Ke-25: Mas Suga malu

342 72 10
                                    

Tidak terasa, hari sudah mulai sore saja, sudah beberapa jam lamanya Umji berada di kamar ini?

Tanpa di sadari, memang sih ... Umji tadi ketiduran sebentar, cuma beberapa menit, kok. Setelah mendengar suara nada dering notifikasi dari ponselnya.

Ternyata, ketika sudah dilihat, jam menunjukkan pukul lima lewat enam belas menit.

Dia juga sedikit berpikir ... Apakah Suga sudah selesai berbicara dengan Bunda?

"Kamu, sudah bangun?"

Yang merasa di tanya menoleh, kemudian melebarkan mata dan mengangguk semangat. Itu Suga, pria itu kelihatannya sudah selesai bicara dengan Bunda Umji.

Umji yang sadar akan sesuatu hal, hingga wanita itu bangkit dari tempat tidur dan menghampiri pria yang berdiri di ambang pintu itu.

"Gimana, Mas? Apa kata Bunda?"

Yang ditanya cuma menggelangkan kepala, dengan diiringi senyuman kecil. "Bukan apa-apa, seperti biasa saja ... oh iya, Bundamu bilang, kamu sementara tinggal bersama saya dulu."

Umji mengernyitkan dahi.

"Kenapa begitu, Bunda enggak apa-apa kalau aku tinggal sama, Mas?"

"Enggak, Bundamu bilang, katanya ... dia ada urusan, sehingga saya harus jaga kamu."

Umji akhirnya mengangguk mengerti, walaupun tidak tahu ada urusan penting apa sehingga Bunda menitipkannya kepada Suga. "Kalau begitu ... kita pulang sekarang?"

Yang ditanya seperti itu kemudian mengangguk. Dan menerima genggaman lengan Suga yang sedikit erat.

"Mau pamit sama Bunda dulu sebentar, Mas," ucapnya dan berjalan lebih dulu dari pria itu, namun Suga segera menarik kembali lengan kanan Umji. "Bundamu pergi dari rumah ini, baru saja."

Dahinya berkerut, kemudian kembali menghadap kearah Suga. "Emangnya ... Bunda kemana?"

Suga memilih untuk tersenyum kecil, kemudian kembali meraih lengan Umji dan membawanya keluar dari kamar tersebut.

Niatnya, mereka akan kembali pulang.

Umji yang di perlakukan seperti itu hanya menyipitkan mata, masih keheranan juga ... Tapi, dia bisa apa?

Mungkin dia emang enggak perlu tahu tentang ini.

•••

"Sepertinya bahan-bahan dapur sudah habis, mau antar saya belanja?"

Umji mengangguk antusias, urusan belanja-belanja ... Dia pasti terus semangat, yang terpenting bisa beli ini dan itu. "Ayo aja ... tapi Mas traktir es krim lima bungkus, ya?"

Suga mengangguk, dan menepikan mobilnya di depan toko supermarket dekat rumah.

"Mas, biar aku aja yang bawa keranjangnya, ya?" Umji mengerucutkan bibirnya, ketika mendapati respon dari pria di sebelahnya yang menggelengkan kepala.

"Enggak usah, kita pakai trolley belanja saja, supaya tidak--"

"Aku boleh naik ke dalemnya 'kan, Mas?"

Suga mengerutkan dahi, kemudian kembali menggelengkan kepala pelan. "Kamu memang enggak pernah berubah sedari dulu."

"Hah ...?"

"Sudah cepat, ambil trolleynya disana!" Umji lagi-lagi cuma mengangguk antusias, dan dengan segera mendekat ke tempat trolley belanja.

Umji kemudian menghampiri pria berkulit putih pucat itu, kembali dan memegang lengannya. "Mas ... udah nih, sekarang belanja apa dulu?"

"Untuk seminggu, kita makan sayuran saja ... lebih sehat juga."

Mendengarnya, wanita itu menunduk. "Ih ... maaf Mas, pasti gara-gara ada aku di rumah Mas ... jadi Mas kehabisan uang, ya?" Suga menoleh kearah Umji seraya mengernyitkan kening.

"... Tidak."

"Tapi, kenapa Mas cuma mampu beli sayuran aja?" setelah mendengar perkataan yang di lontarkan Umji, pria itu kemudian terkekeh pelan. "Kalau saya kehabisan uang, mana mungkin bawa kamu kesini. Lagi pula, kamu 'kan banyak makan."

Umji yang semula menunduk, kemudian mendongak dan menarik kedua sudut bibir ke bawah.

"Ya maksud aku ... beli daging Mas ... bosen, dari kemarin-kemarin di kasih rumput terus, emang aku hewan?"

"Itu bukan rumput, namanya daun bayam," ralat Suga yang kini tengah memilih sayur-sayuran di dalam etalase toko.

"Ya, tetep aja ... rasanya hambar, enggak enak. Beli daging sapi aja Mas, belum pernah aku di kasih makan yang kayak gitu sama, Mas?"

Akhirnya, Suga menghela napas, dan mengambil beberapa daging yang masih terbungkus ke dalam trolley belanja.

"Mas emang perhatian, deh ... hehehe ... jadi makin saya, sini-sini aku peluk dulu!" Mengindahkan itu, Suga hanya meringis kecil dan jalan lebih dulu seraya mendorong trolley belanja.

"Ini di tempat umum, Dek ... saya malu."

.
.
.

Bersambung ....

A/n: Mas Suganya lagi shy shy cat 🙄😂

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

See you!

GULA PASIR [UMGA/SUMJI] ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ