Part 1

182 94 149
                                    

Di pagi hari yang cerah ini seperti biasa Cel belum sepenuhnya pulih dari tidurnya yang sangat nyenyak. Suara ayam yang saling besahut serta burung yang saling berkicau di atas pohon membuat suasana pagi hari semakin cantik dan tenang.

Tangan mungil itu sekuat tenaga mendorong tubuhnya yang masih ingin melekat di pulau kapuk itu, memaksakan kedua kakinya untuk menjauh dari bantal dan guling yang dapat membuat badan itu kembali kedalam pulau terindah.

Air keran yang mengalir di pagi hari dengan suhu yang cukup dingin berhasil membuka mata sayu gadis itu terbuka cukup lebar dengan instan yang berhasil membuatnya menggigil sekujur tubuh tanpa henti.

Usai mandi tak luput juga dirinya mengeringkan tubuh dari air yang masih melekat pada tubuh mulusnya, pakaian seragam putih abu-abu masih tercium harum dengan sangat kental.

"Cel, Ibu sudah membuatkanmu susu putih hangat dan juga roti coklat di tepak makan, jangan lupa kamu makan saat jam istirahat. Ibu tunggu kamu di meja makan untuk sarapan pagi bersama," jelas wanita yang kini usianya sudah hampir meranjak 50 tahun.

"Iya Bu sebentar lagi Cel turun," sahutnya dengan halus.

Rumah mereka memang berlantai dua, walau tidak sesuai ekspektasi namun ruangan itu cukup mewah, indah dan juga rapih. Lebar rumah merekapun sama seperti rumah pada umumnya, hanya saja mereka sanggup menghipnotis siapa saja yang masuk dapat merasakan ketenangan, kedamaian dan kehangatan tersendiri.

"Buku, bolpoin, topi, sandal, mukenah, lalu apa lagi ya yang perlu aku bawa?" tanyanya pada diri sendiri, "sepertinya cukup, sekarang saatnya aku menjemur handuk dan turun ke bawah untuk sarapan bersama Ibu tercinta."

Kini gadis kecil itu sudah tumbuh dewasa menjadi remaja yang sangat cantik dan selalu beraroma cake yang manis setiap harinya, yang pasti karena bantuan parfum.

"Sayang, coba kamu makan masakan Ibu hari ini, nasi goreng sosis pedas ala Yuni," ucapnya dengan sangat girang.

Remaja itu mencoba menuruti apa kemauan Ibunya, seketika rasa itu membludak di dalam mulut yang memberikan sensasi bak makan disebuah kerajaan, sedikit berlebihan namun itulah kenyataan nya.

"Waaw ini nasi goreng terenak yang pernah aku makan Bu," puji Cel pada sang koki.

Yuni merasa senang karena untuk pertama kalinya ia memasak setelah bertahun-tahun hanya membeli makanan instan di warung makan terdekat.

"Besok Ibu harus membuat nasi goreng yang sama persis seperti ini."

Wanita tua itu hanya bisa menjawab "iya" dan dialnjut dengan kecupan manja di pipi anaknya.

"Ibu masak apa?" tanya Cel yang bingung entah dari mana bau gosong itu berasal.

Rupanya Yuni lupa untuk mematikan kompor yang menyala cukup besar. Telur goreng nya kini sudah berwarna hitam pekat menandakan bahwa telur itu sepenuhnya gosong dan tak layak untuk dimakan.

"Ibu, aku harus bergegas ke Sekolah, ini adalah hari pertamaku sekolah duduk di bangku SMA. Jadi aku tak boleh terlambat." Lirihnya sembari membawa sarapan yang sudah disiapkan sang Ibu di tepak makan berwarna merah hitam.

Gadis itu terus berlari tampa henti, baginya hukuman di hari pertama ia sekolah adalah siksaan neraka didunia nyata.

Sesampainya di Kelas, ia dipandang sebelah mata oleh teman sekelasnya, walau mereka masih terbilang baru akan tetapi mereka sudah memiliki circle yang sesuai dengan gaya mereka.

Cel yang berpenampilan seadanya namun memiliki paras yang cantik, rambut yang tergerai bergelombang serta rok selutut dan juga bibir yang sexi membuat para lelaki langsung jatuh hati padanya. Bagi Cel melakukan suatu hubungan percintaan itu dapat merusak masa depan dan merusak segala kehidupan nya.

Jadi yang jomblo jangan ngerasa sedih yaa, karena jomblo itu enak hehe.

Tek berselang waktu lama, seorang guru killer yang terkenal dengan ketegasan nya masuk ke dalam Kelas dengan begitu tampan. 10 Akuntansi 3, iya kelas yang terbilang kecerdasan nya diatas rata-rata itu membuat Cel merasa bahwa dirinya sangat pintar karena disaat dirinya mendapatkan tes uji berhitung ternyata soal yang diberikan begitu mudah.

"Selamat Pagi semuanya. Perkenalkan, saya Arya Wali Kelas kalian." Pria dengan usia 20 tahun itu berhasil meluluhkan hati para wanita di Sekolah Menengah Atas Negeri Bangsa 3, baik guru ataupun murid mereka terpesona karena ketampanan dan kegagahan nya.

Ruangan itu sedikit tidak terkondisikan karena sibuk membahas ketampanan guru itu yang kini berdiri dihadapan mereka semua, terkecuali Cel. Dirinya lebih memilih untuk ijin meninggalkan ruangan kelas untuk pergi menuju WC dan kembali dengan begitu cepat sesuai prediksi pria tersebut.

Bel pulang Sekolah berbunyi, Cel degan tidak sengaja mendengarkan sindiran dari salah seorang teman sekelasnya, "liat tuh, murid baru yang katanya sama sekali tidak tertarik dengan Pak Arya."

Cel sama sekali tidak memperdulikan perbincangan mereka, dirinya lebih memilih untuk pulang dan makan siang bersama Ibu.

"Aku pul--, IBUUU!!!" teriak Cel sambil memeluk Ibunya yang sudah tergeletak di lantai dengan luka tusuk di bagian perut kanan serta darah yang begitu kental dan sudah mulai sedikit mengering.

Tak ada seorang pun yang mengetahui kejadian ini, entah apa yang merasuki otak pelaku untuk membunuh Ibunya yang sangat ia sayangi. Disamping tubuh korban terdapat secarik kertas dengan sebuah pesan untuk Cel.

Cel, aku membunuh Ibumu karena ada satu hal yang belum pernah Ibumu ceritakan.

Aku harap kamu dapat menerima alasan ini.

Aku membunuh Ibumu karena dia telah melanggar janjinya padaku.

Dia seharusnya menceritakan tentang dirimu di usia yang ke 15 tahun, namun sampai kamu berusia 16 tahun dia tetap tidak menceritakan apapun yang sebenarnya.

Karena apa?

Karena kamu, bukan anak kandung dari Yuni!!!

Sebelum Cel melanjutkan untuk membaca surat itu, Cel mencoba menerima kenyataan ini dengan sangat percaya, tapi apa benar jika seorang malaikat yang sangat ia cintai seumur hidupnya itu bukanlah Ibu kandungnya?

Dia sudah melanggar janji itu dan aku dengan sangat berat hati harus membunuh Ibumu karena itulah caraku untuk membalaskan dendam padanya.

Aku harap kamu dapat mengerti.

Satu hal lagi, Ibumu tidak pernah menikah dan kamu ditemukan di depan rumah, lalu dia membesarkanmu sampai saat ini.

Jadi masih maukah kamu menerima dia sebagai ibumu karena dia seorang pembohong?

Salam manis dari ku.

My Weird HobbyWhere stories live. Discover now