Ke-10: Mas Suga aneh banget

419 79 16
                                    

Happy Eid Mubarak manteman!!! Enggak kerasa ya, waktu cepat berlalu ... Hehe^^

.
.
.

Setelah malam panjang yang mereka berdua lewati, akhirnya pagi sudah datang. Jangan sampai Umji terlihat memiliki mata panda, nanti gimana kalau bikin Yerin khawatir?

"Kita enggak usah pergi mengajar ke sekolah dulu, menurut saya ... lebih baik kamu istirahat saja." Umji mendongak, kenatap pria di hadapannya.

Satu gelengan dari wanita itu, membuat Suga menyipitkan mata. "Kenapa? Kamu masih tetap mau mengajar, Dek?" yang ditanya mengangguk, seraya membuka suara. "Aku mau konsisten kerja, Mas ...."

"Bukan begitu, matamu terlihah aneh, Dek Umji ... kamu juga tidak tidur semalaman, apalagi, saya juga mengayomi kamu, jangan sampai demam."

Mengindahkan itu, Umji mengerutkan dahi. Tidak, bukan apa-apa, tapi ... Kenapa Suga bisa tau? Umji memang akan deman esok harinya, jika tidak tidur semalaman.

Dan ... Suga tau itu?

Ah, aneh ....

"Kok, Mas bisa tau kalau aku bakalan demam kalau enggak tidur semalaman?" Pria itu terdiam, sedikit bergelut dengan pikirannya sendiri. Benar juga, dia tau darimana soal ini?

Masih memikirkan apa yang harus dijawab, namun Suga akhirnya membuka suara. "Eumm ... itu, kemarin saya tidak sengaja menyentuh keningmu, dan ...."

"Enggak apa-apa, kok ... aku baik-baik aja, aku mau ngajar ya, Mas?" Suga menggelengkan kepala. "Lebih baik ke dokter daripada harus mengajar, jangan sampai kamu membuat saya repot di sekolah nanti."

Umji diam, kemudian mengangguk. Ah ... Suga imut jika sedang khawatir seperti ini, terlihat seperti anak kucing yang sedang merajuk.

Eh tapi, Suga juga sangat perhatian. Sampai memegang kening Umji juga, pria itu sedikit merasa bingung, ketika melihat Umji yang tengah tersenyum dengan sendirinya.

"Kamu tidak apa-apa, Dek? Jangan sampai gila hanya karena demam." Umji hanya cengengesan kecil. "Yaudah deh, Mas! Dedek Umjinya mau ke kamar dulu, istirahat!"

Suga hanya mengangguk, kesal juga ketika rasa kepedean Umji sudah muncul. Untungnya, dia sudah terbiasa.

Agak aneh juga, Suga hanya mengikuti dulu bagaimana adiknya, dia akan demam jika malam tidak tidur. Kenapa ... Umji terlihat seperti adiknya, sih?

•••

Umji sedikit merasa aneh, lantaran, Suga yang kini tengah merawatnya, ah ... Benar, Umji demam sekarang.

Tubuhnya lemas, badannya hangat, dan jangan lupakan bibirnya pucat pasi. Suga juga terlihat seperti menjaganya untuk hari ini, padahal ... Sudah berulang kali Umji menyuruh pria itu untuk pergi mengajar.

Namun, alasannya selalu sama. "Saya akan merawat kamu sampai sembuh, kalau enggak, nanti kamu repotin saya."

Padahal, Umji juga 'kan udah dewasa, bisa rawat diri sendiri. Enggak perlu yang namanya repotin orang lain. Suga itu ... Bilang aja kalau dia emang peduli sama Umji!

Lagipula, Suga juga tahu persis seperti apa yang Umji butuhkan saat sakit demam seperti ini. Pelukan hangat, Umji membutuhkan yang satu itu, tapi tidak mungkin juga mendapatkannya dari Suga.

Dulu, ketika dia demam, pasti akan dipeluk seharian oleh Ayah atau Bunda. Huh ... Sekarang Umji tahu, semuanya sudah berubah dan berbeda. Rasanya, ingin sekali kembali ke masa lalu.

Umji enggak mau dewasa.

"Mas, udah deh ... ngapain mondar-mandir terus disana? Pusing aku liatnya." Iya, sedari tadi Umji terus berbaring di atas tempat tidur, begitu pula dengan Suga yang tidak henti berjalan berkeliling di kamarnya.

Seperti memikirkan sesuatu cara. Yang diperingati menoleh, kemudian melakukan hal yang sama kembali. Umji menyerah, susah memang menghadapi Suga ini. Wanita itu sedikit mengerutkan dahi, ketika Suga berhenti dan menatapnya.

"Dek Umji, butuh pelukan?"

"Eh?"

Umji diam, masih melihat kearah Suga yang juga masih berdiri di hadapannya. Bukan begitu, Suga itu aneh hari ini. Tahu benar, apa yang Umji butuhkan. "Mas Suga kenapa?"

Hanya memastikan, apakah ada yang salah dari pria di hadapannya ini, tumben banget baik sama Umji. Menyadari itu, Suga kemudian menggaruk tengkuknya. "Eh ... itu ... maksud saya, pelukan teman?"

Umji terdiam, antara jawab ya dan tidak. Tapi, akhirnya mengangguk. "Baiklah ... kesini, Mas! Peluk Dedekmu ini!"

.
.
.

Bersambung ....

A/n: Akhirnya, mereka berpelukan seperti teletubbies dan hidup bahagia bersama 🤗

😌🙃😌

Jangan lupa tinggalkan jejak^^

See you!

GULA PASIR [UMGA/SUMJI] ✔️Where stories live. Discover now