"Assalamualaikum"

Indra pendengaran Kayla menangkap suara seseorang di lantai bawah. Itu pasti kedua orangtuanya yang baru saja pulang dari kampung tempat dulu ia tinggal. Orang tua Kayla pergi ke kampung untuk merawat neneknya yang sedang sakit. Awalnya mereka berniat tinggal sebentar, tapi karena kondisi neneknya tidak kunjung membaik mereka jadi tinggal lebih lama.

Orang tua Kayla sebenarnya sudah mengajak neneknya untuk ikut dan tinggal bersama mereka di kota. Mereka khawatir karena nenek Kayla hanya tinggal seorang diri di kampung. Tapi neneknya menolak. Alasannya, dia lahir disana, dibesarkan disana, maka mati pun harus disana. Itu kata neneknya.

"Wa'alaikumsalam" Kayla turun dari tangga menuju ruang tengah untuk menemui ibu dan bapaknya. Kayla mencium tangan kedua orang tuanya.

"Gimana keadaan Emak? Udah mendingan?" Kayla menanyakan kabar sang nenek.

"Alhamdulillah sekarang udah mendingan, makannya kita pulang. Kita juga khawatir ninggalin kamu sendiri di rumah lama-lama" kata Restu, ibunda Kayla.

"Si borokokok itu gak ngapa-ngapain kamu kan?" tanya Alif, ayah dari Kayla. Borokokok itu adalah panggilan 'sayang' untuk calon menantunya, Rio.

Kedua orang tua mereka memang sudah tahu hubungan keduanya. Hanya saja berbeda dengan ayah Rio yang tidak setuju dengan hubungan mereka, kedua orang tua Kayla sama sekali tidak menentang. Butuh waktu yang tidak sebentar bagi Rio untuk memenangkan hati ayahnya Kayla.

"Ya enggak lah Pak. Lagian mana berani dia ngapa-ngapain Ila yang seorang anak juara silat se RT-RW ini"

"Ngaco kamu. Yang bener itu, juara silat se-provinsi Jawa Barat" ralat ayah Kayla.

"Salah dikit pak. Btw, ini isinya naon pak? Perasaan pas berangkat gak bawa karung dari rumah" tanya Kayla penasaran dengan isi karung yang ayahnya bawa dari kampung.

"Itu sayur dari kebun"

"Oalah sayur. Banyak amat Pak. Mau jualan?"

"Loba ngomong manèh mah La. Ngarana ogè ti kampung, nya pasti mawa sayur. Piraku wè bapak rèk mawa janda mah ( Banyak ngomong kamu ini La. Namanya juga di kampung, ya pasti bawa sayur. Masa mau bawa janda)" ucap Pak Alif yang langsung mendapat tatapan tajam dari istrinya.

"Becanda atuh sayang"

"Sayang, sayang. Udah tua masih aja panggil sayang. Gak sadar umur" cibir Kayla. Ia tidak bermaksud buruk, hanya saja itu sudah menjadi kebiasaan Kayla untuk mengusik ayahnya. Entahlah, menurutnya seperti ada yang kurang kalau dia tidak ribut dengan sang ayah sehari saja.

"Emangnya kamu doang yang bisa sayang-sayangan? Bapak sama ibu juga bisa. Lagian bapak belum tua. Umur bapak masih tujuh belas taun" Pak Alif tidak mau kalah.

Kayla memasang tampang jijik saat mendengar ucapan ke-pdan ayahnya. Ayolah, tujuh belas tahun dari mana? Usia ayahnya sudah menginjak empat puluh lima tahun. Ya, walaupun ayahnya masih terlihat keren dengan wajah gagah dan postur tubuh tinggi tegap. Ayahnya ini memang tipe-tipe hot daddy yang masih terlihat menggoda walaupun sudah lanjut usia.

"Ih mau muntah Ila dengernya. Astagfirullah gini amat punya bapak"

"Kenapa kamu seneng punya bapak yang masih ganteng?" Kayla bergidik ngeri. Dia akui, ayahnya memang terlihat masih tampan diusianya yang sekarang. Tapi jika ayahnya sendiri yang mengatakan itu, Kayla jadi ilfeel.

"Apaan sih pak? Pd amat"

"Ini kenapa malah ribut? Udah ah. Malu didenger sama tetangga" lerai Bu Restu yang daritadi menyimak perdebatan anak dan suaminya.

"Tau nih. Bapak duluan yang ngajak ribut" tuduh Kayla

"Kok jadi bapak?"

"Udah, udah!"

"Yaudah. Kalau gitu Ila pergi ke kamar aja" Kayla memutuskan untuk menyudahi sesi ribut kali ini. Lagi pula kedua orangtuanya baru saja pulang. Mereka juga butuh istirahat.

Sesampainya di kamar, Kayla langsung menjatuhkan dirinya ke atas Kasur. Ia kembali mengecek handphone-nya berharap ada pesan dari Rio. Tapi hasilnya nihil. Tidak ada pesan satu pun dari Rio.

Kayla memutuskan untuk mengirim pesan duluan. Bodo amat dengan harga diri dan peraturan tidak tertulis kalau laki-laki yang harus chat duluan.

Ila: Rio?
Ila: Aa?
Ila: Sayang?
Ila: Kemana sih? Kok gak ada kabar?

Rio tidak membalas. Pesannya hanya di read

Ila: Kok cuma di Read?
Ila: Kenapa Sih?

Lagi-lagi pesannya hanya di read saja.

"Apa sih? Nyebelin deh" Kayla melempar hp nya ke sembarangan arah karena kesal. Beberapa saat kemudian ia mengambilnya kembali.

"Untung gak rusak"







To be continued...

Preman Bucin [End] Where stories live. Discover now