Baleryn 🌾

27 23 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak ⭐🙏😉

Siang ini, Olivia kembali lagi ke toko itu, untuk membeli barang yang sempat tertunda gara-gara Kakek sialan itu! Mata Olivia meneliti di setiap rak, kemana sepatu itu? Yap! Barang yang akan dibeli Olivia adalah sebuah sepatu, lebih tepatnya sepatu Balet yang akan dia hadiah untuk Baleryn.

"Aihhs tuh sepatu kemana ya?" Umpat Olivia.

"Maaf Mba nyari apa ya?" Tanya seorang karyawan toko yang kebetulan lewat dari belakang Olivia.

Olivia menoleh ke karyawan itu dan tersenyum manis.
" Emm, kak, sepatu yang ada disini, yang warna pink kebiruan itu kemana ya?" Tanya Olivia gugup. Karyawan itu berfikir sejenak.

" Owh yang itu, maaf Mba udah ada yang mesan dan baru aja dianter beberapa jam yang lalu," jawabnya.

" Yah, padahal itu sepatu cantik banget lho Kak," ucap Olivia sedih, seketika raut wajah sedih Olivia berubah menjadi seram.

" Ini semua gara-gara tuh Kakek sialan, awas Lo ya, jumpa sama gue habis Lo!" Umpat Olivia dan berlari keluar dari toko.

🌾🌾

Baleryn berjalan mengendap-endap mengikuti langkah kaki Marchel, kaki Baleryn sekarang benar-benar pegal, perasaan dari tadi Marchel gak berhenti-henti.

" Ya ampun, tuh bocil gak capek apa? Gue aja udah encok banget nih, yah kemana dia?" Tanya Baleryn ke dirinya sambil mata celingak-celinguk mencari kesana-sini.

" Alamak dia naik tangga lagi, bengek T T " ucap Beleryn sambil menaikkan tangga dengan tangan mengangkat bendera putih.
Sesampainya Baleryn dia atas dan Ingin menarik nafas, tubuhnya didorong cukup keras ke dinding.

"Lo ngapain ngikutin gue?" Tanya Marchel dengan menekan bahu Baleryn kuat.

"Ahhhk sakit encok, Lo nekannya keras amat, gak punya jiwa keperasaan Lo!" Ucap Baleryn dan mendorong tubuh Marchel. Baleryn merapikan kerahnya dan baju bagian lengannya.

Marchel menatap Baleryn insten dengan tangan dilipat diatas dada, Baleryn yang sadar itu pun mengikuti gaya Marchel yang menatapnya dengan tangan dilipat diatas dada.

"Apa Lo, nantangin gue?" Tanya Baleryn.

Marchel menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskanya secara perlahan," Gini ya cewek gila, Lo ngikutin gue, dan nyari masalah sama gue, dan bilang kalau gue nantangin Lo, buat apa? Gue capek tau berdebat sama orang kayak Lo, jadi gue mohon jauhhin gue, muak tau gak!" Ucap Marchel panjang lebar dan langsung meninggalkan Baleryn yang masih berfikir keras memahami ucapan Marchel.

"Ihh kok dia bilang gitu sih, padahal kan gue cuma mau bilang, kalau ini hari ulang tahun gue," ucap Baleryn kesal dan berjalan menuruni tangga dengan lesuh.

"Emang gak ada yang lebih peduli sama gue, selain mama, papa dan Olivia," guman Baleryn.

"Maafin gue cewek gila" guman Marchel sambil menaiki motornya dan keluar dari pekarangan sekolah.

🌾🌾

Felix dan Brian sudah bosan menunggu Marchel yang belum datang juga, padahal mereka janji sebelum masuk pelajaran ke enam, mereka akan berkumpul di apartemen Marchel.

"Si Marchel, kemana sih? Gue udah telat tau, makan bareng sama pacar gua yang kelima!" Ucap Felix kesal sambil memakan kacang. Brian menatap Felix datar dan kembali fokus ke hpnya.

"Lama-lama mati berdiri nih gue, punya soib kok dingin-dingin semua. Sok cakep lagi!" Ucap Felix, namun tetap dianggap radio rusak oleh Brian.

Suara pintu terbuka, mata Felix dan Brian menatap ambang pintu yang dibuka oleh Marchel, Marchel berjalan kearah mereka dan melempar jaketnya ke wajah Felix.

"Buset, sabar Lix sabar, orang sabar pacarnya makin banyak." Guman Felix yang masih bisa didengar oleh mereka.

Brian berjalan dan duduk disebelah Marchel, menepuk pundaknya pelan,
"Napa Lo?"tanya Brian.

Marchel bangkit dari sandarannya, menatap lesu kearah Brian, "Ah entahlah, pusing gue,"ucap Marchel.

"Eh Marc, Lo tau gak?" Ucap Felix.

"Apa?" Tanya Marchel dengan alis terangkat.

"Soal tuh cewek, siapa namanya, Ba..ba.. Baleryn, ya Baleryn, kalau dia tuh har..

"Stop! Gue lagi males bahas tentang tuh cewek gila, paham!" Potong Marchel dan langsung berjalan meninggalkan mereka, keluar dari apartemen.

"Sensi amat tuh kecebong! Belum juga gue kelar nih ngomong," ucap Felix, mata Felix beralih ke Brian yang masih setia duduk.

"Eh Bro, Lo tau gak, kalau hari ini tuh har...

"Bye"ucap Brian dan pergi menyusul Marchel.

"Enaknya nih gue jalan keatas balkon yang paling atas, terus lompat dan mati, kelar!" Ucap Felix. "Padahal kan gue cuma mau bilang, kalau hari ini tuh, ulang tahun si Baleryn, Baleryn itu!"lanjutnya dan berlari keluar mengerjar mereka.

🌾🌾

Nathan duduk di pinggir sungai, melempari batu krikil yang sempat dia kumpul sebelum duduk, pikirannya campur aduk, dia butuh teman tapi dia tidak suka berteman. Tanpa dia sadari, sedari awal ada seseorang yang menatapnya senduh, tersenyum samar menatap Nathan yang terlihat hancur.

" Maafin papa Nathan, papa bukannya gak adil, tapi papa bingung, papa memang bukan papa yang baik, papa gagal jadi seorang ayah, tapi mulai sekarang papa janji akan memperlakukan kalian berdua dengan adil, karena papa sayang kalian. Bukannya menutup masa lalu dengan kalian, hanya saja papa tidak ingin membahas itu semua!" Batinnya.

Olivia mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, tiba-tiba mata indahnya menatap punggung seseorang yang sangat dia kenali. Mobil yang dia bawa direm mendadak, Olivia turun dari mobilnya dan berlari kecil menghampiri orang tersebut, saat ingin menyerbu orang itu dari samping, Olivia hilang keseimbangan dan terjatuh di pangkuannya.

Nathan kaget, sedangkan Olivia diam membisu.

"Mati sudah kamu Olivia!!!!"batin Olivia.

"Ngapain Lo! Turun!"ucap Nathan dengan sedikit bentakan. Olivia dengan cepat turun dari pangkuan Nathan dan berdiri di sebelahnya.

"Lo harus tanggung ja... jawab!" Ucap Olivia gugup tidak lupa dengan nada yang digalak-galakkin olehnya. Nathan menatap Olivia dengan alis terangkat, berdiri sambil membungkuk menyeimbangkan tingginya dengan Olivia.

"Tanggung jawab?" Tanya Nathan, Olivia hanya mengangguk antusias menatap mata Nathan tanpa berkedip yang sangat dekat dengannya.

"Apa?" Tanya Nathan lagi.

"Tanggung jawab, Karena sepatu kemarin udah gak ada lagi!" Ucap Olivia kesal, Nathan mendongakkan tubuhnya lalu melipat tangannya diatas dada.

"Bukan salah gue kali!" Ucap Nathan santai.

Olivia mendengus kesal, mengepalkan tangannya kuat-kuat, "Ihhh Lo kok jadi orang gak punya hati nurani sedikit pun ya! Asal Lo tau! Kenapa orang gak mau berteman dengan Lo, Karena Lo itu jahat! Gak per...mhthh" belum sempat Olivia menyelesaikan ucapannya, bibirnya diterkam cepat oleh Nathan, mata Olivia melotot sempurna, berusaha mendorong tubuh Nathan agar bisa melepas tautannya.
Olivia berhasil mendorong tubuh Nathan dan menampar keras pipi Nathan.

"Ihhhh, gue benci sama Lo, itu tuh first kiss gue!!!" Ucap Olivia dan pergi meninggalkan Nathan, Nathan mengusap bibirnya sambil menatap punggung cewek aneh yang baru-baru ini dia kenal.

"Ck! Suruh siapa gak bisa diam!" Guman Nathan dan ikut pergi meninggalkan sungai.

Next to chapter selanjutnya 🙏

Jangan lupa tinggalkan jejak ⭐🙏

Semoga suka dan betah dengan cerita aku ♥️🙏

Maaf typoo bertebaran dan cerita yang kurang menarik 🙏

BALERYNWhere stories live. Discover now