Part 10

82 52 37
                                    

SMA Negeri Bangsa 3 adalah salah satu sekolah yang lebih mementingkan kenyamanan siswanya, oleh sebab itu jangan heran jika fasilitas yang di berikan bukan kelas ikan cupang. Sekolah ini juga terkenal dengan kerapihan dan predikat nya yang sudah A. Jika ada S kemungkinan sekolah itu bisa mendapatkan nya.


"Hari ini kita ulangan." ucap Arya tanpa basa-basi.

Semua siswa berteriak histeris secara bersamaan, mereka sama sekali belum ada persiapan, terkecuali Cel.

Fina mencoba untuk meminta tanggapan terlebih dahulu, "maaf Pak ijin bertanya."

"Iya Fina ada apa? Jika kamu menanyakan kapan kita akan melakukan ujiannya, hari ini juga kita lakukan. Lebih tepatnya sekarang juga kalian kumpulkan buku kalian di atas meja masing-masing dan jangan pernah mencoba untuk menipu saya dengan menyimpan buku pelajaran lain. Jika ada yang menyontek saya tidak segan-segan memasukan nilai kalian hanya 10." Jelas guru itu.

"Ssttt!!" Sahut Rena pada Fina.

"Kenapa tiba-tiba ada ujian, tidak ada perjanjian sebelumnya," omel Rena.


"Fina, Rena!!" Panggil Pak Arya.

Merasa namanya terpanggil, mereka menyahut dengan gugup.

Pak Arya berjalan mendekati mereka, sangat terlihat jelas sekali perasaan mereka, wajah yang pucat dan gerak-gerik tubuhnya terlihat sangat berbeda. "Saya persilahkan kalian untuk meninggalkan kelas sekarang juga."

"Ta-tapi pak, kita--"

Belum usai Fina menjawab, Pak Arya kembali memotong ucapan-nya, "SEKARANG!!!"

Gentakan pria itu berhasil membuat ruangan itu semakin sunyi, bergegas mereka berduaa mematuhi perintah pria yang ada di depan nya demi kenyamanan dan keselamatan mereka.

Setelah mereka keluar dari Kelas, Pak Arya kembali ke mejanya sembari mempersiapkan lembar Ujian. "Siapa lagi yang ingin meninggalkan Kelas saya persilahkan sekarang juga." Tak ada satupun yang mengangkat tangan untuk mengikuti kedua teman nya itu.

"Sebelum saya bagikan lembar ujian nya, kalian harus mengikuti beberapa aturan. Pertama, dilarang berdiskusi. Kedua dilarang meminjam atau meminjamkan barang ke teman seperti Tipe-X, bolpoin, penghapus dan lainnya. Ketiga jika ingin pergi ke WC saya beri kalian waktu hanya 5 menit, jika lebih dari waktu yang saya beri, dengan senang hati kalian keluar kelas. Keempat dilarang mencontek, seperti yang sudah saya informasikan apa hukuman yang akan kalian dapat. Dan yang terakhir, selesai tidak selesai kalian menjawab soal dalam waktu 1 jam, lembar jawaban harus dikumpulkan, jika tidak saya akan anggap kalian tidak mengikuti ujian ini."

Pak Arya membagikan lebaran ujiannya, tidak ada apapun di atas meja selain alat tulis yang di butuhkan dan sebuah buku mata pelajaran yang sengaja disimpan di setiap meja untuk menguji keimanan mereka.

Akuntansi ujian harian bukan sesuatu hal yang mudah, walau tidak ada unsur perhitungan di ujian saat ini, hanya saja mereka membutuhkan pemahaman untuk mengartikan istilah Akuntansi-nya.

Di 45 menit awal, Cel menyelesaikan ujiannya lebih awal dan disambung dengan Sarah. Mereka memang saling beradu kecerdasan, hanya saja Sarah mengakui jika kemampuannya tidak dapat menyaingi Sarah, kemungkinan besar Cel terlahir dengan manusia berotak robot.

"Ini lembar jawaban saya pak," kata Cel.

"Dan ini lembar jawaban saya," sambung Sarah.

Pak Arya menatap mereka dengan ragu, "kenapa kalian bisa mengumpulkan jawaban ini secara bersamaan? Atau jangan-jangan kalia---?"

"Manfaat untuk kami berdua bekerja sama itu apa Pak? Sudah ada peraturan yang harus kami pahami dan jalani, selangkah kita melakukan hal yang dilarang, nilai kami akan hilang begitu saja, itukan jawaban yang bapak mau dari kami?" Timpal Cel dengan percaya diri.

"Hm oke, saya percaya. Kalian bisa keluar kelas terlebih dahulu setelah merapihkan meja kalian agar tidak menggangu mereka yang masih dalam proses pengerjaan."

"Baik pak."

Bel pulang Sekolah berbunyi, ini adalah bunyi surga bagi kaum pelajar. Surga yang sangat mereka rindukan, kebebasan dan kebahagian yang mereka rasakan kembali datang tanpa alasan.

"Cel," panggil Pak Arya.

Cel mencoba menoleh pada sumber suara itu, Pak Arya lagi yang manggil, ucapnya ketus dalam hati. "Ada apa Pak?" Tanya Cel yang melihat guru killer itu di depannya.

"Ijinkan saya mengantarkan kamu pulang ke Rumah."

Ucapan macam apa itu? Seorang guru yang mengajak anak muridnya untuk pulang bersama.

"Maaf Pak, saya bukan perempuan murahan," jawab Cel dengan sinis.

"Saya bukan mau membawa kamu ke tempat aneh. Niat saya baik, baru kali ini saya memberikan tumpangan gratis kepada siswa terlebih lagi di antar sampai depan rumah."

Pak Arya memang jarang membantu, dia memang tampan dan baik, hanya saja kebaikannya tidak terlalu ia tunjukan sehingga dirinya bisa di sebut sebagai pria misterius.

Ada benar juga apa yang dibilang guru ini, jarang-jarang dia baik ke orang, terlebih lagi banyak yang mengaguminya jadi aku bisa membuat hati mereka sedikit sakit dan panas, batin-nya bermonolog.

"Baiklah untuk saat ini saya mengikuti apa keinginan Bapak. Tapi ingat ini pertama dan terakhir Bapak mengajak saya," jelas Cel karena takut jika guru itu akan berbuat yang tidak wajar.

"Saya berjanji." Ucapnya dengan sangat meyakinkan.

Belum juga Cel masuk ke mobil Pak Arya, sudsh banyak yang membicarakan dirinya yang berjalan tepat di samping Pak Arya.

Sesampainya di mobil, Pak Arya dengan sengaja membuka kaca mobil-nya, entah apa maksudnya namun alasan yang terucap dari mulut pria itu hanya untuk membuat Cel merasa nyaman.

Sesuai keinginan, Pak Arya membuka kaca mobilnya, batin nya bermonolog.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 17, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Weird HobbyWhere stories live. Discover now