Cowok itu tersenyum tipis, melipat tangannya diatas dada.

"Nama Lo si..

"Lo ngapain?"ucapan cowok itu dipotong cepat oleh seseorang yang baru tiba, Baleryn lagi-lagi memutar tubuhnya agar bisa melihat lawan bicaranya.

"Tuan setan? Lo ngapain?"tanya Baleryn dengan berbisik di lengan Marchel.

Marchel membungkukkan tubuhnya agar bisa berbisik ditelinga Baleryn.
"Heh pendek, kuping gue disini, bukan disitu!"bisik Marchel dengan tangan untuk menjelaskan dan kembali berdiri tegak.

"Eh, gue ke kelas dulu ya, bye-bye."ucap Baleryn dan berlari secepat kilat. Setelah kepergian Baleryn, Marchel dan cowok itu masih setia ditempat saling menatap dengan tajam satu sama lain.

"Mau apa Lo?"tanya Marchel dingin.

"Ck, Lo gak berubah juga ya? Tetap dingin, eh tapi eneh deh, sama cewek tadi keknya Lo gak cuek-cuek amat, cewek Lo ya?"tanya cowok itu sedikit meledek.

"Bukan urusan Lo!"setelah mengatakan itu, Marchel berjalan meninggalkannya dengan acuh, cowok tersebut menatap Marchel dengan penuh arti.

"Bukan urusan gue? setiap kegiatan, tujuan, teman bahkan orang spesial buat lo, adalah urusan gue! adik."gumamnya.

🌾🌾

Baleryn celingak-celinguk mencari pesanan yang dipesankan mamanya, mendorong Keranjang belanjaan yang sangat banyak, sebenarnya mamanya hanya memesankan satu barang padanya, namun mumpung lagi disupermarket Baleryn menyempatkan diri untuk berbelanja.

"Nah tuh dia."tunjuk Baleryn antusias ke hiasan kecil yang sangat disukai mamanya itu, tangan Baleryn kalah cepat dengan seseorang yang lebih dahulu menggenggam hiasan itu, padahal hiasan itu tinggal satu-satunya yang tersisa, Baleryn melirik ke orang tersebut.

"Tuan setan? Lo ngapain disini? Sini itu punya gue!"ucap Baleryn dan merampas paksa hiasan kecil itu.

"Heh cewek gila, ini punya gue, gue luan kok yang ngambil!"Jawab Marchel dan merampas kembali hiasan itu.

"Ihh Lo kok gak ada ngalah-ngalahnya sih sama cewek, itu punya gue!"ucap Baleryn dan merampas kembali.

"Punya gue!"Jawab Marchel dan merampas kembali, mengangkat hiasan kecil itu setinggi mungkin agar Baleryn yang pendek itu tidak bisa merampas kembali, namun salah, bukan Baleryn namanya kalau tidak bisa mengambil apa yang seharusnya dia miliki.

Dengan satu lompatan, Beleryn berhasil naik ke tubuh Marchel, menjepit kakinya ke pinggang Marchel agar tidak jatuh, tangan kiri dikalungkan di leher Marchel dan tangan kanan untuk menggapai hiasan itu.

Marchel menatap tidak percaya dengan perbuatan Baleryn, cewek gila ini nekad melakukan apapun? Seribu ucapan akan dia layangkan ditelinga Baleryn, namun niatnya terhenti,mata elang Marchel menangkap orang yang sangat dia kenalin, orang yang sanggup membuat Marchel tidak bisa melawan, dengan cepat Marchel memojokkan tubuh Baleryn ke dinding dan tempat yang jarang orang lalui, menggapai leher jenjang Baleryn dan mengecup bibir Baleryn.

Mata Baleryn melotot dengan sempurna, berkedip berkali-kali dan berusaha memberontak, namun tenaganya tidak cukup kuat untuk mendorong tubuh Marchel agar menjauh darinya, ingin rasanya menangis ciuman pertamanya diambil paksa oleh orang yang bernobat sebagai musuhnya, benar-benar tidak bisa dipercaya!.

Merasa sudah aman dengan santainya Marchel melepas tautan bibir mereka, dan celingak-celinguk memastikan keadaan.

"Lo!Lo apa-apaan sih!!!!!"ucap Baleryn kesal sambil memukul-mukul dada bidang Marchel.

"Mati gue, apa yang gue lakukan? Buat alasan apa?"batin Marchel.

Baleryn tak henti-hentinya memukul tubuh Marchel, serta air mata yang mulai keluar membanjiri mata indah Baleryn.

"Maaf, itu tadi ada papa gue, kalau dia tahu gue ada disini, bisa-bisa gue dipindahkan lagi ke Jerman."lirih Marchel, ada rasa kasihan di hati Baleryn, kenapa rasanya gak tega gini sih? batin Baleryn.

"Urusan gue apa? Masa bodoh kalau lo dipindahkan ke Jerman kek, ke paret kek, bukan urusan gue!"jawab Baleryn geram.
"Yang tadi itu ciuman pertama gue, lo kok ambil seenaknya aja sih hiks."tangis Baleryn pecah, Marchel mengusap-usap punggung Baleryn agar tangisnya reda.

"Nah ini buat Lo aja, gue gak butuh lagi kok."ucap Marchel sambil menyodorkan hiasan kecil itu ke Baleryn.
"Sorry ya atas perlakuan gue tadi, gue cuma gak mau dikirim ke Jerman, soalnya sudah satu bulan gue gak pulang ke rumah."lanjut Marchel.

Baleryn mengambil hiasan kecil itu dengan isakan tangis yang belum reda, menatap tuan setan dengan iba, dan berusaha memaafkannya.
"Iya gakpapa, gue maafin, tapi ada syaratnya!"ucap Baleryn.

"Apa?"tanya Marchel.

Baleryn berfikir sejenak, dia minta apa ya sama tuan setan?
"Umm, nanti aja deh, gue belum punya ide! tapi gue minta tiga permintaan, bolehkan?"tanya Baleryn dengan senyum seringainya.

"Hm, boleh."

Jangan lupa tinggalkan jejak ⭐ dan comment sebanyak banyaknya 🙏😉

Sampai jumpa di prat selanjutnya 🙏...

BALERYNWhere stories live. Discover now