31. Father's death

6.5K 727 25
                                    

HAPPY
READING
DEAR

Bagaikan mimpi di siang bolong, Jack terdiam kaku tanpa bergerak. Berulang kali mengucek mata, berkedip-kedip pun pandangan di depan sana masih sama. Demi apapun, tangan dan kaki Jack Tremor bukan main. Tidak bisa di gerakan..

Dengan merangkak dia perlahan mendekat, masih sangat amat terpukul. Adik perempuan kesayangannya tergeletak lemas di kelilingi barang yang sudah tidak berbentuk. Baju atas nya terbuka hingga payudara gadis itu tidak tertutup apapun. Yang paling membuat Jack geram, tubuh bagian bawahnya tidak berbalut celana.

Jack bisa melihat darah di area kemaluan gadis itu. Perlahan Isak tangis Jack keluar tak beraturan. Dadanya sesak bukan main, air mata bahkan meleleh deras. Tubuhnya terguncang karena hentakan sesak.

"Nayla..." Jack menarik selimut, membungkus tubuh telanjang gadis itu.

Di perhatikan nya lagi wajah Nayla atau yang sering di panggil Lala, terdapat lebam di pipi kiri dan rahangnya. Darah kering di sekitar pinggiran bibir membuat Jack yakin kalau semua ini pelecehan.

"NAYLAAA!!" teriak Jack nyaring mengisi sunyinya rumah. Suara tangisnya terdengar sampai bawah..

Dengan gemetar di meraih ponsel dan menghubungi ambulans. Petugas medis akan datang sepuluh menit lagi. Selama itu Jack terus meluapkan sesak di dadanya, tidak ada kata yang keluar melainkan suara hentakan nafasnya yang tersendat.

"Demi Tuhan, adikku masih sangat kecil." Lirih nya bersama dengan lelehan air mata

Nayla masih berusia 17 tahun, dia nyaris menjadi gadis remaja. Tapi sudah merasakan pahit. Jack mencoba fokus, dia melirik ke sana kemari, memperhatikan kamar yang biasanya rapi kini bagaikan kapal pecah.

"Ayah?"

Jack mencium kening Nayla lalu berlari menuju kamar di seberang, kamar Roy. Kakinya yang lemas terus di paksa belari kencang menuju pintu bercat coklat. Setelah sampai dia malah ragu untuk masuk, merasa sesuatu yang tidak enak. Pun Jack membuka kenop pintu dengan sekali hentak.

"AYAHH!!" teriak nya lagi

Jantung Jack serasa ingin melompat, nyaris limbung saat melihat ayahnya terkapar di lantai dengan darah yang mengelilingi nya. Demi apapun, Jack tidak sanggup. Perasaan putus atas menyambangi, seperti tidak memiliki harapan hidup..

Dengan mata kepalanya sendiri Jack melihat leher ayahnya yang hampir putus. Darah terus keluar dari tenggorokan yang Jack sendiri bisa melihatnya. Wajah ayahnya membiru pucat, bersamaan dengan mata terbuka.

Ayahnya tewas..

Jack menyentuh darah dengan tangan, sedikit mencipratkan nya dengan jari, masih tidak percaya. Lalu dengan air mata yang sudah tidak keluar Jack menyatukan kembali leher ayahnya yang hampir putus. Dadanya terus tersentak tapi air mata sudah mengering.

"Setelah ibu, kau juga meninggalkan ku? Tega sekali kau!"

Jack meraba dada ayahnya, menatap wajah Roy lamat-lamat. Perlahan senyum terpantri dibibir. Senyum yang semakin lama semakin lebar, menghasilkan tawa kecil tapi sanggup membuat Jack tergelak lucu. Lucu sekali hidup ini..

Tubuh gemetarnya di paksa berdiri dan berjalan menuju jendela, membuka kaca bening yang menghalangi pandangannya. Dengan sekali tarikan nafas, Jack berteriak kencang. Teriakan yang lama-kelamaan menjadi tangis penuh pilu. Suara terus dia keluarkan, berniat mendorong sesak tapi malah semakin nyeri.

Sedangkan di bawah sana, ambulans dan Joe datang bersama polisi. Dia mendapat kabar dari Rama kalau Jack pulang ke rumah utama, mendapat firasat tidak enak pun Joe segera tancap gas ke sini, berbarengan dengan datang nya ambulans dan polisi.

Bad OBSESSION ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang