Loses 🔞

8.2K 474 35
                                    

Rokok itu mengebul sempurna diruang tamu rumah mereka berdua. Felix berdecih. Hyunjin tampak tak menanggapi dan tidak mau peduli.

Nicotin dan tar itu candu tidak bisa dipisahkan dari hidupnya. Hidup Hyunjin lebih tepatnya.

Felix duduk didepan sang suami— notabene Suami hasil perjodohan orang tua mereka. Bisnis keluarga.

Cih. Kuno sekali. Lagak seperti zaman siti nurbaya.

Sebelah alis Hyunjin terangkat. Rokok itu ditaruh pada asbak di atas meja.

Felix berdehem sebelum memulai bicara.

"I heard you were a player , okay , lets play a game"

"a game?" selidik Hyunjin tertarik, terbukti dari condongan badan ke Felix didepan.

"We'll flirt, play fights, talk 24/7, say goodmorning and goodnight every day, give each other nicknames, date, talk on the phone for hours, take cute pictures together, make promises to each other and hold each other"

"and- thats it?" tanya Hyunjin lagi

"And whoever falls in love first, loses"

"alright lets play a game lixie" Hyunjin bangkit dengan senyum yang paling dbenci Felix seumur hidupnya.

.

"morning babe"

Felix berjengit sempurna. suara serak basah Hyunjin menyabu indra pendengarannya dengan tak sopan.

its a day 1 dude.

tidak bergeming. Felix menetralkan nafas kemudian melanjutkan acara memasaknya dengan benar benar tidak akan bisa fokus dengan Hyunjin yang menempel dibelakang dengan sangat tidak bisa di prediksi memeluknya dari belakang.

"rules number one. say good morning to each others. wheres my good morning?" tanya Hyunjin sedikit terkekeh. dan Felix membalik tubuhnya setelah menaruh soatula pada tempatnya disamping meja.

"morning hyun?"

"rules number two. give each others nickname. wheres my nickname?"

poutan Hyunjin itu membuat felix memutar bolamatanya malas.

"Morning too babe"

Hyunjin maju sedikit mengikis jaraak dengan Felix yang sudah siap siaga. tapi tetaap saja hanya membola sempurna dengan sebuah kecupan ringan yang tidak pernah sekalipun mereka lakukan di 3 bulan pernikahan terpaksa mereka setelah sekali pada hari naik altar waktu itu.

"hehehe"

itu tawa Hyunjin menjengkelkan bagi Felix.

"what?" tanya felix karena Hyunjin tak kunjung menjauhkan Wajahnya.

"Rules Numbers two, Mainly about whether or not you're free next Sunday"

"I think I still have nothing on my agenda for next Sunday" Felix berpikir bahwa ia benar benar tidak ada agenda minggu nanti.

"That's great. I am calling to see if you would like to meet up with me for some coffee or tea"

"Are you asking me to go out on a date with you? " Tidak Terkejut its rules number two. Some coffe and tea. Not bad. Kata Felix dalam hati.

"You could say that. So, what do you say? "

"Yeah, sure. Sunday afternoon?"Felix memastikan

"Perfect. It's a date then" kata Hyunjin lagi dengan seringaiannya dan baru berlalu ke kamar mandi siap siap berangkat kerja.

Hyunjin definitely perfect player but Felix is the coach. Let's see.

.

"Tidak buruk mengajakku ke restaurant seperti ini" Felix duduk saat didpersilahkan Hyunjin duduk.

"it's a great lix, pilihan yang baik untuk mengatakan secepatnya bahwa aku akan menang" kendikkan bahu Hyunjin lalu memanggil pelayan.

Felix terkekeh pelan.

"setidaknya kita terlihat seperti pasangan normal pada umumnya" ujar Felix sembari membuka ponselnya.

"rules number four take cute pictures together"

Ckreck. Dan suara itu berhasil mengabadikan Hyunjin yang dengan sempurnanya sudah berpose. Felix kali ini tidak bisa berhenti tertawa. Bahwa definisi Buaya jelas sekali melekat pada predikat Suami nya itu.

"that's cute" komentar Felix.

"tentu saja" kata Hyunjin menyombongkan diri, juga mengeluarkan ponsel dari jacket nya dan memotret Felix yang sudah siap bergaya.

Jeda 10 detik sebelum Hyunjin mengalihkan pandangan dari foto yang diambil. Dalam Hitungan otak Felix.

Apakah felix terlalu jelek hari ini? Jangan bercanda Jacket hitam yang ia kenakan sekarang adalah keluaran terbaru brand ternama. Selera Hyunjin saja payah sampai mengamati lama Foto dirinya. Ya kan?

.

Janji pada diri Hyunjin bahwa tidak aka nada cinta diantara mereka kalau ada maka semuanya pecundang. Tapi mau apa dikata.

Janji tinggalan janji.

Saat Felix menawarkan diri pagi itu. Hyunjin tidak akan menyianyiakan kesempatan mencicipi bukan.

Mari kesampingkan cinta sebentar. Hyunjin tidak peduli ia kalah atau apapun sekarang ia hanya pasrah pada Felix yang mengendalikan permainan saat tangan mereka tertaut seakan Felix megenggam tangan Hyunjin seperti layaknya pada agama yang mereka anut. Rules number sekian—mana bisa Felix berpikir jernih. Kalau ia sedang dipuaskan.

Ya pecundang. Saat hentakan panas yang Hyunin lakukan. Felix menggeram.

sempurna. Felix tidak tahan saat Hyunjinnya bergerak sedikit saja didalamnya. Ini masih kepalang pagi. Jam 8 tapi mereka sudah menghabiskan separoh Energi untuk sisa Hari.

"Mm Hyun"

Hyunjin diam menatap manik Felix yang penuh kilatan cahaya Kenikmatan. Keparat. Mereka melakukan Sex di sofa kamar Felix sekarang.

Adakah cinta

Atau ini hanya nafsu didalam Game yang Felix cipta.

Sekali lagi Hyunjin tidak peduli.

"Ah..." saat Felix mendesah pelan. Matanya terpejam menahan derasnya nikmat yang menghantam di satu titik yang sama, berkali-kali. Tangan kecil itu terlepas dari genggaman Hyunjin Mencoba menggapai pundak sang dominan, berusaha meraih tubuh lain yang bergerak menghentak atasnya. "Hyun... ah..."

Hah.. Felix sama saja. Sama sama dirasuki nafsu. Semakin ketat tubuh Felix membalut milik Hyunjin, semakin kuat pula hentakan yang di berikan demi memuaskan masing masing dari diri mereka sendiri.

Sampai pada titik Felix jatuh lemas pada dada Hyunjin setelah pelepasan Luar biasa. Felix terkekeh.

"amazing" bisik Felix.

"thanks Coach" balas Hyunjin.

Didapatkan kesimpulan, tidak ada yang kalah atau menang. Semua punya sisi pecundang masing masing. Dengan itu Felix memaklumi kalau esoknya Hyunjin benar benar tidak bisa lepas dari dirinya barang sedetikpun.

Posesif. Oh

Felix type.

End-

Maaf ini nggak jelas soalnya lagi ngantuk buatnya.

ARENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang