Ke-30: Bertemu dengan Ayah

378 63 17
                                    

A/n: warning! Satu kali scroll, langsung beres kok baca chapter ini :")

Iya, pendek. Tau kok aku, aku sadar banget malahan :v

Sengaja chapter ini pendek :v

Kalau ada niatan baik, nanti aku double update kok.

.
.
.
.

Hari ini adalah hari yang membosankan untuk Umji, bagaimana tidak?

Gara-gara jatuh dari tangga lantai dua kemarin malam, dan membuat kakinya terasa sangat sakit. Berujung mendekam dan tiduran di kamar.

Sedangkan Suga, pria itu pergi ke Sekolah untuk bekerja.

Ayolah, Umji membenci jika keheningan, dan hanya berdiam diri di dalam kamar. Tapi apa daya? Jalan pun tidak bisa, bagaimana caranya untuk keluar dari kamar?

Daripada lelah dan merasa bosan yang tidak berakhir sedari tadi, akhirnya Umji memutuskan untuk membaringkan tubuh dan menutup kedua matanya.

Belum sampai lima menit pas, pendengarannya menangkap suara seseorang yang tidak asing. Mau tidak mau, wanita itu membuka mata untuk memastikan siapa yang datang.

Suaranya sih, membuat Umji merasa sedikit pusing, ketika dirinya bangkit untuk menuju pintu kamar, tiba-tiba saja niatnya terurungkan---ketika melihat seorang pria paruh baya yang duduk di kursi roda, dan seorang suster wanita di belakangnya.

Melihat itu, kerutan di dahi Umji tercipta.

"Ah ... maaf, siapa?" dia memilih terlebih dahulu untuk bertanya, masalahnya ... Pria paruh baya ini masuk ke dalam kamarnya dengan sembarang.

Apakah, mungkin dia adalah kerabat Suga? Pemikiran itu masih terngiang di dalam pikiran Umji. Bertanya-tanya juga.

Merasa tidak ada jawaban, tiba-tiba saja suasana menjadi hening dan canggung. Bukan menjawab, tapi pria itu merentangkan  tangan kanannya. Mungkin, seperti meminta Umji untuk memegang lengan itu?

Entahlah, yang pasti dia sendiri masih bingung, jangan lupakan kakinya yang semakin terasa sakit ketika di gerakkan, meskipun sedikit saja.

"Tuan ... dia, kakinya ... terluka---"

"Ah, iya, aku tahu ... tolong bawa aku mendekat kearahnya." Umji yang memang bisa mendengar apa yang di katakan pria berumur itu, hanya bisa mengerutkan dahi.

Senyuman yang terbit di bibir pria di hadapannya ini ... Memang terlihat tulus, seperti tidak ada paksaan dan niat jahat kepada Umji sama sekali.

Namun, ketika mendengar nama lainnya terpanggil, wanita itu melebarkan mata dan terkejut bukan main. "Y-yewon ...."

Tunggu, tapi ... Dari mana dia tahu, nama lain Umji? Ah ... Maksudnya, nama lama yang Umji pakai saat itu---sebelum Bundanya mengganti menjadi Umji Yaisha.

Melihat jika ada kerutan dahi di wajah Umji, pria itu kemudian melunturkan senyum. Benar ... Usahanya sia-sia aja. Putrinya yang telah lama hilang, melupakan dirinya.

"Kau ... mengingatku?" pertanyaan bodoh, yang di lontarkan oleh pria itu hanya di balas gelengan kepala dari Umji. Memang sangat bodoh, sejak kapan Umji kembali mengingatnya?

Umji masih bingung dengan keadaannya. Sebelum rasa pusing yang menggorogoti dirinya kembali, dan membuat mata itu tertutup.

•••

"Seharusnya kamu tidak datang!"

"M-maaf ... maafkan saya, Yoongi---"

"Jangan panggil saya seperti itu lagi!"

Suara bising dari luar ruangan tersebut, berhasil mengundang wanita yang terbaring itu membuka mata.

Mengerjapkan mata berkali-kali, dan melihat ke sekitar. Tidak asing, ini rumah sakit, Umji menutup kedua telinga menggunakan tangan kanan dan kirinya.

Entahlah ... Dia takut dengan rumah sakit, rasanya seperti dahulu, memori yang telah lama menghilang pun ikut terbentuk kembali dan membuatnya mengingat tentang segalah hal.

Sepertinya, orang-orang di luar sana tidak ada yang menyadari, jika Umji telah sadar. Masa bodoh dengan itu sekarang ... Kepalanya sudah tidak berdenyut sakit, tapi tergantikan oleh rasa ketakutan yang menghantui dirinya.

Rumah sakit bukan tempat yang aman untuk Umji, dia merasa terancam jika berada di dalam ruangan bangunan ini. Dia takut.

Tapi, gara-gara kaki sialannya yang tidak bisa bergerak sama sekali, membuatnya tidak bisa pergi dari ruangan dengan atmosfer dingin ini.

Memilih untuk bangkit, dan memeluk dirinya sendiri, untuk tidak merasa takut. Menguatkan dengan kata-kata, bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Namun, ada satu hal yang membuat matanya yang terpejam kembali terbuka. Satu memori yang akhirnya telah kembali.

"Ayah ...?"

.
.
.

Bersambung ....

A/n: untuk double update, aku enggak janji. Doakan saja moodku bagus, enggak ada halangan, dan enggak sibuk.

Soalnya aku sok sibuk :")

Tapi aku bakalan luangin waktu buat ngetik, kok!

Oke sekian dari chapter kali ini.

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

See you!

GULA PASIR [UMGA/SUMJI] ✔️Where stories live. Discover now