Chapter 8

160 14 2
                                    

Veebha dan Saurav terus bertarung dengan sengit sampai amarah mereka sama sama di puncaknya bahkan tak perduli siapa dan kekuatan dirinya seperti apa yang jelas dia harus menolong teman temannya sebelum mereka berbuat yang lebih dari sebelumnya

.

" Sial aku harus pergi kemana, disini jalan buntu bahkan aku lupa jalan keluarnya sekarang, apa Veebha tidak menyuruhku yang lain saja, kalau aku berlari seperti ini, maka nanti kakiku ini akan berubah menjadi sebesar apa. Tidak tidak Teju huh tenanglah ok, jangan panik nanti kecantikanmu akan hilang. Astaga Ya Dewa bantu aku mencari jalan keluar, kalau tidak aku akan berlari sampai pagi" ucap Teja terus berlari sambil menggerutu dengan keadaannya saat ini bahkan nyawanya saat ini juga terancam terutama Shaheer yang terus memburunya

" Lalu kemana aku sekarang? Dewa tolong bantu aku, setidaknya sekali seumur hidupku aku menjadi pahlawan bagi mereka, karena tidak mungkin aku hidup lama, lambat laun mereka juga akan membantaiku dan nasibku, nasibku akan sama dengan Arjun dan Paras"

" Oho jadi begitu, nasibmu memang akan sama dengan teman temanmu sayang" ucap samar seorang pria dengan senyum khasnya membuat perasaan Teja tidak enak dan hafal dengan suara baritonnya yang sedikit berat itu

" Sh...sh....sh....Shaheer, eum, eum ka...ka...ka...kau, astaga kau ini buatku terkejut saja shah, hehe aku hanya mencari udara segar saja di dalam rasanya panas hawanya, kebetulan kau ada disini hehe, kau mau menemaniku berjalan jalan shah?" ucap Teja merasa gagap dan berusaha bersikap biasa di hadapan pria tampan namun mematikan ini

" iya itu boleh sekali sayang, malah itu membuatku merasa lebih baik" ucap Shaheer tersenyum sinis menatap wanita yang merasa gugup dan ketakutan ini

" Eum tap....tap....tap....tapi ka...ka...kau memang ha...ha....harus membawa senjata seperti itu hah, memang ada apa disini, da..da...da...dan kurasa ka...ka...kau tidak pantas memegang senjata itu aku yakin itu" ucap Teja terputus putus saat melihat sebuah kapak dan busur panah  di tangannya dan mendengarkan ocehan tidak jelasnya itu dengan tatapan jengah

" Kenapa tidak bisa, oh atau kau ingin mencoba apakah senjata ini tajam atau tidak menuju kepalamu itu hmm dengan senang hati" ucap Shaheer dengan menyunggingkan senyum mautnya

" Eum ti....ti.....ti.....tidak Shah, ma...ma....ma....maksudku itu adalah, kau...kau...kau tidak pantas memegang senjata seperti itu. Tapi wajah tampanmu itu pantasnya memegang sebuket bunga mawar dan juga menunggang kuda putih serta kau tidak pantas memasang wajah mengerikanmu itu, tapi wajah imut dan menggemaskan itu, eum pakaianmu itu di rapihkan dikit dan rambutmu itu sudah cocok sebagai pangeran berkuda putih, bukannya pangeran tapi psycho, eh salah eum itu, itu, aduh apa ya, pikirlah Teja" ucap teja berusaha mengalihkan perhatiannya dengan banyak pujian dan hayalannya itu membuat Shaheer hanya datar dan memutar bola matanya

" BEDEBAH KAU, TIDAK BERGUNA, KAU TELAH MEMBUAT KESABARANKU HABIS DAN WAKTUKU TERBUANG PERCUMA!"

Teja pun terkejut dengan teriakan Shah dan dengan refleks melempar Shaheer dengan kerikil dan kayu disana membuat shaheer marah bukan main langsung mengayunkan kapaknya menuju Teja tapi Teja sudah berlari duluan

" BEDEBAH, KURANG AJAR, WANITA JALANG, JANGAN LARI KAU" ucap Shaheer dengan amarah menggebu berlari mengejar teja dengan cepat


Veebha dan Saurav masih bertarung dengan sengit walaupun mereka sama sama terluka, tetapi nafas mereka masih belum terhenti dan masih bernafas dengan cepat

" Sudah ku bilang, kau tidak bisa menghabisiku. Percuma saja kau buang buang tenagamu itu lebih baik kau menyerah saja dan jangan berpikir kau bisa melawanku!"

House of Pandavchali - SEASON 1Where stories live. Discover now