"Maaf yah Nat,kita baru dateng sekarang." ucap Leyna merasa bersalah karena tidak ada saat temannya itu dalam keadaan terpuruk. Glen hanya diam ditempatnya.

"Lo baik-baik aja kan Glen?" Kali ini suara Crys yang terdengar. Glen tetap tidak bergeming.

"Kalo lo keberatan kita disini,kita bakal ba—" Greepp! Mereka berdua hampir  terjungkal kebelakang karena Glen memeluk keduanya secara tiba-tiba.

"Gue yang harusnya minta maaf. Maaf Crys,Ley..." ujarnya parau. Mereka tersenyum.

"Kita udah maafin Nata ko,jadi udah yah engga usah merasa bersalah." Saut Leyna.

"Glen sayang kalian..." Glen mempererat pelukannya dan membuat teman-temannya itu sesak.

"Gl-Glen,gu-gue engga bisa na-napas!" Ungkap Crystal terbata. Glen yang menyadari itu langsung melepaskan keduanya dan terkekeh geli melihat ekspresi mereka yang tengah menghirup udara banyak-banyak.

"Hehehe...maaf. Oh yah,kalian pulang kapan?" Tanya Glen penasaran. Sebenarnya ia sedikit terkejut,saat Elyana mengatakan bahwa ada teman-temannya di depan.

"Ley sampai tadi siang Nat,kalo Crystal barusan dari bandara." Jelas Leyna melirik temannya itu. Glen menatap Crys khawatir.

"Gue udah biasa elah,lo liat kan? Gue sehat,gue kuat,engga kaya lo berdua." ujarnya sombong.

"Iya kuat diranjang." Timpal Glen malas. Crystal terkekeh mendengar ucapan Glen,sedangkan Leyna hanya memutar bola mata malas. Temannya itu memang memiliki fisik yang kuat. Bahkan Glen jarang sekali mendengar Crys sakit.

"Gue tuh khawatir sama lo,jadi dari bandara gue langsung jemput Ley terus kesini deh. Gue denger dari si Caca,katanya Gavin khianatin lo. Apa bener Glen?" tanya Crys. Glen terdiam,kemudian mengangguk.

"Bener kata lo berdua,dia selingkuh. Dia disuruh sama cewenya buat ngehancurin gue." ucap Glen lirih.

"Siapa cewenya Nat?! Rasanya pengen gue giling!" Leyna meremas-remas tanggannya sendiri.

"Temen kita dulu,Elis." Leyna melotot kerena mendengar itu. Sedangkan Crys terkihat biasa saja. Karena ia sudah beberapa kali melihat Gavin bersama Elis.

"Kalo Akhtar?" Glen menoleh kearah Crys.

"Dia balik ke Amerika. Dan sampai sekarang gue belum dapet kabar apa-apa tentang dia." Glen menunduk dalam,rasa bersalah kembali hinggap dihatinya.

"Lo engga nyusul kesana?"

"Gue engga mau ganggu dia lagi,gue mau nunggu aja di sini." ucap Glen mengangkat kepalanya dan tersenyum. Mereka mengangguk dan membalas senyuman Glen. Mereka tidak mau membahas lebih jauh dan membuat Glen kembali bersedih. Mereka pun memutuskan untuk pergi ke apartemen Glen,dan pesta barbeque di sana.

******

Masih di Indonesia, kini Glen tengah berganti pakaikan di kamarnya. Semalam ia pulang pukul sebelas malam. Berkumpul dengan teman,ternyata mampu membuat kesedihan yang ia rasakan sedikit berkurang. Glen tersenyum,ia senang memiliki teman seperti mereka,konyol tapi setia. Daripada terlihat baik,tapi nyatanya munafik. Glen tersenyum miris mengingat sahabatnya dulu.

Saat sedang mengeringkan rambut panjangnya menggunakan handuk,pintu kamarnya terbuka dan terlihat sang mama berjalan mendekat membawa ponselnya.

"Glen,tadi mama dapet telepon dari Alena,katanya dia sudah di rumah." Glen menghentikan aktivitasnya,apa dia tidak salah dengar? Ia menoleh kearah sang mama.

"Mael serius?" Elyana mengangguk yakin. "Akhtar juga pulang?" Glen kembali bertanya,ia hanya ingin memastikan.

"Iya Glen,Alena sudah sampai dari kemarin. Kalau Akhtar baru sampai tadi malam." Jelas Elyana. Rasanya Glen ingin memakan handuk yang tengah ia pegang,ia sangat senang!

Naefa [Selesai]Where stories live. Discover now