Part 41|

88.6K 6K 272
                                    


Bu Romlah tidak peduli dengan penjelasan anak-anak nya, ia masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya.

"Mbak maaf in ibu ya, mungkin ibu masih belum bisa terima kenyataan."

"Nggak papa kok dek, mbak yang harusnya minta maaf karena mbak yang salah udah ngambil keputusan tanpa persetujuan ibu," jawab Nea dengan terisak.

Melihat istrinya terisak dan berderai air mata, Ryszard berinisiatif untuk merengkuhnya dan membawa Nea kedalam dekapan nya. Dielusnya kepala istrinya dengan lebut agar istrinya bisa lebih tenang.

Setelah Nea tenang, ia menjauhkan tubuhnya dari suaminya.

"Lebih baik kita masuk dulu mbak mas, nggak enak dilihat tetangga." Ajak Rifki mempersilahkan kakak dan kakak iparnya masuk.

Nea mengangguk dan menggandeng suaminya untuk ikut masuk. Ini adalah kali pertama Ryszard menginjakkan kaki dirumah dimana istrinya dibesarkan, kesan pertama saat ia masuk Ryszard melihat rumah yang begitu sederhana namun terawat, rumah nya tidak kecil tapi juga tidak mewah. Ryszard tak merasa keberatan untuk masuk, memang rumah ini tidak sebesar dan semewah mansion nya yang seperti kerajaan itu, tapi rumah ini cukup sejuk karena disekitarnya ditanami berbagi macam tanaman dari mulai pohon, sayur, hingga bunga yang menambah kesan hijaunya. Udaranya juga masih terjaga karena rumahnya terletak di perkampungan dan sedikit dilewati kendaraan, mungkin hanya kendaraan bermotor milik warga sekitar bukan kendaraan umum seperti truk dan sebagainya yang ada di pinggir jalan besar.

________

Sudah seminggu, Nea berada di rumahnya dan seminggu itu pula ia mencoba meluluhkan hati ibunya, namun nihil ibunya masih saja bersikap acuh padanya.

"Maafkan kami bu, kami sudah harus kembali ke Jakarta, lain kali kita akan kesini lagi untuk berkunjung," pamit Ryszard kepada ibu mertuanya.

"Iya bu kita mau pamit, pekerjaan suami Nea sudah menanti disana. Kalau tidak pasti Nea dan suami Nea akan lebih lama disini." Timpal Nea, memang benar apa yang dikatakan nya. Pekerjaan Ryszard sudah menumpuk disana, walau sudah ada Emrik dan Sania yang meng-handle tapi tetap saja banyak klien yang menunggu nya disana.

"Pergi saja!" Jawab nya acuh.

'Emange opo to penggaweane? Kok sampek ra iso ditinggal. Jare kate njaluk sepuro tapi mung semene perjuangan e?' (Emangnya apa sih pekerjaan nya, kok sampai tidak bisa  ditinggal. Katanya mau minta maaf tapi cuman segini perjuangannya?)

"Ibu ini beruntung loh, menantu ibu ini seorang CEO besar." Timpal Rifki.

'CEO iku pekerjaan opo!' Batin bu Romlah yang sebenar nya tak mengerti.

"Iya bu, ibu harus bersyukur. Apalagi mas Ryszard ini ganteng, baik, dari mana lagi ibu dapat menantu seperti ini." Sekarang Siska adik bungsu Nea yang angkat bicara. Mereka memuji-muji Ryszard agar ibunya ini mau memaafkan kakak dan kakak iparnya. Tapi pujian nya itu juga bukan tanpa sebab, karena dari pertama kali Ryszard datang kerumah ini, ia sudah memanjakan kedua adik iparnya dengan segala yang ia punya. Mulai ponsel baru hingga laptop, tak hanya itu tapi ia juga membelikan seperti TV, kulkas, dan barang lain nya, tapi hati bu Romlah belum tergerak hati nya untuk memaafkan mereka karena yang ia butuhkan bukan itu.

Nea mendekat dan hendak mencium tangan ibunya, tapi ibunya langsung menjauhkan nya.

Ryszard merasa kasian terhadap istrinya, ia mengelus pundak Nea seperti memberi kekuatan untuk istri nya.

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن