Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]

Part 36|

Setelah Ryszard keluar dari kamar, Nea langsung mengambil makanan yang ada di meja dan memakan nya. Sebenarnya dari tadi ia sudah sangat lapar, walaupun tadi ia sudah makan dijalan tapi entah kenapa sekarang ia sangat-sangat lapar. Mungkin ini adalah efek dari mengandung dua janin sekaligus.

Tak butuh waktu lama Nea menghabiskan semua makanan yang bi Lastri bawakan tanpa tersisa.

Ditempat lain.

Ryszard baru saja turun dari mobil nya, ia bergegas masuk kedalam rumah sakit dan naik lift menekan nomor lantai dimana anak Delina dirawat.

Saat berada di depan kamar rawat yang ia cari, Ryszard langsung masuk karena memang pintunya tidak ditutup.

"P pak Ryszard" ucap Delina tak percaya mantan bos nya itu ada disana.

"Istri anda tidak ada disini pak, dia sudah pulang. Maafkan saya sudah lancang pergi dengan nya, saya juga minta maaf dengan apa yang sudah saya katakan tentang istri anda." Ucap nya merasa takut dengan kehadiran Ryszard, ia berpikir jika Ryszard datang untuk memberikan perhitungan kepadanya atas apa yang ia katakan tentang istri bos nya.

"Saya datang kesini bukan untuk itu."

"Om itu siapa ma?" Tanya El dengan polos menyahuti pembicaraan mereka berdua.

"Dia bos mama sayang" jawab Delina atas pertanyaan yang di ajukan oleh anak nya itu.

"Ehkhem" Ryszard berdehem merasa jawaban yang diberikan Delina itu tidak tepat.

"M maksud mama dia mantan bos mama." ralat Delina dengan gugup karena ia merasa bahwa Ryszard tak terima dengan apa yang di katakan pada anak nya.

"Silahkan masuk pak" ucap Delina mempersilahkan Ryszard masuk, karena sekarang Ryszard masih di pintu masuk dan berdiri seperti satpam.

Ryszard pun masuk.

"Saya tidak mau basa basi, saya kesini karena permintaan istri saya" Ryszard melirik boneka mobil merah yang dipeluk anak laki-laki itu.

"Istri saya menginginkan boneka  mobil milik anak mu" ucap Ryszard to the point.

"Hah?" Delina cukup kaget dengan apa yang di ucapkan Ryszard barusan. Ia tahu Nea sedang mengandung, tapi tidak ia sangka bahwa Nea menginginkan kan boneka milik anak nya. Jika saja dari tadi Nea memintanya, pasti ia sudah memberikan nya, dengan ijin anaknya tentunya. Pantas saja dari tadi pandangan Nea selalu fokus pada boneka mobil milik anaknya itu dan selalu ingin memegang nya, tenyata dia menginginkan nya.