Part 16|

145K 9.7K 53
                                    


Satu minggu kemudian.

Sejak saat itu Nea sudah tak pernah ke luar dari mansion karena Ryszard melarang keras. Bukan hanya itu sikap Ryszard pun sangat berubah pada Nea, dia tak pernah menyapa Nea walaupun Nea berada di hadapan nya, mungkin ia hanya menyahuti saja saat Nea membuka obrolan, itu pun dengan sangat singkat. Mereka juga jarang bertemu karena Ryszard pergi sangat pagi dan pulang larut malam, tak jarang juga ia tidak pulang ke mansion. Walaupun demikian Nea tak pernah protes atau pun menegur Ryszard, mungkin ia hanya protes karena tidak diperbolehkan bekerja dan keluar mansion.

Hari ini seperti biasa pagi ini Ryszard bangun sangat awal dan langsung pergi ke kantor dengan di jemput Emrik.

Dan didalam kantor kini Ryszard langsung disuguhi oleh berkas-berkas yang harus ia periksa dan tanda tangani.

Memang akhir-akhir ini Ryszard sangat sibuk karena baru saja bekerjasama dengan perusahaan asal Amerika yang membuatnya harus bekerja lebih ekstra dalam memantau segalanya, tapi itu semua tak luput dari bantuan asisten pribadinya yaitu Emrik.

Saat ini Ryszard sangat fokus dengan dokumen yang ada ditangan nya, namun ia menyadari ada yang tidak beres.

"Rik panggil manager keuangan!" Tintanya.

"Baik tuan," tanpa basa basi Emrik segera bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan itu, namun saat ia membuka pintu dikejutkan dengan seorang gadis yang membawa nampan berisi cangkir.

"Astaga!" Pekik Emrik kaget seraya memegangi dadanya.

"Yaampun pak ngagetin aja deh." gerutu gadis itu.

"Seharusnya saya yang bilang seperti itu." protes Emrik karena menurutnya di sini bukan dia yang bersalah, tapi wanita yang ada dihadapannya yang tiba-tiba muncul didepan pintu dan mengagetkannya.

"Hehe iya maaf saya yang salah." ujar gadis itu dengan menyengir kuda. Gadis itu adalah sania.

"Bagus jika kamu menyadarinya."

"Oh iya, saya bawa kopi pak. Tadi katanya pak Ryszard memesan kopi." ujar sania.

"Masuk saja dia ada di dalam."

Sania menganggukan kepalanya lalu hendak mengetuk dan menguca kan permisi namun ia urungkan.

"Eh pak." panggil sania kepada Emrik yang sudah selangkah pergi dari sana.

Emrik yang merasa dipanggil pun berbalik dan menatap Sania seolah mengatakan 'ada apa'.

"Itu saya mau tanya." Ucap Sania ragu-ragu.

"Apa?"

"Em itu... eh anu." Ucap Sania gugup dan kebingungan memulai dari mana ia bertanya.

"Cepat katakan saya sedang sibuk!"

"Nea pak!" pekik Sania refleks dengan setengah berteriak. "Kenapa dia sudah seminggu nggak masuk?" Imbuhnya.

"Kenapa kamu tanya itu sama saya memangnya saya siapanya?" Jawab Emrik dengan berbalik bertanya kepada Sania.

"Saya tau pak, bapak tuh nggak usah tutup-tutupin dari saya tentang hubungan Nea sama pak Ryszard. Nea sudah cerita semuanya sama saya."

"Oh jadi kamu tau." Hanya itu yang ke luar dari Emrik dan membuat sania kesal dengan Jawaban nya, tapi Sania mencoba untuk sabar karena ia masih mengingat jika yang ada di hadapannya adalah atasannya.

Sania membuang napasnya perlahan. "Huuh... iya pak, jadi gimana keadaan teman saya itu?"

"Kenapa kamu tidak tanyakan langsung saja pada suaminya." Setelah mengatakan itu, Emrik langsung pergi.

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Where stories live. Discover now