Ke-22: Dia cuma milik Umji!

371 67 4
                                    

Sekarang sudah jam tiga lewat enam, sehingga seluruh Anak-anak kelas 7 dan 8 di suruh mengerjakan beberapa misi yang berhubungan dengan hutan disini.

Umji bertugas untuk menjaga hutan bagian dekat tenda, yang ditandai oleh pita berwarna biru.

Sebenarnya, itu buat petunjuk Anak-anak supaya tidak tersesat jika kembali dan pergi.

Rencananya, Umji emang mau jauhin Suga sementara, lagi enggak mau ketemu sama pria itu.

Bukan apa-apa, pokoknya ... Umji merasa asing jika berdekatan dengan Suga. Rasa asing yang muncul, mungkin?

Ah ... Umji enggak tau.

"Ji, jaga disini, ya?" suara Yerin yang membuat wanita itu menoleh, kemudian mengangguk.

"Iya, Kak! Kalo Kak Yer jaga dimana?"

"Agak dalem dari hutan, untungnya sama Yuju juga ...."

Umji hanya mengangguk mengerti, memang iya ... Umji jaga sendiri karena dia berjaga di dekat tenda, ramai suasananya, jadi enggak perlu takut dan khawatir.

Berbeda dengan Yerin, yang jaga di dalam hutan. Disana memang agak sepi, maka dari itu di tugaskan jaga dua orang.

Sebenarnya, Umji pengen banget jaga di dalam, enggak apa-apa walaupun sepi.

Umji pengen sama Yerin, nantinya bisa ngobrol-ngobrol bareng, jadi enggak bosan waktu jaga.

Tapi, gimana lagi? Udah dibagi tugas juga, masa harus ngebantah?

Yerin kemudian izin kepada Umji untuk pergi, dan hanya dibalas anggukan olehnya.

Pada akhirnya, perlahan Anak-anak kelas 8 yang di perintahkan untuk menjalankan misi pertama, sebelum anak kelas 7.

Setelah di bagi kelompok yang berisikan anggota 10 orang per-kelompok, mereka di setiap kelompoknya harus pergi mencari benda-benda yang di sembunyikan dalam hutan.

Terus, di kasih ke guru yang jaga di hutan itu, nantinya.

"Ini, Bu ... saya dapat ini, benda yang di sembunyikan termasuk ini juga, kan?" Umji menatap benda yang disondorkan anak murid kelas 8.

Kemudian menggeleng pelan. "Itu cuma batu biasa, kok ... benda-benda yang dicari di sebelah sana, aku cuma jaga aja disini, enggak pegang tugas apa-apa lagi," jelasnya yang hanya di angguki oleh anak perempuan itu.

Kemudian, mereka pergi dari hadapan Umji. Hari sudah sore juga ... Sudah jam setengah empat disini.

Umji juga udah pegal-pegal kaki, karena terus-terusan berdiri jaga disini.

Pengennya, sih ... Bisa duduk sebentar di atas tenda, udah gak nahan juga sakitnya. Harus pinjem kayu putih Yerin, deh nanti kalau udah istirahat.

Tidak terasa, hari semakin sore, karena banyaknya Anak-anak yang mengikuti perkemahan hari ini, jadi Anak-anak kelas 7 menjalankan misi besok pagi.

Umji sedikit bersyukur, akhirnya ... Waktu yang di tunggu-tunggu, makan dan istirahat, udah tiba.

"Nunggu lama, Ji? Udah yuk, ke tenda! Kebetulan Eunha yang bagi makanan, kita di suruh tunggu aja di sana."

Mendengar suara Yerin, membuat wanita itu langsung saja mengangguk, dan menggandeng lengan kanan Yerin.

"Kak Yer, bawa kayu putih? Kaki aku pegel-pegel, Kak! Dari tadi jaga terus, enggak ada istirahatnya ... ngantuk pula," jelas Umji yang hanya ditanggap dengan kekehan kecil dari Yerin.

"Iya, aku bawa ... nanti aku bantu pijitin, deh, mau?"

Tentu saja, siapa yang ditawari begitu, tidak mau? Umji mengangguk antusias dan segera pergi menuju tenda.

Setelah sampai, kebetulan Yuju ada disana, dan bilang kalau tadi Eunha udah bagiin makanannya masing-masing.

Umji yang memang notabenya sedari tadi sudah merasa lapar, langsung mengambil satu kotak berwarna putih polos dan membukanya.

Lumayan, sih ... Umji dapet daging ayam paha, nasi, tomat, mentimun yang sudah di potong, dan air mineral.

"Makasih, Kak Ju!" ucapnya pelan, dan hanya diangguki oleh Yuju. Umji sengaja duduk di tenda dekat sebelah Yerin, enak aja gitu ....

Apalagi, Yerin dan Umji udah deket banget dari waktu pertama Umji masuk kerja di Sekolah Navillera.

"Kak Yer, beneran mau pijit aku?"

"Iya, janji ... apalagi, nanti malem jam setengah satu kamu jaga lagi, Ji ...."

Umji cuma mengangkat sebelah alis, sudah begitu langsung ikut manggut-manggut.

Benar, nanti akan ada acara jurit malam, katanya sih begitu ....

Umji suka parno sendiri kalau udah menyangkut hal begituan, walaupun emang enggak bisa ngebantah, apalagi ... Umji cuma tugas jaga aja, enggak kayak Anak-anak yang harus keliling hutan malam-malam.

Masa Umji kalah sama mereka?

"Eh, Ji ... kamu enggak mau makan deket Pak Suga aja, gitu? Daritadi ... Bu Jennie nempel-nempel mulu, tuh!"

Umji yang hanya diperingati seperti itu, cuma diam dan memilih menghabiskan makanannya.

Masa bodoh, dia juga enggak peduli lagi, mau Suga dekat sama Bu Jennie atau orang lain, itu bukan urusan Umji.

Kalau pun nanti Umji emang beneran Adiknya Suga. Hanya sebatas itu, enggak bisa lebih.

"Enggak apa-apa, kok ... urusanku apa, coba?"

Yerin yang memang cepat peka, wanita itu segera mengerutkan dahi. Umji itu terkenal karena sifat bucinnya kepada Suga, tumben-tumbennya 'kan kayak gini?

Wanita itu menoleh, ketika dirasa kalau Yerin menyentuh bahunya. "Kenapa, Kak?"

"Kamu lagi kenapa, Ji? Ada masalah ...?"

Umji cuma ketawa kecil, lalu menggeleng pelan. "Kak Yer ini kenapa, sih? Aku enggak apa-apa, kok ...."

"Kalau ada masalah bilang, Ji ... aku 'kan sahabat kamu, masa enggak percayaan, sih?"

"Enggak apa-apa ... aku serius, deh!"

Yuju hanya menyimak sedari tadi, kemudian ikut membuka suara. "Cewek emang gitu, Yer ... suka bilang gapapa, padahal ada apa-apa!"

Mendengarnya, Yerin dan Umji cuma terkekeh pelan. "Kayak kamu bukan cewek aja, Ju!" balas Yerin yang kemudian tidak dijawab kembali oleh wanita itu.

Umji menghela napas pelan, sebenarnya, dia enggak suka kalau Mas kesayangannya itu deketan sama Bu Jennie.

Pokoknya, Suga cuma milik Umji aja, gitu ....

Walaupun Umji enggak ada hak apa-apa atas Suga.

.
.
.

Bersambung ....

A/n: pengen cuma miliki dia seorang diri, padahal bukan siapa-siapanya.

Emang suka sakit, sih ....

😂

Oh iya, Happy anniversary untuk BTS, ya! 💕💕💕

Wuahhh, yang ke tujuh tahun, kan, ya???

Spesial sih update nya hari ini, tuh ....

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

See you!

GULA PASIR [UMGA/SUMJI] ✔️Where stories live. Discover now