Hello! Ini bagian prolognya, semoga suka dengan cerita perdanaku yang ada di wattpad.
Happy reading 💕
.....
....
...
..
.
Aleyna melangkahkan kakinya dengan tenang melewati rentetan kelas yang tak berujung. Ia berhenti melangkah saat tepat berada di depan kelas yang bertuliskan X C.
Sebelum masuk ke dalam kelas, ia sedikit mengintip keadaan kelas melalui jendela luar. Terlihat keadaan kelas yang masih sepi, hanya baru terdapat beberapa orang di dalamnya.
Ada juga beberapa tas yang sudah ditaruh di bangku masing masing, namun tak terlihat keberadaan sang empunya.
Mungkin yang lain sedang sarapan di kantin atau nongkrong di kelas lain. Pikirnya.
Aleyna kembali melangkah menuju bangkunya.
"Na!" kejut seseorang. Aleyna yang terkejut pun hampir melempar tasnya yang baru saja ingin ia letakkan di samping kursinya, untung berhasil ditahannya saat melihat Lea.
"Ngagetin aja sih Le." dengus Aleyna kesal yang dibalas dengan cengiran lebar Lea.
"Habisnya sih pagi pagi udah datar aja tuh muka, jadinya kan sebagai sahabat yang baik hati dan juga tidak sombong ini , membantu senam muka pagi pagi, hehe." Aleyna hanya mendengus.
"Cie cie yang semester kemarin ranking satu, curang banget tau Lo belum nraktir aku sama Cila." goda Lea sambil mendorong pelan bahu Aleyna.
Aleyna memutar bola mata malas, jelas jelas kemarin Lea dan Cila yang ada acara liburan dan membatalkan perjanjiannya. Lea pun menyengir kembali saat sadar bahwa kemarin ia yang tak bisa hadir.
"Eh, guru belum masuk kan guys?" tanya gadis mungil itu sambil terengah-engah menghampiri Lea dan Aleyna. Lea pun menjawab dengan gelengan kepala, yang disambut dengan seruan gembira oleh gadis tersebut yang diketahui bernama Cila.
"Eh, kemarin Aleyna belum traktir nih dapat peringkat satu." seru Cila yang langsung dibalas dengan anggukan semangat Lea.
Aleyna memang mendapat ranking satu paralel kelas, dia berhasil mengalahkan Ataya rival terberatnya yang menduduki posisi kedua, lalu disusul Lea di ranking tiga, dan Cila yang menduduki peringkat lima.
Lagi lagi Aleyna memutar bola mata malas. "Kemarin siapa ya yang diajak makan ke level gak bisa gara gara asik liburan." sindir Aleyna. Lea pun seperti biasa menyengir dan Cila pura pura memasang wajah polos.
"Eh, tapi kan jarang jarang diajak liburan bareng papa, mumpung dia lagi gak sibuk." elak Cila tanpa merasa bersalah.
"Nah, iya tuh Na, aku juga mumpung ada promo liburan, kapan lagi kan anak rumahan liburan." melihat Cila mengelak Lea pun ikut membela dirinya. Aleyna pun menghela nafas lelah.
Tak lama kemudian, Bu Yayuk
memasuki kelas. Cila segera duduk di bangkunya yang berada di samping seberang bangku Aleyna dan Lea.
Posisi meja dan kursi di kelas adalah membentuk kelompok dua orang dan ditentukan melalui nomor urut absen, Aleyna dan Lea duduk di satu bangku, dan Cila duduk dengan Ataya.
Bu Yayuk pun mulai mengabsen satu persatu murid kelas X C.
"Alea Zahirah."
Lea yang dipanggil pun segera mengangkat tangan, tak lupa disertai dengan cengiran khasnya.
"Aleyna Permata."
Aleyna pun mengangkat tangan, Bu Yayuk melihat sekilas Aleyna lalu lanjut mengabsen nama yang lain.
"Asyila Sharleen Saffa."
"Hadir Bu." seru Cila riang.
Kegiatan absen mengabsen pun usai, dilanjut dengan wejangan wejangan dari Bu Yayuk yang isinya tidak jauh jauh dari lebih giat belajar. Mengingat waktu istirahat telah dekat dan tak memungkinkan untuk membahas materi, Bu Yayuk menyuruh kita untuk membaca sebentar materi bahasa Indonesia di buku paket.
Baru saja Aleyna ingin mengambil buku paket di dalam tasnya namun bel istirahat sudah berbunyi terlebih dahulu.
Terdengar seruan gembira Cila yang langsung meninggalkan tempat duduknya untuk menuju bangku seberang dan mendapati Aleyna dan Lea yang sedang mengambil bekal makan di dalam tas.
Cila mengambil kursinya untuk bergabung bersama dengan teman temannya. "Wah, enak enak nih menu bekalnya, bagi dong." Cila pun mulai mencomot satu roti di bekal Aleyna yang hanya dibalas anggukan oleh Aleyna.
"Eh Cil, lupa nggak bawa bekal lagi?" Lea memberi setengah bekal nasi gorengnya yang sengaja ia bawa 2 porsi ke tutup kotak makannya.
"Tadi cuma dikasih sangu sama papa, soalnya tadi Mamei buat nasi goreng dan seperti biasa rasanya hancur banget, terus akhirnya papa nyuruh buat roti bakar tapi aku keburu mau berangkat." Cila mengakhiri penjelasannya dengan menyuapkan nasi goreng tadi ke mulutnya.
"Hahaha, untung nggak masak roti hitam lagi ya Cil." Lea balas bercanda. Cila pun ikut ngakak. Aleyna hanya tersenyum sedikit.
"Parah banget sih, makanya aku keburu kabur biar nggak nyicipin roti hitamnya Mamei." Cila bercerita sambil setengah tertawa.
"Sampai kapan sih kantin bawah di renov, kan gue mager ke kantin atas, walaupun banyak kakel cogan sih di kantin atas." Al yang mendengar Cila langsung segera memanggil Ravi yang hendak keluar.
Cila yang melihat itu langsung melotot ke arah Al.
Ngapain Al?
Cila tidak terlalu suka berurusan dengan Ravi karena dulu Ravi sempat salah paham mengira Cila suka padanya, padahal dulu Cila dikerjai oleh teman temannya karena permainan truth or dare.
Ravi yang dipanggil oleh Al pun mendekati tempat mereka, Cila yang sibuk melotot ke arah Al pun mulai berganti memelototi Lea yang sedari tadi mencoleknya sambil cengar-cengir meledek. Sedangkan Ravi melirik Cila sebentar lalu kembali menoleh ke arah Aleyna.
"Nitip sosis bakar 3, dua pedas satu manis, sisanya buat Lo." Aleyna menyerahkan selembar uang dua puluh ribu dan juga selembar uang sepuluh ribu. Ravi pun mengangguk dan menerima uang tersebut.
Kemudian setelah Ravi pergi, Cila bernafas lega. "Gila yaa Al, parahh." Cila yang emosi pun ingin meninju pelan lengan Al, namun naasnya Al sudah terlebih dahulu memegang tinjunya lalu membuang tinjunya ke samping dan kembali melanjutkan lagi kunyahan rotinya.
Sedangkan Lea dari tadi sudah ngakak gak karuan, interaksi Al dan Cila memang selalu seperti itu, Cila yang heboh ceplas ceplos dan Al yang dominan diam, tenang membuat Cila frustrasi dengan perilaku Al, namun apa daya ia selalu mengalah karena menurutnya Al itu diam diam jago bela diri, bahkan dia sudah naik ke sabuk yang lebih tinggi.
Kan gak lucu kalo aku Jambak, Al balas pake jurus taekwondo, mending kalo bisa bales pake jurus lainnya, masalahnya aku sama sekali gabisa bela diri, kalo keroyokan atau tawuran mah sabi. Begitu kata Cila dulu saat ditanya oleh Lea.
Cila kembali melanjutkan makannya sambil cemberut jengkel melihat ke arah Al yang santai dan Lea yang masih tertawa ngakak.
Kenapa bisa bersahabat dengan orang orang absurd gini sih??
Bersambung ...
Hello! Ini bagian prolog nya, semoga suka dengan ceritanya dan berkenan untuk membaca/menunggu bagian lanjutannya. Thank you. -HR
Minta dukungannya ya untuk cerita pertamaku ini, boleh dengan cara vote dan komen kesan, kritik dan sarannya. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan. Terima kasih.
YOU ARE READING
INSECURE?NO!
Teen Fiction-Manusia yang tidak sempurna dituntut untuk menjadi sempurna oleh orang orang sekitarnya yang tak sempurna pula, namun menghakimi dan menuntut hal-hal yang bukan merupakan haknya. - :::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::...
