I love u princess 13 of 5-2

3K 22 0
                                    

Angin malam musim gugur menusuk kulit evelyn yang tengah memandang bulan sabit di balkon kastil. Sudah berjam-jam dia hanya berdiam seperti itu, alvin dan orang tuanya di buat cemas karena evelyn selalu menolak untuk makan.

"Hei putri nakal? Apa kau tidak lelah dan kedinginan?" Alvin menyampirkan mantel tebal di bahu evelyn.

Evelyn terkaget dari lamunanya "A..alvin.."

"Kau mendengar pertanyaanku?" Alvin menatap khawatir.

"Apa yang kau tanyakan alvin?" Evelyn tersenyum.

"Apa kau ingin melihat kakakmu ini mati karena cemas melihatmu?" Alvin benar-benar cemas bercampur kesal.

"Aku mohon kau jangan berkata seperti itu." Tiba-tiba evelyn menangis dan memeluk erat kakaknya.

Alvin menghela nafas "Huh... Jangan menangis evelyn tulangku terasa hilang bila melihatnya, kau harus makan lalu beristirahat sekarang." Alvin mengusap air mata evelyn lalu mengajaknya ke dalam.

"Tapi aku..."

"Tidak ada bantahan atau aku akan memaksamu pulang ke istana venella sekarang juga." Ancam alvin.

Tentu saja evelyn menolak kembali ke istana venella saat ini karena dia berjanji akan menunggu alex di sini.

"Baiklah." Evelyn berkata lemas sedang alvin tersenyum penuh kemenangan.

Alvin benar-benar memastikan evelyn memakan makan malamnya.

"Ayo habiskan." Alvin menyuapi evelyn makan.

"Alvin aku sudah kenyang" Evelyn merajuk untuk kesekian kalinya.

"Habiskan atau.." Alvin tersenyum jahil.

"Huh.. Kau memang kakak yang cerewet." Evelyn terpaksa membuka mulutnya.

"Apa? Kau bilang apa?" Alvin memasukan suapan terakhir dan mulai menggoda evelyn.

"Kau kakak yang sangat cerewet." Evelyn tersenyum lalu meminum minumannya sampai habis.

"Kau Memang adikku yang susah di atur wajar saja kalau aku jadi cerewet. Hei kau bilang apa? Aku cerewet?" alvin pura-pura marah, evelyn tertawa melihat wajah kakaknya yang pura-pura kesal.

"Kau harus di hukum." Alvin tersenyum jahil lalu menggendong evelyn kekamarnya.

"Turunkan aku alvin, kau mau membawaku kemana?" Evelyn meronta.

"Diamlah anak nakal aku sudah lama tidak menggendongmu. Hmmm sekarang kau jadi berat sekali." Alvin melangkah menaiki tangga.

"Tentu saja aku kan sudah besar. Alvin sepertinya tubuhmu bertambah tinggi tapi lihat matamu apa kau lelah?" Evelyn menyentuh kantung mata alvin.

"Ya dan ini karena kau anak nakal. Mulai sekarang kau harus menurut padaku berhentilah membuatku cemas. Alex akan sedih bila terjadi sesuatu padamu." Alvin memandang mata ungu evelyn.

"Ya alvin, aku akan menurut padamu." Evelyn menjawab lemas.

"Apa kau merindukannya?" Alvin tiba-tiba bertanya.

Wajah evelyn memerah karena malu, alvin hanya tersenyum melihatnya.

"Tidurlah adikku besok ada kejutan untuk mu." Alvin menurunkan evelyn di tempat tidur lalu menyelimutinya.

"Kejutan apa?" evelyn penasaran.

"Lihat saja besok." Alvin tersenyum.

"Bolehkah kami tidur bersamamu malam ini putriku?" Dari arah pintu raja kevin dan ratu nesha tersenyum.

Alvin dan evelyn kaget.

"Tentu saja." Evelyn tersenyum.

"Aku.. Aku.. Bolehkah malam ini aku tidur di sini juga?" Kata alvin semangat.

"Apa? Yang benar saja sayang tempat tidurnya tidak cukup." Ratu nesha tampak kaget alvin cemberut menanggapinya.

"Ha..ha..ha.. Tentu saja bisa. Pengawal pindahkan tempat tidur di kamar sebelah sekarang." Raja kevin tertawa.

"Ayah itu merepotkan, aku akan tidur di sofa itu saja. Pengawal tolong pindahkan sofa itu ke sini." Alvin menunjuk ke samping tempat tidur. Para pengawal sempat bingung lalu raja kevin tersenyum dan mengangguk.

"Bisakah setiap malam seperti ini ibu?" Evelyn bergelayut manja.

"Tentu saja, apapun untukmu asal kau mau berjanji pada kami." Ratu dan raja tersenyum alvin sudah merebahkan badanya di sofa empuk dan besar.

"Janji apa bu?" evelyn menatap ingin tau.

Ratu nesha berkata "Kau harus kembali menjadi putri kami yang ceria dan..."

"Nakal." Kata alvin cepat.

"Alvin.." Evelyn cemberut.

"Dan tidak boleh melamun apalagi menolak makan." Raja menambahkan.

Evelyn menerawang berusaha memendam perasaan rindu yang bergejolak di hatinya, evelyn terlalu cemas dan terlalu takut alex tidak akan kembali kesisìnya.

"Sayang?" Ratu menarik evelyn ke pelukannya.

"Aku berjanji bu, aku akan berusaha." Evelyn memaksa tersenyum.

"Baiklah saatnya tidur." Ratu nehsa menyelimuti alvin lalu membelai rambutnya sekilas.

"Tidurlah pangeran tampan ku." Ratu nesha tersenyum lalu berbaring di sisi evelyn begitu pula raja kevin.

"Tidurlah putri cantikku." Ratu nesha mengecup kening evelyn.

"Jangan lupakan aku." Kata raja manja. Alvin dan evelyn segera memandang pada orang tuanya lalu berusaha menahan tawa.

"Ada anak-anak." Kata ratu mengedipkan sebelah matanya pada raja. Alvin dan evelyn tertawa melihat ayahnya cemberut.

"Tidurlah ayahku yang gagah dan tampan." Evelyn mengecup pipi raja kevin dan semua tertawa.

Di dalam hati evelyn tidak bisa melepas bayangan senyum alex yang menggoda 'Alex kau sedang apa?' Evelyn berkata di dalam hati sambil tersenyum menyembunyikan perasaannya.

***

Sudah berjam-jam alex berjalan menyusuri goa hingga akhirnya mereka melihat setitik cahaya di ujung mulut goa.

"Kita hampir sampai pangeran." Paman gheral mempercepat langkahnya.

Alex bernafas lega karena dari tadi dirinya merasa was-was mengingat perjalanannya yang tidak biasa.

Paman gheral mematikan obornya.

"Selamat datang di hutan selatan negri napolly pangeran." Paman gheral bernafas lega.

Alex memandang sekitarnya tanpa suara. Hamparan pohon raksasa yang gelap membuat bulu kuduknya merinding.

"Jangan takut pangeran ini wilayah teraman yang kita miliki. Ayo kita turun aku yakin mereka sudah menunggu"

I love u PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang