Ke-14: Hari ini, Mas Suga nyebelin!

365 72 9
                                    

Berbeda dengan kemarin-kemarin, pagi ini Umji dibuat kesal sama Mas kesayangannya, Suga.

Iya, pria itu meninggalkan Umji sendiri di rumah dengan Bi Inah. Padahal ... Umji 'kan maunya bareng ke sekolah, ya ....

Tadi, waktu Umji tanya ke Bi Inah, kemana Suga, dan ternyata pria itu nyuruh Umji untuk datang ke sekolah naik angkutan umum, dan Suga berangkat lebih dulu.

Padahal, apa susahnya sih cuma nunggu Umji siap-siap selama 23 menit? Kayaknya rugi banget, ya .... Emang, sih, dari kemarin Mas Suganya ini sudah aneh banget.

Tiba-tiba marah gitu, padahal Umji 'kan enggak salah, ya ...

Bahkan, Suga juga niat sekali, sampai-sampai ngasih uang gitu buat Umji untuk naik angkutan umum. Tanpa diberi juga, Umji udah punya uang kok cuma buat naik angkutan umum.

"Yaudah, Bi ... Yaisha pergi dulu, ya ...." Ucapannya hanya dibalas kata iya oleh sang empu dari dapur sana.

Pokoknya, liatin aja kalau nanti ketemu sama Mas Suga di sekolah! Gak akan Umji kasih longgar!

Sekarang itu emang hari Senin, jadi anak-anak kelas 9 bagian yang menjadi petugas upacara di minggu ini. Umji jadi malu sendiri, saat dia menyita seluruh perhatian anak-anak yang lagi latihan buat upacara.

Bukan apa-apa, masalahnya cuma Umji aja yang lewat lapangan utama di jam ini, mungkin guru-guru yang lain udah pada datang.

"Bu Umji!" Atensinya menoleh, menatap kearah seorang anak laki-laki yang menghampiri dirinya. "Saya Sanha, Bu! Masih inget 'kan? Sini saya bawain tasnya ibu!"

Oh ... Sanha ternyata, tentu aja, Umji enggak akan lupa kalau sama Sanha, bahkan Umji sudah tulis di buku catatannya kalau Sanha ini anak paling modus ke dia.

Contohnya sekarang, maksa-maksa mau bawain tas Umji dan anter ke kantor. Dih, padahal dia juga udah diteriaki temennya untuk latihan upacara.

Sok-sokan bilangnya dia enggak sibuk. Umji kembali menggeleng untuk meyakinkan Sanha jika dia bisa sendiri, toh setip harinya 'kan Umji emang sering bawa tas kayak gini.

"Udah-udah, kamu latihan aja, tuh ... udah di panggil sama temen kamu, pokoknya awas aja kalau upacara nanti penampilan kamu jelek." Mendengar itu, Sanha hanya terkekeh kecil. "Siap, Bu! Kalau gitu saya latihan dulu, ya? Maaf enggak bis--"

"Iya, enggak apa-apa, aku udah biasa kok kayak gini ...."

Setelah obrolan singkat keduanya selesai, Umji memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju kantor guru. Pokoknya, awas aja kalau ketemu Suga.

Tapi nihil, sesampai di kantor pun, Umji masih tidak melihat batang tubuh milik pria itu. "Nyari siapa, Ji?" ini suara Jungkook, yang sedang duduk di samping meja Eunha.

Melihatnya, Umji langsung menerbitkan senyum dan menghampiri kedua individu tersebut. "Enggak, kok ... eh tumben banget kalian ini akur? Biasanya Kak Eun suka--"

"Apaan, sih? Aku juga cuma lagi ada butuh aja sama Jungkook. Iya 'kan? Kalau enggak butuh, sebenernya males ngomong berdua sama dia." Umji tidak menggubris perkataan wanita berambut sebahu tersebut, hanya menatap Eunha dengan pandangan menjengkelkan.

Perdebatan keduanya membuat Jungkook tersenyum kecil. "Dia emang lagi jinak aja sama aku, Ji ... makanya pengen deket-deket gini."

Eunha memukul pelan lengan Jungkook, sehingga membuat sang empu sedikit meringis. Umji menatap Eunha, barangkali wanita itu tahu dimana keberadaan Suga.

"Kak Eun ... atau Mas Jung, kalian ada liat Mas Suga? Daritadi aku nyari ternyata enggak ketemu." Eunha mengangkat bahu tidak tahu, dan Jungkook menunjuk kearah meja yang berada di depan Umji.

Atensinya ikut memperhatikan meja ini. "Sudah ada tasnya disana, berarti Suga emang sudah datang ke Sekolah. Cari aja di kantin, bisa aja dia sarapan ... mungkin?"

Umji mengangguk, benar juga ... Apalagi, kata Bi Inah kalau Suga itu berangkat tanpa sarapan. "Yaudah deh, Mas Jung! Makasih, ya ... aku mau coba cari aja di kantin."

"Eh, tapi, Ji ... Suga biasanga sarapan atau makan siang di kantin belakang, dekat kelas 7-M, kita sering nongkinya disana." Umji kembali mengangguk. Tidak bisa diragukan, Jungkook sama Suga ini emang dekat.

•••

Kalau orang yang punya kelebihan, mungkin sekarang sudah ketakutan melihat Umji, menatap kearah dua individu yang sibuk sarapan berdua itu dengan bola mata yang memerah padam, tanduk iblis yang mulai muncul, dan kobaran api di belakangnya.

Bisa deskripsikan jika Umji sedang bagaimana? Ya! Marah.

Tentu saja! Tadi pagi, Suga rela meninggalkan dia untuk pergi ke Sekolah lebih dulu, dan sengaja tidak memakan sarapan yang dibuat oleh Bi Inah.

Itu karena, pria tersebut sudah memiliki janji untuk sarapan berdua dengan Bu Jennie di kantin belakang! Oh, apa jangan-jangan ini alasan Suga meninggalkan Umji juga? Jemput Bu Jennie untuk berangkat bersama ke Sekolah?

Aih, Umji sudah seperti sedang memergoki pacar yang sedang selingkuh aja. "Hari ini, Mas Suga nyebelin!"

.
.
.

Bersambung ....

A/n: Maklumin aja Dek Umji ... Mas Sugamu itu masih agak temperamen, soalnya dia ngira kalau kamu itu Yewon, anak dari istri lain Ayahnya 😌

Wkwkwk...

Berikan semangat untuk Dek Umji!

Eh sebentar, akunya mau promosi dulu

Barangkali bisa mampir ke lapak Adeknya si Gula Pasir ini 😂

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Barangkali bisa mampir ke lapak Adeknya si Gula Pasir ini 😂

Hehhee

Jangan lupa tinggalkan jejak untuk chapter ini^^

See you!

GULA PASIR [UMGA/SUMJI] ✔️Where stories live. Discover now