Kantong Merah

1.2K 244 9
                                    

💜





💜





💜





💜





💜





💜





💜





Happy Reading

"Aku Pulang.....!" Teriakan riang memenuhi seisi mansion yang terlihat sepi tanpa penghuni itu. Dan tak lama, salah satu maid datang dan membungkuk meminta Tas pemilik surai dark brown itu untuk dibawakan.

"Hyungdeul kemana?" Taehyung bertanya seraya memberikan tasnya itu pada Maid kepercayaan keluarganya itu. Song Ahjumma.

"Tuan Namjoon sudah berangkat dari tadi untuk meeting dengan klien dari Hongkong. Sedangkan Tuan Seokjin bilang, Dia harus kerumah sakit karna ada operasi mendadak" Taehyung menghembuskan nafasnya kasar. Lagi-lagi dia sendirian di mansion. Dan sungguh, dia benci suasana sepi seperti ini.

"Tuan sudah makan siang? Saya bisa sediakan makanan untuk Tuan sekarang" Taehyung tersenyum dan mengangguk.

"Panggil Tae jika sudah siap Ahjumma. Tae ada di perpustakaan" Song Ahjumma tersenyum lalu membungkuk sopan dan segera pergi untuk meletakan tas Taehyung terlebih dahulu. Baru ke dapur.

Perpustakaan dirumahnya itu berada di lantai pertama. Tepatnya di bagian barat rumahnya. Dulu ruangan itu adalah kamar tamu yang jarang digunakan. Jadi Namjoon sengaja menjadikan ruangan itu menjadi perpustakaan, Mengingat jika Keluarga Kim itu mencintai Sebuah Buku.

Ia mendorong pintu lebar itu dan tersenyum sambik menarik nafas dalam. Menghirup rakus aroma-aroma kertas yang dia sukai itu.

Perpustakaan itu tak terlalu besar, Namun cukup terasa nyaman karna buku tertata rapi dan ada Sofa lembut untuk tempat duduk membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpustakaan itu tak terlalu besar, Namun cukup terasa nyaman karna buku tertata rapi dan ada Sofa lembut untuk tempat duduk membaca. Taehyung dulu, sering datang kesini untuk belajar. Dia lebih suka disini dibandingkan belajar dikamarnya.

Dia berjalan mendekati rak yang bertuliskan Ilmu Bisnis disana. Taehyung mengambil satu buku dengan ukuran yang cukup besar namun tak terlalu tebal. Dia membawanya menuju ke sofa putih dan membuka buku itu sambil mencoba memahami isi dari buku itu.




.

.

.


"Kau bilang kau tak akan gagal? Mana janjimu Bocah?!!" Yang ditanya mencebik kesal. Ini juga kegagalan pertamanya dalam perencanaan pembunuhan. Selama ini, Dia selalu berhasil dan bisa kabur tanpa jejak sedikitpun.

Can You See Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang