memilih apa yang ingin dia lakukan. Yah, (y/n) sendiri tidak begitu tertarik sebenarnya dengan masa depan. Prinsipnya adalah hadapi yang sekarang dulu, masa depan? Pikirnya nanti saja.

Merayakan pesta kelulusan bersama dua sahabatnya, Minami dan Kobayashi disebuah kafe kecil disudut kota Tokyo. Ternyata membawa pengalaman menjengkelkan baginya karena ternyata Minami dan Kobayashi membawa pasangan mereka. Ya, sangat menjengkelkan karena dia belum bertemu dengan pasangannya.

Didunia ini ada sistem bernama benang takdir. Mereka yang saling bertakdir satu sama lain akan merasakan perasaan menyengat kecil ketika bersentuhan untuk pertama kalinya.

(Y/n) sedikit menghela nafas menatap kantong makanan manis ditangannya. Menyesap pelan minuman manis dengan bola-bola jelly hitam kenyal yang ketika digigit memberi sensasi lembut dilidah.

Kedua temannya sudah lebih dulu ngacir entah kemana, mungkin merajut cinta? Mungkin juga kesuatu tempat yang berprivasi tinggi? Entahlah, (y/n) tak mau memikirkannya.

Rambut panjangnya diikat tinggi seperti ekor kuda. Bergerak pelan menyesuaikan pergerakannya. Berjalan menuju halte terdekat sembari mata memandang pemandangan yang memanjakan. Suasana tradisional yang terasa di Tokyo pinggiran membuatnya mengulas senyum. Aroma udara yang bersih, membersihkan pikirannya yang mumed karena masalah benang takdir.

Beberapa pasang mata terlihat acuh tak acuh ketika dia meregangkan tubuhnya. Orang Jepang memang sedikit cuek pada keadaan sekitar.

Beberapa orang berjalan melawan arah tujuannya. Orang-orang jangkung dan cukup menakutkan. Yakuza? Sepertinya bukan. Preman lebih cocok, soalnya pakaian mereka tidak senyentrik pakaian yakuza Tokyo.

Suara mereka yang berbincang terdengar cukup keras. (Y/n) mengabaikan mereka dengan berpura-pura memainkan ponselnya, berharap orang-orang itu segera berlalu dari hadapannya.

"Kau itu! Aku tidak mau!"

"Toji... Hanya sekali, cobalah!"

Laki-laki jakung berambut gelap terlihat risih dengan keberadaan teman lamanya yang berambut putih.

"Kau menyebalkan sekali, pergi sana." usir laki-laki berambut hitam.

Sirambut putih tidak menyerah dan sedikit mendekatkan tubuhnya kearah sirambut hitam. Sirambut hitam yang semakin risih tanpa sadar terus mundur hingga punggungnya menabrak (y/n) yang sudah berjalan kearah halte.

Punggung keduanya terasa sedikit menyengat, (y/n) yang terdorong hanya bisa diam. Menikmati sensasi yang baru dia rasakan.

Matanya mengerjap, berbalik dan menatap laki-laki berambut hitam yang sama terkejutnya dengannya.

Sehelai tali berwarna merah terlihat terikat dikelingking kirinya dan berakhir dikelingking kiri laki-laki itu.

Mata (y/n) mengerjap cepat, "etto.... Bentar, unconnect."

Laki-laki didepannya menatap (y/n) tajam dan menyelidik, "anak SMA?" tanyanya pelan.

(Y/n) mengangguk dan ikut menatap balik laki-laki itu. "Om.... Om-om?!?!"

Gadis itu seketika berteriak histeris, "JODOHKU KOK OM-OM?!?!"

.
.
.

T
B
C

.
.
.

San: aduh, aroma-aroma bucin 🤣🤣

.
.
.

Next?
꒰──

✔ ꒦ ͝  Red String (F. Toji x Reader)Where stories live. Discover now