37. Hiroki

5.1K 607 22
                                    

HAPPY
READING
DEAR

"ayo.."

Mereka semua keluar dari mobil. Berdiri tegap di balik tembok bangunan rumah kayu agar tidak terlihat. Sesekali Jack mengintip demi melihat situasi aman untuk menyerang. Dia sangat yakin kalau Mina dan Nayla disini, terbukti dari 2 mobil hitam di samping bangunan markas mereka.

"Jalan merunduk, jangan sampai mereka tau, lalu kita pukul tiba-tiba. Bersembunyi di balik semak-semak.." instruksi Brian

Mereka mengendap-endap dan terus tunduk mengikuti tinggi rumput liar. Semua penjaga mulai lengah, ada yang melamun, ada yang melihat lihat, dan sebagian lagi menunduk karena lelah berdiri.

"Oke.. saat ku beri aba-aba, kita langsung bergerak."

Brian mengambil batu besar yang ada di sampingnya, Joe mendapat selang putih saat tadi melewati rumah dan Dino mengambil batang pohon yang terjatuh. Kris dengan tangan kosong, tak dipungkiri kalau dia yang terbaik dalam hal memukul.

Saat tangan Jack terangkat, mereka bergerak lincah sembari waspada. Ketika sudah dekat, Kris berlari secara terang terangan menuju sisi kanan memukul tepat di wajah pria itu.

Semua anak buah yang berjaga langsung sigap di tempatnya, sedikit linglung karena penyerangan terlalu tiba-tiba. Brian ikut memukul dada salah seorang pria di sisi kanan dengan batu di tangannya, ketika pria itu tertunduk menahan nyeri, Brian langsung menghantam wajahnya dengan dengkul.

Joe disisi kiri pun memukul pria berbadan besar dengan selang, tepat di area lengan kemudian menarik tangan pria itu dan memelintir nya hingga berteriak sakit. Begitu pula dengan Dino yang terlalu semangat memukul hingga menyebabkan pelipis salah satu pria berdarah

Jack berjalan di tengah teman-temannya yang bertarung layaknya film action. Terlebih Joe, lelaki itu berlagak seperti Jacky Chan dengan memukul tubuh lawan dengan kaki, kemudian tertawa senang karena mendengar umpatan sakit dari mereka.

"Rasakan, entah salah apa Mina dan Nayla hingga kalian menculiknya!" Joe memukul pipi pria itu

Jack terkekeh sejenak sebelum mengubah wajah serius. Dia berlari memasuki bangunan besar yang terlihat sepi dan kosong. Di ujung ruangan terdapat sebuah pintu besi berwarna emas, langsung saja Jack berjalan ke sana. Matanya mengelilingi ruangan, melihat mana tau ada yang memantau aktivitas mereka.

Jack membuka pintu ruangan tanpa suara. Dia pun di suguhkan dengan ruangan pengap berdebu dengan banyak tiang tiang kokoh yang berdiri sana. Lebih mengerikan nya lagi, Jack bisa melihat mayat seorang pria yang tergelatak di ujung ruangan, itu pasti salah satu anak buah yang tadi Jack jumpai di depan.

Jack menemukan sandal milik Nayla di sana, sandal berbulu putih. Cepat, Jack berjalan cepat mengitari ruangan, dia menemukan tangga menuju lantai dua. Pun dia naik tanpa menimbulkan suara, bergerak was-was di setiap tapaknya.

Nyaris berteriak ketika netranya menangkap sosok gadis yang amat sangat dia kenali. Mina, gadis itu terduduk dengan tangan terikat di tiang, mulutnya tersumpal kain, matanya bahkan bengkak karena menangis.

Pandangan Jack mencari keberadaan Nayla. Di depan sana dia bisa melihat punggung tegap seorang pria berkulit putih sedang membelakangi nya. Pun dengan was-was jack mendekat, melihat apa yang sedang pria itu lakukan.

Mina membuka mata lebar melihat Jack ada di dekatnya. Lelaki itu mengisyaratkan Mina untuk diam lewat jari telunjuk yang menempel di bibir. Mina mengangguk dan mengarahkan kepala nya ke arah pria tadi.

Jack bingung, saat pria itu sedikit tunduk. Barulah dia melihat Nayla berdiri di depan pria tadi dengan tangan terikat di atas. Matanya berair, menangisi nasib karena kembali merasakan sesuatu yang hina, lagi.

Pria di depan Nayla sibuk memainkan payudara nya yang masih berbalut baju, meremat dan meremas kuat membuat tangisan Nayla semakin menggebu-gebu.

Jack yang geram meraih kursi kayu di dekatnya, dengan sekali hentak dia membuat kaki-kaki kursi itu menghantam punggung tegap pria tadi hingga tersungkur jatuh.

"Agrrr.. sial!" Pekiknya kuat

Jack membalik tubuh pria tadi dan menduduki nya. Jemari tangan yang mengepal dia layangkan menghantam pipi kanan dan kiri pria itu. Memukul dengan membabi buta tanpa ampun. Amarahnya mencuat keluar, seperti kerasukan Jack hilang akal. Dia menghantamkan kepala pria tadi ke lantai beberapa kali sebelum pria itu menendang Jack sekuat tenaga

"Agrr.." Jack terjerembab ke belakang

Dengan terseok-seok pria itu bangkit, wajah nya sangat mengerikan, lebam dimana-mana. Darah keluar dari hidung dan sudut bibir nya, pukulan Jack tidak bisa di remehkan. Walau wajah penuh luka, Jack tetap bisa melihat garis wajah pria itu yang sangat Asia. Jepang.

Dia Hiroki..

"Ah, Jack. Tidak ku sangka kau menghampiriku secepat ini. Aku pikir kau membutuhkan petunjuk dari ku. Kau cukup cerdas.." sembari mengelap darah yang mengaliri dagu nya

"Apa masalahmu, sial!" Jack berdiri di tempat

Hiroki sigap membekap leher Nayla yang ada di sebelahnya "kakak!" Jerit Nayla nyaring

Mina yang duduk tak jauh dari mereka berusaha mengosongkan tali pengikat tangannya pada besi penyangga yang berbentuk tajam. Berharap tali itu bisa putus

"Ayo, lawan aku dengan gantle, Hiroki. Katakan masalahmu, kenapa kau membawa keluargaku?" Tenang Jack

"Aku? Aku membawa keluargamu dalam masalah?" Tanya Hiroki lucu, dia terkekeh "kalianlah yang menceburkan diri ke dalam masalah, bung."

"Apa kau yang membunuh ayahku?"

Mata sipitnya semakin mengecil karena tersenyum "good boy.."

Jack mengepalkan tangannya kuat-kuat. Menatap penuh dendam pada Hiroki yang dengan santainya tertawa. Tangan lelaki itu turun dan mengelus pinggang Nayla. Dia menciumi pipi dan leher gadis itu sembari membekap mulutnya agar tidak berisik.

"Jauhkan tangan kotormu!" Teriak Jack

Sedikit demi sedikit dia berjalan maju, berniat mengambil kayu bekas patahan kursi. Dia akan memukul kepala Hiroki dengan kayu itu. Biarkan saja dia dikatakan pembunuh, yang ada di pikirannya hanya keselamatan adik dan kekasihnya

"O ow. No.. no.. no.. no" suara Hiroki terdengar menyebalkan. Dia membuat jari telunjuknya bergoyang ke kanan dan ke kiri, meminta Jack agar tidak melakukan hal bodoh

Mata Jack panas, hampir menangis namun dia tahan. Di depan sana adiknya di sentuh dengan sangat tidak sopan, di depan mata nya sendir tangan Hiroki berkeliaran, meraba apapun yang bisa di capai. Memainkan payudara Nayla di depan kakaknya langsung.

"Kumohon, brengsek. Hentikan itu!" Geram Jack nyaris menangis melihat wajah Nayla yang sudah pasrah

"Oh kau memohon? Bukan seperti itu cara mainnya. Ayo, menunduk dan merangkak padaku, Jack. Lalu ucapkan permohonan mu." Perintahnya

Jack meraih kaki kursi yang patah lalu melemparkannya ke arah Hiroki dengan gerakan cepat. Membuat lelaki Jepang itu maju dan memeluk tubuh Nayla dari depan, agar tidak terkena pukulan Jack. Dia menggeram marah..

"Fuck, kau nyaris melukai mainanku!" Ucapnya geram sembari mengelus pipi Nayla

Jack tidak berani maju karena Hiroki kembali menyergap leher Nayla. "Kau tau, Jack. Aku lelaki pertama yang mencicipi tubuh Nayla, adikmu."

Jack memejam mata, tak kuasa melihat Nayla yang kembali hancur. Gadis itu diam dan menatap kosong ke bawah. Dia tidak bergeming saat lelaki sialan itu memegangi tubuhnya.

"Ku beri tahu satu hal. Masalahku bukan padamu, tapi ayahmu. Seharusnya masalah ini selesai ketika kematiannya. Hanya saja aku ingin mengambil milikku.." mengelus kepala Nayla halus

"Katakan dengan jelas!"

Hiroki tersenyum miring "ayahmu bergabung denganku ke dalam gelapnya dunia bawah. Dia berkhianat. Dan selalu ada konsekuensi di setiap tindakan, bukan?"

°• Bad OBSESSION •°

Bad OBSESSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang