Foreign?

375 34 2
                                    

Clarisa terus menerus merutukki sikap alfando yang semena-mena terhadap dirinya tadi.
~~~~~

Clarisa pov*

   Akhh mengapa luka ini  masih terasa sangat sakit, dan dimana aku sekarang? Siapa pria tadi? Mengapa aku bisa sampai disini?. Sudahlah,  pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan bisa terjawab dengan sendirinya, pria itu yang akan menjawabkannya untukku nanti.

Tok...! Tokk...!

"Y-ya, siapa?."

"Maaf luna saya maid yang ditugaskan untuk mengantarkan makanan."

"Ahhmmm, masuklah pintunya tidak ku kunci."

"Baik luna. "

"Maaf luna saya taruh makanannya diatas nakas."

"Ya."

"Saya permisi luna."

"Hey tunggu dulu."

"A-apa saya buat kesalahan, luna? Maafkan saya luna."

    Ada apa dengannya? Mengapa dia sangat ketakutan, apa aku terlihat seperti ingin memarahinya.

"Tidak, kamu tidak melakukan kesalahan aku hanya ingin bertanya dan mengucapkan terimakasih kepadamu."ucapku dan menarik tangannya, dia hanya menundukkan kepalanya.

"Tidak perlu berterimakasih luna karna memang itu sudah tugas saya."ucapnya dengan kepala tertunduk dan aku melepaskan genggamanku padanya.

"Siapa namamu?."

"Nama saya mira, luna."jawabnya singkat.

"Kalau begitu kita kenalan, namaku clarisa."

   Jujur saja sebenarnya aku bukan tipikal orang yang senang dan mudah bergaul dengan orang yang belum ku kenal, tapi disaat seperti ini dan ditempat yang asing seperti ini aku akan mencobanya.

"Y-ya luna clarisa."ucapnya dan sedikit melihatku lalu ia menundukkan kepalanya lagi.

"Tidak, tidak namaku clarisa jadi kau memanggilku clarisa saja."

"Maaf luna saya tidak bisa." ia semakin menundukkan kepalanya lebih dalam.

"Mengapa?."

"Itu k-karna luna mate alpha."jawabnya dengan rasa takut.

"Cukup!! Aku tidak mengerti apa itu mate, sedari kemarin aku mendengar kata itu tapi aku tidak tahu itu apa."

"Maafkan saya luna."

"Kau tidak perlu meminta maaf padaku mira. Apa kau bisa jelaskan padaku apa itu mate?."

"Maaf luna saya tidak bisa."

"Kenapa mira?."

"M-maaf luna tugas saya sudah selesai disini, saya izin pergi."ucapnya gugup.

"Tapi, tunggu---aakhh!!."

"Luna... Apa luna tidak apa-apa? Maafkan saya."mira selalu berkata sopan dan menunduk, sepertinya dia gadis yang baik.

"Ya aku tidak apa-apa."jawabku agar ia tidak khawatir lagi. "Mira kumohon tetaplah disini sebentar."

"Baik luna."

"Kurasa kita bisa berteman dan kau tidak usah seformal itu padaku."

"Tapi--"

"Hey--apa kau tidak pernah diajarkan sopan santun?!, bila kau sedang bicara dengan seseorang lihat orang itu."

"Maaf luna."

My mate||•||Slow Up||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang