3 [ TELU ]

7.3K 605 68
                                    

"Udahlah lupain. Ga penting juga" kata Gulf, "udah gue bayar ya lewat aplikasi" lanjutnya.

Mew tak merespon apapun yang Gulf ucapkan. Gulf jengah, sudah pengen banget dia masuk rumah lalu merebahkan dirinya di kasur empuknya. Namun melihat tingkah orang yang di ordernya ini, Gulf merasa aneh.

"Asal kamu tau, wanita tadi adalah..... Calon istri saya" ucap Mew lesu.

Gulf hanya memandang iba kepada Mew, lalu tangannya terulur untuk menepuk bahu Mew. "Gue doain yang terbaik bang, semoga Abang sama calonnya bisa nikah, kalau jodoh ga bakal kemana kok, tenang aja bang". Gulf memberi semangat untuk Mew. Senyum mereka kini tercetak di bibirnya.

"Terimakasih" jawab Mew yang masih memandang ke arah Gulf. "Buat?" Tanya gulf keheranan.

"Doa kamu, nanti kalau saya jadi nikah sama dia. Saya ga bakal lupa buat undang kamu kok" jelas Mew.

Gulf hanya terkekeh dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. "Yaudah saya pamit ya. Ada customer lain yang sedang nunggu" kata Mew yang barusan mengotak-atik handphone.

"Oke bang, hati-hati, jangan ngalamun ntar bisa nyusruk" kata Gulf. Mew pun mengangguk lalu mulai menstater motornya. Tak lupa Mew memberikan klakson kepada Gulf. Dan berjalan meninggalkan Gulf yang berdiri disana. _____________________________

Setelah jam kuliah selesai. Eye mengajak Mew bertemu di taman fakultas nya. Fakultas Eye berbeda dengan Mew. Dia ada di fakultas ekonomi. Akhirnya Mew pun bergegas menuju taman fakultas ekonomi.

Tidak terlalu jauh, gedung mereka berseberangan. Tak lama kemudian Mew sudah sampai di taman fakultas ekonomi dan menunggu calon istrinya itu. Sembari menunggu Mew bermain game di handphone nya.

"Mas.." suara yang sangat Mew rindukan. Mew sudah melupakan kejadian tadi, ntah bagaimana bisa Mew melupakan itu dengan sangat cepat?

Saat Mew menoleh ke sumber suara. Mata nya kini melotot, rahangnya sudah mengeras, menandakan kemarahan yang sedang Mew alami.

"Siapa dia?" Mew menatap mata Eye tajam sekali. Kini rekaman memori kejadian tadi pun kembali berputar di pikiran Mew. Eye hanya memandang remeh Mew yang terduduk itu.

Tangan Eye yang menggandeng tangan lelaki itu, seakan-akan, Mew tak ada artinya.
"Maaf mas. Aku mau putus sama kamu, lalu batalin pernikahan kita" ucapnya santai. Mew pun kini berdiri mensejajarkan diri dengan Eye dan lelaki itu.

"Tiba-tiba saja? Hei! Pernikahan itu sakral. jangan sembarang!" Ucap Mew tak terima. Jujur.. Mew sudah menyiapkan segala nya, Mew bekerja demi menambah uang untuk mahar nya.

Tapi apa? Tapi apa yang Mew dapatkan. Mew malah di remehkan sama wanita satu ini.

"Aku milih dia.. bukan karena perjodohan atau bagaimana. Karena aku yakin, aku bakal hidup lebih layak dibanding dengan kamu! Kamu itu hanya tukang ojek! Mana bisa bikin aku bahagia?" Kata eye. Sialan, dada Mew sakit. Memang, keluarga Mew bisa di bilang keluarga sederhana. Berbeda dengan Eye, walaupun itu tidak jauh bedanya. Namun eye hidup dengan fasilitas mewah.

Dan Eye lupa, Mew mengambil pekerjaan sebagai tukang ojek karena hanya sebagai kerja sampingan, dirinya sekarang sedang kuliah, tidak mungkin Mew mengambil pekerjaan yang mengganggu kuliah nya kan?

Namun wanita kalau sudah memikirkan materi, dia lupa akan perasaan. Mew dan eye sudah menjalin hubungan lama, namun dirinya malah mengkhianati Mew. Janji yang dulu telah terucap, sekarang hanya menjadi kata bualan saja.

Mew pun memundurkan dirinya selangkah, pria yang bersama eye itu memandangnya datar. Mew hanya tertunduk. Buat apa mempertahankan jika orang yang Mew pertahankan saja sudah tidak membutuhkan Mew. Cinta jika di perjuangkan oleh satu pihak itu pun tak akan bisa terjadi. Buat apa Mew menyakiti diri nya sendiri demi ke egoisannya eye.

JEBOL [MEWGULF] ✓bxbWhere stories live. Discover now